Akses Perempuan terhadap Ruang Publik (Studi Kasus Coffee Shop di Banda Aceh)

Nur Azura, Abdul Manan, Ikhwan Ikhwan

Abstract


Pergeseran budaya yang terjadi ditengah masyarakat Banda Aceh yang dulunya disebut sebagai warung kopi (keude kuphi) dimana mayoritas didalamnya adalah laki-laki, dimana sekarang sudah berubah menjadi coffee shop yang pengunjungnya didominasi oleh perempuan yang menghabiskan waktu dengan berkumpul di coffee shop. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana akses perempuan terhadap coffee shop di Banda Aceh, konsep coffee shop yang ramah terhadap perempuan, dan persepsi masyarakat terhadap keberadaan perempuan di coffee shop. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa akses perempuan terhadap coffee shop di Banda Aceh telah diterima, akan tetapi kehadiran mereka masih disertai dengan kondisi-kondisi terkait soal waktu kunjungan tidak sampai larut malam kecuali mereka berhadir bersama suami atau keluarga dan pakaian yang di gunakan harus sesuai dengan Syariat Islam tidak menampakkan aurat. Konsep coffee shop ramah terhadap perempuan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja, membaca, dan produktivitas seperti tempat yang memiliki desain modern. Coffee shop menjadi tempat favorit bagi perempuan di kota-kota besar. Persepsi masyarakat di Banda Aceh terhadap keberadaan perempuan di warung kopi maupun di Coffee shop memiliki 2 pandangan yang berbeda, sebagian mengatakan baik dan sebagaian lagi mengatakan tidak baik.

------------------------------------------------------------------------------------------------

The cultural shift that occurred among the people of Banda Aceh which used to be called a coffee shop (keude kuphi) where the majority of people inside were men, has now changed to a coffee shop where more female visitors spend their time gathering in the coffee shop. This research examines women's access to coffee shops in Banda Aceh, the concept of women-friendly coffee shops, and the public's perception of the presence of women in coffee shops. The research method used is descriptive qualitative with the types of instruments used are observation, interviews and documentation. The results of the research state that women's access to coffee shops in Banda Aceh has been accepted, however their presence is still accompanied by conditions related to visiting times not until late at night unless they are present with their husband or family and the clothes they wear must comply with Sharia. Islam does not reveal the nakedness. The coffee shop concept is friendly to women which can be used for work, reading and productivity like a place that has a modern design. Coffee shops are a favorite place for women in big cities. The perception of the people in Banda Aceh regarding the presence of women in coffee shops and coffee shops has 2 different views, some say it is good and some say it is not good.


Keywords


Akses; Perempuan; Coffee Shop; Banda Aceh.

References


Aisyah, Siti. (2018) Peran Perempuan Dalam Masyarakat di Aceh (Studi kasus terhadap pandangan aktifis pusat studi wanita Uin Ar-Raniry Banda Aceh), Skripsi, Universitas Islam Ar-Raniry Banda Aceh.

Djam’an. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA.

Fauzi, Eka Perwitasari. (2019). Kedai Kopi dan Komunitas Seni sebagai Wujud Ruang Publik Modern. Jurnal Jurnalisa. Vol. 5. No. 1

Habermas, Jurgen. (1962). The Structural Transformation of The Public Sphere. (Thomas Burger trans). USA: Mit Press.

Habibie, Silmi. (2022). Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Pada Coffee Shop Di wilayah Kota Banda Aceh dalam Persfektif Akad Ijậrah ‘Ala Al-‘amal (Suatu Penelitian Di Coffee Shop Kecamatan Syiah Kuala), Skripsi, Univesitas Islam Negeri Ar-raniry, Banda Aceh.

Herlyana, Elly. (2012). Fenomena coffee shop sebagai Gejala Gaya Hidup Baru bagi Kaum Muda”, Jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ikhwan. (2020). Makna Tragedi dalam Konteks Kebudayaan (Suatu Tafsiran Bebas Terhadap Pandangan Frederich Nietzsche). Jurnal Adabiya. Vol. 22. No. 1.

Lewis, B. & Lewis, J. (2014). Health Commmunication: A Media and Cultural Studies Approach. London: Palgrave Macmillan.

Lukitaningsih dan Juliani, Devi. (2021). Warung Kopi sebagai Ruang Publik di Kota Medan dari Masa ke Masa. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Vol. 13. No. 1

Pilga Alyong Sari dkk. (2022). Coffee Shop sebagai Ruang Diskusi bagi Masyarakat Digital untuk Meminimalisir Berkembangnya Berita Hoax di Kota Pontianak. Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam. Vol. 6. No. 1

Ramadayanti, Elsa. (2022). Strategi pengembangan breaktime Coffee Shop Banda Aceh pasca covid-19 dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan ditinjau dalam perspektif ekonomi Islam, Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Sartika, Rani. (2017). Pergeseran Budaya Ngopi Di Kalangan Generasi Muda di Kota Tanjung Pinang. Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Widiatmaka, Pipit dkk (2023). Warung kopi sebagai Ruang Publik untuk Membangun harmoni Masyarakat Kultural. Jurnal SMaRT. Vol. 9. No. 1




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/adabiya.v26i2.25522

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Adabiya Adabiya Adabiya  Adabiya Adabiya

Adabiya Adabiya 

 
Tools:

Adabiya Adabiya Adabiya Adabiya Adabiya

All papers published in Jurnal Adabiya are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.