ISLAM FENOMENALIS GERHANA MATAHARI DI INDONESIA: Studi budaya ‘Siemme Matanna Essoe’ pada perempuan Bugis Bone
DOI:
https://doi.org/10.22373/aricis.v1i0.971Keywords:
siemme matanna essoe (solar eclipse), bugis bone, cultureAbstract
The tradition of Indonesian society in addressing the solar eclipse is occasionally dealth with various approaches in each region, including the principle background of life view, the system of life pattern, social and cultural interaction. These characters have formed local wisdom particularly in the solar eclipse phenomenon mentioned in Bugis Bone as known "Siemme Matnna Esoe". It turned out the female role which was very urgent in terms of tackling this issue. Overall, there are two forms that became a tradition in attributing the solar eclipse that is prior to and after the advent of Islam in Bone. Moreover, the tradition of the Bugis Bone community had acquired Islam ideology as one of the pengadereng (way of life) namely ade, siri, wari, rapang and syara '. Hence, it is interesting to be studied within the Islam framework: cultural studies 'Siemme Matanna Essoe' in Bugis Bone’s females obtaining the blessing when solar eclipse occurred.References
A. E. Roy and Clarke, AstronomyPrinciple and Practice, IoP (Institute and Physics Publishing Bristol and Philadelphia, Forth Edition
Admiranto, A. Gunawan, Menjelajah Tata Surya, Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI), 2009
Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Al Asqolani: Ibanah Al Ahkam, Cet. 1,Bairut Libanon:Darul Fikr h. 111. 2006.
Alimuddin Jawade, Tokoh Masyarakat Awangpone, Wawancara, di Desa Awangpone pada tanggal 23 Mei 2016
Andi Najamuddin Petta Ile, Sekretaris Lembaga Adat Kab.. Bone, Wawancara, di Kelurahan Ta’ Kecamatan Tanete Riattang Kab. Bonepada tanggal 1 Maret 2016
Andi Muh. Ridwan, Tokoh Masyarakat, Wawancara, di Watampone pada tanggal 9 Juli 2016
Asmat Riady Lamallongeng, Budayawan Bone, Wawancara,pada tanggal di Watampone 9 Mei 2016
Azhari, Susiknan., Ensiklopedi Hisab Rukyat, cet. II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Azhari,Susiknan., Ilmu Falak; Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Moderm, cet. II, Yogyakarta:Suara Muhammadiyah, 2007.
Djamaluddin, Thomas, Menggagas Fiqih Astronomi, Telaah Hisab-Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya, Cet. I, Bandung: Kaki Langit, 2005
Edward L, dkk, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah provinsi Sulawesi selatan, Sejarah Sulawesi Selatan jilid 1, 2004
Faried, Andi Zainal Abidin, Wajo pada Abad XV-XVI, Suatu Penggalan Sejarah Terpendam Sulawesi Selatan dari Lontara’, Disertasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1979)
H. Abdullah K, Tokoh Agama sekaligus Dosen STAIN Watampone, Wawancara, di Kelurahan Macege pada tanggal 11 Juli 2016
Hj. Hasniaty, Ibu Rumah Tangga, Wawancara, pada tanggal 9 Maret 2016
Ilyas, Mohammad., A Modern Guide to Astronomical Calculations of Islamic Calender, Times, Qibla, Kuala Lumpur:Berita Publishing,1984.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, Edisi III, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka.
Khazin, Muhyiddin, 99 Tanya Jawab Masalah Hisab&Rukyat, Yogyakarata: Ramadhan Press,2009
Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak; dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004
Maskufah, Ilmu Falak, Jakarta: GP Press, 2009
Mattulada, Latoa: Suatu Lukisan Analitis Terhadap ANtropologi Politik orang Bugis. ,Yogyakarta: UGM Press, 1985)
Meeus, Jean, Astronomical Algorithms, Virginia: Willman-Bel, 1991,
Raharto, Mudji,Fenomena Gerhana, dalam kumpulan tulisan Mudji Raharto, Lembang: Pendidikan Pelatihan hisab rukyah Negara-negara MABIMS 2000, 10 juli-7 Agustus 2000.
Rahim, A. Rahman, Nilai- nilai Utama Kebudayaan Bugis, (Cet. III; Ujuangpandang: Hlp Hasanuddin University Press, 1992)
Rasdiyanah,Andi, Integrasi Sistem Pangngaderreng (Adat) Dengan Sistem Syari’at Sebagai Pandangan Hidup Orang BugisDalamLontarak Latoa “ Disertasi†(Yokyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1995)
Shohih Muslim, juz 3, BAB باب ذكر النداء بصلاة الكسو٠الصلاة, hal 36, (diambil dari maktabah syamilah)
Umar K, Imam Desa Pallette, Wawancara, di kelurahan Palette pada tanggal 10 April 2016