ISOLASI DAN KARAKTERISASI BIOLOGI BAKTERI ENDOFIT, FILOSFER DAN RIZOSFER DARI TANAMAN SAGU (Metroxylon sagu)
Abstract
Sagu (Metroxylon sagu) tumbuh secara alami dan menyebar di Bagian Timur Indonesia digunakan sebagai sumber makanan alternatif non-beras dan dapat diolah menjadi bioetanol. Perkebunan sagu rakyat sebagian besar dibudidayakan secara alami dan tidak ada aktivitas budidaya yang intensif sehingga memiliki tingkat keragaman flora dan fauna yang masih tinggi. Interaksi mikroba dan tanaman dapat bersifat simbiosis mutualisme dengan membantu tanaman mendapatkan unsur hara dan sebagai anti mikroba bagi patogen yang merugikan tanaman inangnya. Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri filosfer, rizosfer, dan endofit dari tanaman sagu, serta mengetahui potensinya sebagai agens pengendali patogen Fusarium sp. Pengambilan sampel dari pertanaman sagu di Kec. Wasuponda, Kab. Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Isolasi bakteri dilakukan terhadap bakteri endofit, filosfer dan rizosfer sagu. Karakterisasi bakteri dilakukan dengan uji gram, pelarut fosfat, agen antagonis, uji agar darah dan hipersensitif. Sebanyak 34 isolat didapat dari tanaman sagu sebagai bakteri endofit, filosfer dan rizosfer. Sebagian besar bakteri tidak tergolong sebagai patogen pada manusia, hewan atau tanaman. Terdapat 8 isolat bakteri yang memiliki kemampuan sebagai bakteri pelarut fosfat. Bakteri filosfer dengan kode isolat 21 memiliki kemampuan penghambatan terbesar yaitu 40% terhadap patogen Fusarium sp. yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen pengendali hayati.
Full Text:
PDFReferences
Amarillis S, Bintoro MH, Lontoh AP. 2009. Aspek Pengendalian Gulma di Perkebunan Sagu (Metroxylon Sagu Rottb.) di PT. National Timber andForest Product, Selat Panjang, Riau. Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Bogor: IPB.
Andrews JH, Harris RF. 2000. The Ecology And Biogeography Of Microorganisms On Plant Surfaces. Annu. Rev. Phytopathol. 38:145-180.
Baharuddin, Andi H, Danial R. 2014. Karakterisasi beberapa isolat Xanthomonas oryxzae L (penyebab penyakit hawar daun bakteri) pada padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) Bioteknologi dan Laboratorium Terpadu Universitas Hasanuddin. Hal: 1-11.
Gray EJ, Smith DL. 2005. Intracelluler and extracelluler PGPR: commonalities and distinctions in the plant-bacterium signaling processes. Soil Biol Biochem. 37: 395-412.
Huang JS. 1986. Ultrastructure of bacterial penetration in plants. Annual Review of Phytopatology. 24, 141- 57.
Lindow SE, Brandl M.T. 2003. Microbiology of the Phyllosphere. Apl Environl Microbiol. 69 (4):1875-1883.
Madigan MT, Martinko JM, Parker J. 2000. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Prentice-Hall. International Edition.
Purwanto UMS, Pasaribu FH, Bintang M. 2014. Isolasi bakteri endofit dari tanaman sirih hijau (Piper betle.L) dan potensinya sebagai penghasil senyawa antibakteri. Current biochemistri. 1(1): 51-57.
Ryu CM. 2003. Bacterial volatile promote growth in arabidopsis. Proc Natl Acad Sci. 100: 4927-2894.
Widodo. 2006. Peran Mikroba Bermanfaat dalam Pengelolaan Terpadu Hama dan Penyakit Tanaman. Makalah disampaikan pada Apresiasi Penanggulangan Tanaman Sayuran, Nganjuk 3-6 Oktober 2006.
Widyati E. 2013. Memahami Interaksi Tanaman – Mikroba. Tekno Hutan Tanaman. 6(1): 13-20
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v8i2.9659
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v8i1.9659.g5441
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ISSN : 2828-1675
Email : official.semnasbiotik@gmail.com
Prosiding Seminar Nasional Biotik : is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License / CC BY-SA 4.0