UPAYA DAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI KONFLIK MANUSIA-GAJAH (Elephas maximus sumatranus) DI PROVINSI ACEH

Kaniwa Berliani, Hadi S. Alikodra, Burhanuddin Masy'ud, Mirza Dikari Kusrini

Abstract


Konflik manusia-gajah terjadi karena gajah keluar dari kawasan hutan sebagai habitat utamanya lalu melakukan pergerakan masuk ke areal pertanian, perkebunan dan pemukiman masyarakat yang menimbulkan kerusakan yang berdampak kerugian sosial ekonomi. Untuk mengurangi dampak kerusakan tersebut masyarakat telah melakukan berbagai upaya mitigasi yang berbeda pada setiap daerah. Penelitian tentang upaya dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi konflik manusia-gajah di provinsi Aceh telah dilakukan dari bulan Agustus 2013 sampai April 2014. Lokasi ditentukan secara purposive sampling dengan memperhatikan daerah yang terkena dampak konflik manusia-gajah, yaitu di Cot Girek-Aceh Utara, Mane-Pidie, Meureudu-Pidie Jaya, Sampoiniet-Aceh Jaya dan Pantai Ceureumen-Aceh Barat. Pengumpulan data dari 150 responden melihat upaya mitigasi konflik manusia-gajah yang dilakukan masyarakat dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi konflik manusia-gajah. Upaya mitigasi yang paling banyak dilakukan masyarakat yaitu menghidupkan petasan atau meriam atau obor pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sampoinet (80%), Cot Girek (53.33%), Mane (53.33%) dan Meureudu (26.67%). Sedangkan di Pante Ceureumen banyak yang membuat pagar berduri (63.33%) untuk melindungi tanaman komoditi dari kerusakan yang dilakukan gajah. Pembuatan parit dilakukan di Cot Girek (3.33%) dan Pante Ceureumen (3.33%). Upaya menghadapi gajah dengan supranatural juga dilakukan oleh masyarakat Meureudu (20%), Pante Ceureumen (13.33%) dan Mane (3.33%). Peran serta masyarakat yang paling aktif dalam pengusiran gajah yaitu masyarakat di Kecamatan Cotgirek (63.33%), Sampoinet (56.67%) dan Mane (53.33%). Pemilihan intervensi dalam upaya mitigasi konflik seharusnya tidak hanya tergantung pada keefektifannya tetapi juga keberlanjutannya. Hal ini harus mengacu pada suatu upaya mitigasi konflik yang strategis yang memihak kepada kesejahteraan manusia dan manajemen konservasi secara optimal.Untuk membuahkan hasil yang maksimal dari mitigasi konflik manusia-gajah diperlukan dukungan, kerjasama secara terbuka dan peranserta aktif dari masyarakat atau pemukim yang terlibat konflik, pemerintah kabupaten, instansi terkait dan lembaga swadaya masyarakat yang perduli terhadap menanggulangi konflik manusia-gajah.

Full Text:

PDF

References


[ACCI] Aceh Climate Change Initiative. 2014. Recapitulation of human-elephant conflict. Unpublish Report. Banda Aceh.

Alikodra, HS. 2010. Teknik Pengelolaan Satwaliar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. IPB Pres. Bogor (ID).

Alikodra, HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Azmi W. 2015. Kertas Konsep Program Kerja Conservation Response Unit. Annual proggres report. Yayasan Resolusi Gajah Indonesia (REGAIN). Banda Aceh. Tidak diterbitkan.

Boafo, Y., U.F. Dubiure, E.K.A. Danquah, M. Manford, A. Nandjui, E.M. Hema, R.F.W. Barnes B. Bailey. 2004. Long-term management of crop raiding by elephants around Kakum Conservation Area in southern Ghana. Pachyderm 37: 68-72.

Boominathan, D., N. Mohanraj, T. Aziz. A. Desai. 2008. Management of the Asian elephant in the Nilgris and Eastern Ghats: human-elephant conflict in Somwarpet Subdivision (Madikeri Forest Division). WWF AREAS.

Bungin B. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi,Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta (ID): Kencana.

[DEPKEHUT] Departemen Kehutanan. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan 2007-2017. Dirjen PHKA. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Haris Z. 1988. Operasi ganesa. Alumni. Bandung.

Fernando, P., E. Wickramanayake, D. Weerakoon, LKA. Jayasinghe, M. Gunawardene. HK. Janaka. 2005. Perceptions and patterns of human-elephant conflict in old and new settlements in Sri Lanka: insights for mitigations and management. Biodiversity and Conservation 14: 2465-2481.

Hedges S, Tyson. MJ, Sitompul. A,F, Kinnaird. M,F, Gunaryadi. D, Aslan. 2005. Distribution, status, and conservation needs of asian elephants (Elephas maximus) in Lampung Province, Sumatra, Indonesia. J. of Bio Conserv,124: 35-48.

Hoare, RE. 1999. Determinants of human-elephant conflict in a land-use mosaic. Journal of Applied Ecology 36: 689-700.

[IUCN] International Union for Conservation of Nature. 2006. Asian Elephant Range States Meeting, 24-26 January 2006, Kuala Lumpur, Malaysia: Report. Switzerland.

Leimgruber P, Gagnon JB, Wemmer C, Kelly DS, Songer MA, Selig ER. (2003). Fragmentation of asia’s remaining wildlands: implications for asian elephant conservation. J. of Animal Conserv 6: 347-359.

Ministry of Forestry MOF. 2008. Standart Protocol of Human Wildlife Conflict Mitigation (Peraturan Menteri Kehutanan No. 48 thn 2008). Jakarta, Indonesia.

Nazir M. 2003. Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nyhus PJ, Sumianto, Tilson R. 2000. Crop raiding elephant and conservation implication at Way Kambas National Park, Sumatera Indonesia. J. of Oryx vol. 34 no. 4. 262-274.

Nyhus PJ, Tilson R. 2004. Agroforestry, elephants, and tigers: balancing conservation theory and practice in human-dominated landscapes of Southeast Asia. J.Agree.104: 87-97.

Ogada M, Woodroffe R, Oguge N, Frank G. 2003. Limiting depredation by African carnivores : the role of livestock husbandry. Conservation Biology, 17(6): 1521-1530.

Oliver RCD. 1980. Reconditing elephant conservation and development in Asia, ecological bases and possible approaches. In :mProc.Vth. Symp. Trop.Ecol. Ed. J.I. Furtado 315-322. Kuala Lumpur. Malaysia.

Parker, G.E., F.V. Osborn, R.E. Hoare and L.S. Niskanen. 2007. Human-elephant conflict mitigation - a training course for community based approaches in Africa: Participant's Manual.

Rood J, R.Singh. 2008. Asian elephant (Elephas maximus) in the Rajaji National Park. J.of America Science 4: 34-48.

Santiapillai C, Jackson P. 1990. The Asian Elephant: An Action Plan for its Conservation. IUCN/SSC Asian Elephant Specialist Group. IUCN, Gland Switzerland.

Santiapillai C, Widodo R. 1993. Why do Elephants Raid Crop in Sumatra. Gajah journal. 11. 55-58.

Sitompul AF. 2004. Conservation implication of human-elephant Interaction in two Nasional Park in Sumatra. Master of Science. Thesis. University of Georgia, Athens, GA, USA.

Treves, A., R.B. Wallace, L. Naughton-Treves and A. Morales. 2006. Co-managing human wildlife conflicts: a review. Human Dimensions of Wildlife 11: 383-396.




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v4i1.2531

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v4i1.2531.g1797

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


      

Prosiding Seminar Nasional Biotik
ISBN : 97-602-60401-3-8
ISSN : 2828-1675
Published By Biology Education Study Program Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Ar-Raniry State Islamic University Banda Aceh, Indonesia.
Email : official.semnasbiotik@gmail.com

 Lisensi Creative Commons
Prosiding Seminar Nasional Biotik : is licensed under  a Creative Commons Attribution 4.0 International License CC BY-SA 4.0