Sejarah Simeulue Pada Masa Kolonial
DOI:
https://doi.org/10.22373/adabiya.v25i1.17191Abstract
Salah satu sejarah penting untuk di teliti adalah Simeulue Pada Masa Kolonial. Adapun tujuan peneliti adalah mengangkat kembali peristiwa sejarah Simeulue pada masa kolonial, untuk penting diketahui semua kalangan, khususnya generasi muda sadar sejarah dan mereka harus melestarikan semua warisan leluhurnya. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode sejarah kritis, yang terdiri atas empat tahap, yaitu tahap pengumpulan sumber, kritik sumber, tahap interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian adalah pada masa kolonial Belanda sudah dibangun sarana transportasi laut antar pulau di Simeulue. Pemerintah Kolonial Belanda juga mengangkat 11 guru di delapan sekolah rakyat di Pulau Simeulue, enam orang berasal dari pulau Simeulue, sisanya adalah keturunan melayu atau Aceh. Pulau Simeulue masa kolonial Belanda penghasilan kayu pernah mengangkat nama baik Simeulue di mata dunia, bahkan mendapatkan gelar “Paris Van Sumatera. Pada masa pemerintahan Belanda perdagangan kopra di Simeulue sektor unggalan berkualitas ekspor. Sekitar bulan Maret 1942 tentara Jepang memasuki pulau Simeulue melalui pelabuhan Sinabang, dan membentuk pusat komandonya di kota ini. Status pemerintahan Simeulue tersebut “gun” yang dikepalai oleh “Guntyo” yang personalnya diangkat dari masyarakat pribumi (Simeulue).References
Azharuddin Agur, S.Pd Dan Kawan-Kawan. 1996 “ Bunga Rampai Sejarah Simeulue, Dalam Rangka Peresmian Kabupaten Simeulue Propinsi Daerah Istimewa Aceh” Kabupaten Simeulue-Sinabang.
Adnan Abdullah. 1994. “ Kebudayaan Suku-Suku Bangsa Di Daerah Aceh ”, Penerbit; Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh.
As’ad. Muhammad. 1984. “Kota Sinabang Studi Tentang Perdagangan Dalam Perspektif Sejarah” Pusat Latihan Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Darussalam-Banda Aceh.
Abdul Rani Usman DKK. 2009 “Budaya Aceh” Pemerintah Aceh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, Banda Aceh.
Badan Pusat Stansitik Kabupaten Simeulue Propinsi Aceh, Tahun 2010.
Drs. Darmili Bupati Simuelue. 2010 “Profil Kebudayaan dan Parawisata Simeulue Propinsi Aceh” Pemerintah Kabupaten Simeulue.
Dr.A.A. Beekman, dkk. 1935. Diterjemahkan oleh Jefta Samuel “ Simeulue Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda “ Kota Sinabang.
Drs.H. Darmili Bupati Simeulue. 2007 “Bunga Rampai Kabupaten Simeulue” Pemerintah Kabupaten Simeulue.
Jurnal Haba. 2006. “ Sejarah dan Budaya Suku Bangsa Simeulue” Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.
Koentjaraningrat, 1984. “Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan” Gramedia, Jakarta.
Jurnal Suwa. 2006. “Gambaran Umum Kabupaten Simeulue” Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Procedure Proposed for Public Access Journals The authors of Jurnal Adabiya Journal adhere to the following terms:
a. Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication, with the work licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that permits others to share the work with attribution to the authorship and first publication in this journal.
b. Authors may enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (such as posting it to an institutional repository or publishing it in a book), with attribution to the journal's initial publication.
c. Authors are permitted and encouraged to submit their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) before and during the submission process, as this can lead to fruitful exchanges and increased citations of published work (See The Effect of Open Access).
d. Jurnal Adabiya Journal publishes, distributes, uses, and repurposes scholarly works under the CC-BY SA license or an equivalent license.