KONDISI DAN PROBLEMATIKA LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH
Abstract
Kasus pengawahutanan atau deforestasi di Aceh terjadi akibat tata kelola dan pengawasan hutan yang sejatinya mengalami pemunduran. Deforestasi telah menimbulkan dampak ekologi yang sangat besar. Pada akhirnya kondisi tersebut akan berdampak serius terhadap kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Aceh, dapat dikatakan bahwa persoalan lingkungan hidup di Aceh masih sangat tinggi dan pengelolaan lingkungan hidup belum mendapat prioritas dari pemangku kepentingan. Selama tahun 2018 saja, WALHI Aceh mencatat setidaknya terjadi 91 kali bencana alam yang mengakibatkan kerugian hingga mencapai Rp 969,32 miliar. Tingkat kerugian tertinggi disebabkan oleh banjir yang mencapai angka Rp 726,6 miliar. Bencana alam bisa terjadi karena ketidakseimbangan ekologi yang bisa memicu terjadinya banjir, tanah longsor, kebakaran, kekeringan, hingga konflik antara manusia dengan satwa liar. Penyebabnya antara lain karena perambahan kawasan hutan untuk pembukaan areal perkebunan dan pertambangan, termasuk pembalakan liar yang terus menerus terjadi. Setiap tahun, luas hutan Aceh terus tergerus, termasuk kawasan hutan lindung. Ditambah lagi hilangnya spesies flora dan fauna tertentu yang sebelumnya ada di kawasan tersebut.
Full Text:
PDFReferences
A. Sonny Keraf. 2010. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global, Yanisius, Yogyakarta.
Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v7i1.9700
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ISSN : 2828-1675
Email : official.semnasbiotik@gmail.com
Prosiding Seminar Nasional Biotik : is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License / CC BY-SA 4.0