KARAKTERISTIK SASTRA SUFI HAMZAH FANSURI: KAJIAN TERHADAP SYAIR PERAHU
DOI:
https://doi.org/10.22373/adabiya.v18i35.1203Keywords:
Sastra Sufi, Hamzah Fansuri, Syair PerahuAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik sastra sufi yang terdapat dalam Syair Perahu karangan Hamzah Fansuri. Metode penelitian yang digunakan adalah library research, dengan menggunakan pendekatan sastra sufi. Adapun kesimpulan yang telah diperoleh melalui penelitian ini adalah: bahwa Syair Perahu memiliki beberapa karakteristik di antaranya diawali dengan prolog sebagai kata pengatar untuk pembaca; makna simbolisme perahu sebagai seorang manusia yang hidup di atas dunia ini dan ia suatu saat ia akan hidup di alam akhirat; deskripsi tentang eskatologi alam kubur; konsep wahdatul wujud; konsep iman, tauhid dan makrifat; upaya arabisasi Bahasa Melayu. Dari hasil penelitian ini juga nampak bahwa tuduhan sesat terhadap Hamzah Fansuri oleh sebagian orang tidaklah tepat, karena ia masih memiliki iman yang kuat dan tetap melaksanakan syariat.References
Artikel ini merupakan ringkasan dari hasil laporan penelitian tahun 2011 yang disponsori oleh Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia dan telah mengalami sejumlah penyesuaian terhadap data-data yang diperlukan.
Lihat: Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia (Jakarta: Kencana, 2005); Amirul Hadi, Aceh: Sejarah, Budaya dan Tradisi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), 147-170. Abdul Hadi WM, “Aceh dan Kesusastraan Melayu†dalam Aceh Kembali ke Masa Depan (Jakarta: Kata Kita, Yayasan SET dan PT Gudang Garam, 2005), 173-276; Teuku Iskandar, Kesusastraan Klasik Melayu Sepanjang Abad (Brunei: Jabatan Kesusastraan Melayu Universiti Brunei Darussalam, t.t) 358 dan seterusnya.
Sehat Ihsan Shadiqin, Tasawuf Aceh, (Banda Aceh: Bandar Publishing, 2008), 39 dan seterusnya
Lihat: Haidar Bagir, Belajar Hidup dari Rumi (Bandung: Mizan Digital Publishing, 2015), xviii ; Aprinus Salam, Politik Sastra Negara Ideologi: Latar Sosial Politik Bangkitnya Puisi Sufi pada Tahun 1980-an hingga 1990-an (Yogyakarta: Pusat Studi Kebidayaan UGM, 2016) 47 dan seterusnya
Abdul Hadi WM, “Aceh dan Kesusastraan Melayuâ€, 182. Abdul Hadi WM, Hermeneutika, Estetika dan Religiusitas: Esai-Esai Sastra Sufistik dan Seni Rupa (Yogyakarta: Matahari, 2004), 101 dan 117.
Abdul Hadi WM, Hamzah Fansuri: Risalah Tasawuf dan Puisi-Puisinya (Bandung: Mizan, 1995), 14.
Artikel ini aslinya ditulis dalam bahasa Rusia yang dipublikasikan pada jurnal Literatura Vostoka, Moscow, tahun 1969. Lima tahun selanjutnya artikel tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris serta dipublikasikan di KITLV pada tahun 1975.
Lihat : G. W. J. Drewes and L. F Brakel, The Poems of Hamzah Fansuri, (Holand : Foris Publication, 1986).
Bahasa lain yang sinonim dengan dengan prolog adalah : mukaddimah, pembukaan, prembule atau dalam bahasa inggris biasa disebut sebagai introduction.
Pembahasan lebih lanjut seputar prolog dalam tradisi syair bangsa Arab, khususnya pada masa jahiliyyah, sedang diteliti saat ini oleh Nurhamim, salah seorang mahasiswa doktoral di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta yang judul disertasinya : Prolog dalam Syair Jahiliyyah Serta Pengaruhnya Terhadap Politik Perang Bangsa Arab Jahiliyah: Sebuah Kajian Sosiologi Sastra.
Abdul Hadi WM dan L. K. Ara, Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh¸(t. t. t, : Lotkala, 1984), hal. 31
Salah satu unsur yang terdapat dalam bahasa sebuah syair adalah estetika atau keindahan. Unsur inilah yang membedakan tulisan karya sastra dengan karya non-sastra. Dalam prolognya Hamzah Fansuri mengakui bahwa ia menggunakan nilai-nilai estetika dalam syairnya itu. Dengan demikian, pantaslah oleh para peneliti dalam bidang Sastra Melayu Klasik memberikan gelar kepada ia sebagai Bapak Puisi pertama di dunia nusantara – Melayu ini. Untuk pembahasan lebih lanjut seputar masalah ini Lihat : Sayed Naquib al-Attas, The Origin of the Malay Sha’ir, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1968), lihat juga : Vladimir I. Braginsky, Tasawuf dan Sastra Melayu, (Jakarta: RUL, 1993)
Mengenai pembicaraan lebih lanjut tentang tema ini, lihat Vladimir I Braginsky, Yang Indah, Berfaedah dan Kamal : Sejarah Sastra Melayu dalam Abad 7-19, (Jakarta : INIS, 1998), cet. I, hal : 494.
Abdul Hadi WM dan L. K. Ara, Hamzah Fansuri Penyair….. 31
Ibid, hal. 31
Ibid, hal. 31-32
Ibid, hal. 32
. http://www.islamhouse.com/p/227832, diakses pada 21 Oktober 2011
. Informasi lebih lanjut tentang alam barzah dapat dilihat : Shalih al-Tha-ie, ‘Alam al-Barzah, (Kairo: Dar al-Muhajjah al-Baidhak, 2004)
. Abdul Hadi WM dan L. K. Ara, Hamzah Fansuri Penyair….., 37-39
. Pembahasan seputar konsep wahdatul wujud menurut Ibnu Arabi yang ditulis dalam bahasa Indonesia secara sangat lengkap lihat : Kautsar Azhari Noer, Ibn al-‘Arabi Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan, (Jakarta: Paramadina, 1995), cet I. Sementara konsep wahdatul wujud menurut Hamzah Fansuri lihat : Syarifuddin, Wujudiyah Hamzah Fansuri dalam Perdebatan Para Sarjana : Kajian Hermeunetik Atas karya-Karya Hamzah Fansuri, (Jakarta: Almahira, 2011), cet I, lihat juga : M. Afif. Anshori, Tasawuf Falsafi Syeikh Hamzah Fansuri, (Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2004), cet I
. Abdul Hadi WM dan L. K. Ara, Hamzah Fansuri Penyair….., 36
. Ibid, hal. 31
. Ibid, hal. 41
. Ibid, hal. 40-41
Lihat : Cahya Buana, Pengaruh Sastra Arab Terhadap Puisi-Puisi Hamzah Fansuri, Jurnal al-Turast, volume XIV, nomor 2, Mei 2008, hal. 145
Published
Issue
Section
License
Procedure Proposed for Public Access Journals The authors of Jurnal Adabiya Journal adhere to the following terms:
a. Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication, with the work licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that permits others to share the work with attribution to the authorship and first publication in this journal.
b. Authors may enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (such as posting it to an institutional repository or publishing it in a book), with attribution to the journal's initial publication.
c. Authors are permitted and encouraged to submit their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) before and during the submission process, as this can lead to fruitful exchanges and increased citations of published work (See The Effect of Open Access).
d. Jurnal Adabiya Journal publishes, distributes, uses, and repurposes scholarly works under the CC-BY SA license or an equivalent license.