KOMUNIKASI ISLAM PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL

tomi hendra

Abstract


Abstrak

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana peneliti berupaya mendeskripsikan dan memahami fenomena sosial atau masyarakat sebagaimana masyarakat itu sendiri mempersepsikan diri mereka (to learn from the people) atau bersifat emik (emic-factors).

Dalam masyarakat multikultural, sangat diperlukan sebuah bentuk komunikasi yang saling menjaga satu sama lain agar tidak terjadi benturan atau konflik. Seperti halnya masyarakat multikultural, merupakan satu kesatuan dari berbagai kelompok, baik dari aspek sosial budaya, agama, etnis sehingga menjadikan multicultural. Maka dari itu sangat dibutuhkan satu bentuk komunikasi yang bisa membuat kondisi masyarakat multikultural itu menjadi kondusif, salah satu solusinya dengan komunikasi Islam. Komunikasi Islam merupakan komunikasi yang berakhlak al-karimah atau beretika yang berarti berusmber kepada Alqur’an dan Sunnah.

Komunikasi Islam ini dalam sejarahnya telah dipraktekan oleh Rasulullah bersama umat muslim, dimana ketika umat muslim hidup berdampingan dengan non muslim sewaktu tinggal di Madinah. Sudah seharusnya hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya umat islam, bahwa kita memiliki sesuatu yang sangat berharga yaitu komunikasi islam, komunikasi yang selalu dilandasi pada alquran dan sunnah. 

Dalam penelitian ini, peneliti menawarkan konsep  atau prinsip komunikasi Islam dalam perspektif Alquran pada masyarakat multicultural, diantaranya   pertama, Prinsip komunikasi Qaulan Maysura yang artinya perkataan yang mudah dan pantas. Pesan yang disampaikan tidak membuat komunikan tersinggung dan pesan yang disampaikan komunikator akan membuat efek komunikasi berjalan dengan sesuai yang diharapkan pelaku komunikasi. Kedua, Qaulan Ma’rufan yang artinya perkataan yang baik. seorang komunikator harus bisa menggunakan etika dalam berkomunikasi agar pesan yang disampaikan tidak melukai orang lain. Ketiga, Qaulan balighan yang artinya perkataan yang efektif.

Kata kunci: Komunikasi Islam, Masyarakat Multikultural

 

Abstract

this research uses a qualitative method with a descriptive approach. Where researchers try to describr and understand social phenomena or society as the community it self perceives them selves ( to learn from the people) or is emic (emic-factors.

In a multicultural society, it is very much needed a form of communication that takes care of one another so there is no conflict or conflict. Like a multicultural society, it is a unity of various groups, both from the socio-cultural. There fore a much needed form of communication can make the condition of multicultural society conducive, one of the solutions is with Islamic communication. Islamic communication is a communication that has a moral or ethical character that means it has an adherence to the qur’an and sunnah.

This Islamic communication in it’s history has been practiced by the prophet together with muslims, where when muslims lived side by side with non-muslims while living in medina. This should be a lesson for all of us, especially muslims, that we have something very valuable, namely Islamic communication, communication that is always based on the qur’an and sunnah.

In this study, researchers offer the concept or principle of Islamic communication in the perspective of the Koran in a multicultural society, including the firs, the principle of communication mulanura qaulan which means words that are easy and appropripate. The message delivered does not make the communicant offended and the message conveyed by the communicator will make the communication effect run as expected by communicator. Secondly, qaulan ma’rufan which means good words. A communicator must be able tu uses ethics in communication so that the message delivered does not hurt others. Third, qaulan balighan which means effective words.

Key words: Islamic communication, multicultural communities

 


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Atabik, (2016), Harmonisasi Kerukunan Antar Etnis Dan Penganut Agama Di Lasem, jurnal fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, volume 4, Nomor 1

Harjani Hefni, (2015), Komunikasi Islam, Jakarta: kencana

Hendra Tomi, (2017), Profesionalisme Dakwah Dalam Pemberdayaan Masyarakat

,MIYAH: Jurnal Studi Islam Volume 13, Nomor 01, Januari

Ketut Gunawan, Yohanes Rante, (2011), Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat Multicultural Di Indonesia, Jurnal Mitra Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, Volume 2 Nomor. 2 Oktober

Nurul Fajriah, (2019), Kerukunan Umat Beragama: Relevansi Pasal 25 Piagam Madinah Dan Pasal 29 Uud 1945, Substantia, Volume 21 Nomor 2, Oktober

Nur Setiawati, (2012), Tantangan Dakwah Dalam Perspektif Kerukunan Antar Umat Beragama, jurnal dakwah tabligh, volume 13, No. 2, Desember

Nurush Shobahah,( 2019), Piagam Madinah dan Konsep Demokrasi Modern Islam Masa Klasik, Ahkam, Volume 7 Nomor 1, Juli.

Ramlani Lina Sinaulan, (2016), Komunikasi Terapeutik Dalam Perspektif Islam, Jurnal Komunikasi Islam, Volume 06, nomor 01, Juni

Rochajat Harun dan Elvinaro Ardianto, (2012), Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers

Robert C. Bogdan and Sari Knopp Biklen, (1982), Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods, (Boston: Allyn and Bacon Inc

Vonna S. Lincoln dan Egon G. Guba, Naturalistic Inquiry, (1985), (Beverly Hills: Sage Publications,

Tomi Hendra, dkk, (2019), Prinsip Dan Unsur- Unsur Komunikasi Dalam Perspektif Alqur’an, Jurnal Wardah, volume 20 Nomor 02, Desember




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/albayan.v26i1.7292

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah. Published by Center for Research and Community Service (LP2M) and Faculty of Da'wah And Communication, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia.

P-ISSN: 1411-5743

E-ISSN: 2549-1636

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.