Islah Dalam Pemahaman Qur’an Hadis
Abstract
Islah is a term found in the Qur'an and the hadith of the Prophet. Islah comes from the word Ashlaha-yushlihu-ishlahan, which means repair, safety and peace. Islah according to the Qur'an is a person who always reads the Qur'an, remembrance and prayer in the quiet night. Performing islah is doing good deeds in a calm manner and state that can benefit oneself and others. Like the state of a person doing night prayers, it is a reform that is very beneficial to himself and gives good to others, because it can prevent evil deeds and provide good for safety and peace. So something can be seen as reform if it serves to bring value and benefits. On the other hand, acts that cause harm are not called reforms. Thus, the measure of a good or bad charity lies in the value of the benefits or harms it contains.
Islah adalah suatu term yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadis rasulullah saw. Islah berasal dari kata Ashlaha-yushlihu-ishlahan, yang artinya perbaikan, keselamatan dan perdamaian. Islah menurut al-Qur’an adalah orang yang senatiasa membaca al-Qur’an, zikir dan shalat di waktu malam yang tenang. Melaksanakan islah adalah melakukan perbuatan yang baik dengan cara dan keadaan tenang yang dapat memberi manfaat pada dirinya dan orang lain. Seperti keadaan seseorang mengerjakan shalat malam, adalah suatu islah yang sangat bermanfaat kepada dirinya dan memberi kebaikan kepada orang lain, karena dapat mencegah perbuatan mungkar dan memberikan kebaikan untuk keselamatan dan perdamaian. Maka sesuatu dapat dipandang sebagai islah jika ia berfungsi mendatangkan nilai manfaat. Sebaliknya, perbuatan yang menimbulkan mudarat, tidak dinamakan islah. Dengan demikian, tolok ukur suatu amal baik atau tidak adalah terletak pada nilai manfaat atau mudarat yang dikandungnya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aam Aminuddin, Bedah Masalah Konteporer I. Kazanah Intelektual. Bandung
Ahmad Salabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, Jilid I, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1987)
A. Mudjab Malmi, Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al-Quran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002)
Al-hafidz Ibnu Katsir, Tartib Wa Tahdzib Kitab Al-Bidayah Wa an-Nihaya, terj. Abu Ihsan Al-Atsari (Jakarta: Darul Haq, 2012)
Basuni faudah, Tafsir-Tafsir al-Qur’an (Bandung: Pustaka Mizan, 1987).
Choirul Fuad Yusuf, Kamus Istilah Keagamaan, (Jakarta: Puslitbang Lektur, 2014)
Ikrom Shaliadi, “Khawarij: Arti, Asal-Usul, Firqoh-Firqoh, dan Pendapatnya” Jurnal Islamuna, Volume, 2. No, 1, Juni 2015
John O. Voll, Pembaharuan dan Perubahan dalam Sejarah Islam Dalam bukunya John L. Esposito (ed) Dinamika Kebangunan Islam, terj. Bakri Siregar (Jakarta: Rajawali Press, 1987), cet. I
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 1994)
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
Zhafirah, N., & Zainuddin, Z. (2022). Peran Sikap Nabi Ya’qub Dalam mengembangkan Karakter Anak Perspektif Al-Qur’an. Tafse: Journal Of Qur’anic Studies, 7(1), 61–67.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/jim.v19i2.14058
Copyright (c) 2022 Zainuddin Zainuddin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
INDEXED BY:
EDITORIAL OFFICE:
Syeikh Abdur Rauf Street, Faculty of Islamic Theology and Philosophy Building, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Banda Aceh, Postal Code 23111 Indonesia
Email: Jurnalmuashirah@ar-raniry.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.