MAZHAB FIQH DALAM PANDANGAN SYARIAT ISLAM (Mengkritisi Pendapat Mewajibkan Satu Mazhab)
Abstract
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan kedudukan mazhab Fiqh dalam Islam dan hukum bermazhab. Banyak persoalan yang timbul akibat ketidakpahaman persoalan mazhab seperti sikap taqlid, fanatisme mazhab dan pendapat mewajibkan suatu mazhab tertentu. Akibatnya, timbul perpecahan dalam ummat Islam hanya gara-gara berbeda mazhab. Lebih ekstrim lagi, hanya karena berbeda dengan mazhabnya atau doktrin ulamanya, maka al-Quran dan Haditspun ditolak. Istilah “mazhab†tidak dikenal pada masa para sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. Mazhab-mazhab muncul setelah masa ketiga generasi awal tersebut yaitu pada abad kedua Hijriah. Masa ini dikenal dengan periode imam-imam mujtahid. Namun, para imam tidak mewajibkan mazhab mereka untuk diikuti. Bahkan mereka memerintahkan para murid dan pengikut mazhabnya untuk mengikuti dalil. Istilah “mazhab†menjadi semakin populer pada pertengahan abad ke empat, karena para ulama pengikut mazhab (muqallidin) mengfokuskan diri dalam mengembangkan dan menyebarkan mazhab imamnya masing-masing. Mereka meninggalkan ijtihad dan bertaqlid kepada imam-imam mazhab empat. Menurut mereka, pintu ijtihad telah tertutup. Maka mereka mewajibkan taqlid kepada imam atau mazhab tertentu dan tidak boleh berbeda darinya. Sejak masa inilah pemikiran dan keilmuan umat Islam mengalami kemunduran. Kondisi ini mendapatkan kritikan tajam dari para ulama besar seperti Imam Addabusi Al-Hanafi, Imam Ibnu Hazm (wafat 456 H), Imam Ibnu Abdi al-Bar (wafat 463 H), al-Hafizh Ibnu al-Jauzi (wafat 597), Imam ‘Izzuddin bin Abdissalam (wafat 660 H), Imam Abu Syamah (wafat 665 H), Imam Nawawi (wafat 676), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H), Imam Ibnu al-Qayyim (wafat 751 H), Imam asy-Syatibi (wafat 790 H), Imam Sayuthi (wafat 911) dan para tokoh ulama lainnya. Mereka mengecam taqlid para ulama dan menyerukan mereka untuk berijtihad. Tulisan ini menyimpulkan bahwa mazhab adalah pendapat para ulama mujtahidin yang tidak ma’shum. Mazhab merupakan madrasah dalam belajar syariat. Mazhab bukan syariat yang mutlak kebenarannya dan wajib diikuti. Mengikuti syariat (al-Quran dan as-Sunnah) hukumnya wajib. Adapun mazhab tidak wajib. Taqlid terhadap imam atau mazhab tertentu haram bagi seorang mujtahid. Kewajiban bagi ulama dan penuntut ilmu ittiba’ dalil. Kewajiban orang awam adalah bertanya kepada ulama mazhab siapapun tanpa harus terikat dengan ulama tertentu. Ia tidak wajib mengikuti mazhab tertentu dalam segala persoalan dan secara terus menerus, namun boleh berpindah dari satu mazhab ke mazhab lainnya sesuai dengan dalil.
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan kedudukan mazhab Fiqh dalam Islam dan hukum bermazhab. Banyak persoalan yang timbul akibat ketidakpahaman persoalan mazhab seperti sikap taqlid, fanatisme mazhab dan pendapat mewajibkan suatu mazhab tertentu. Akibatnya, timbul perpecahan dalam ummat Islam hanya gara-gara berbeda mazhab. Lebih ekstrim lagi, hanya karena berbeda dengan mazhabnya atau doktrin ulamanya, maka al-Quran dan Haditspun ditolak. Istilah “mazhab†tidak dikenal pada masa para sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. Mazhab-mazhab muncul setelah masa ketiga generasi awal tersebut yaitu pada abad kedua Hijriah. Masa ini dikenal dengan periode imam-imam mujtahid. Namun, para imam tidak mewajibkan mazhab mereka untuk diikuti. Bahkan mereka memerintahkan para murid dan pengikut mazhabnya untuk mengikuti dalil. Istilah “mazhab†menjadi semakin populer pada pertengahan abad ke empat, karena para ulama pengikut mazhab (muqallidin) mengfokuskan diri dalam mengembangkan dan menyebarkan mazhab imamnya masing-masing. Mereka meninggalkan ijtihad dan bertaqlid kepada imam-imam mazhab empat. Menurut mereka, pintu ijtihad telah tertutup. Maka mereka mewajibkan taqlid kepada imam atau mazhab tertentu dan tidak boleh berbeda darinya. Sejak masa inilah pemikiran dan keilmuan umat Islam mengalami kemunduran. Kondisi ini mendapatkan kritikan tajam dari para ulama besar seperti Imam Addabusi Al-Hanafi, Imam Ibnu Hazm (wafat 456 H), Imam Ibnu Abdi al-Bar (wafat 463 H), al-Hafizh Ibnu al-Jauzi (wafat 597), Imam ‘Izzuddin bin Abdissalam (wafat 660 H), Imam Abu Syamah (wafat 665 H), Imam Nawawi (wafat 676), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H), Imam Ibnu al-Qayyim (wafat 751 H), Imam asy-Syatibi (wafat 790 H), Imam Sayuthi (wafat 911) dan para tokoh ulama lainnya. Mereka mengecam taqlid para ulama dan menyerukan mereka untuk berijtihad. Tulisan ini menyimpulkan bahwa mazhab adalah pendapat para ulama mujtahidin yang tidak ma’shum. Mazhab merupakan madrasah dalam belajar syariat. Mazhab bukan syariat yang mutlak kebenarannya dan wajib diikuti. Mengikuti syariat (al-Quran dan as-Sunnah) hukumnya wajib. Adapun mazhab tidak wajib. Taqlid terhadap imam atau mazhab tertentu haram bagi seorang mujtahid. Kewajiban bagi ulama dan penuntut ilmu ittiba’ dalil. Kewajiban orang awam adalah bertanya kepada ulama mazhab siapapun tanpa harus terikat dengan ulama tertentu. Ia tidak wajib mengikuti mazhab tertentu dalam segala persoalan dan secara terus menerus, namun boleh berpindah dari satu mazhab ke mazhab lainnya sesuai dengan dalil.
Full Text:
PDFReferences
Abu Zahrah, Muhammad, al-Milkiyyah wa Nazhariyyah al-Aqd fii asy-Syari’ah al-Islamiyyah (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, t.cet, 1416 H/1996 M).
Abu Zahrah, Muhammad, Taarikh al-Mazaahib al-Islamiyyah (Kairo: Dar- al-Fikr al-‘Arabi, 1996).
Abu Zahrah, Muhammad, Ushul al-Fiqh (Kairo: Daar al-Fikr al-‘Arabi, 1424 H/2004 M)
Ad-Dahlawi, Syah Waliyullah bin Abdurrahim, Hujjatullah al-Balighah (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, t.cet, 1421 H/2001 M).
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Shifat Shalat an-Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam Min At-Takbiir ila at-Tasliim Ka Annaka Taraaha (Riyadh: Maktabah al- Ma’aarif lii An-Nasyr wa at-Tauzi’, cet. XIII, 1424 H/2004 M).
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, al-Madkhal ila Diraasah al-Mazahib wa al-Madaaris al-Fiqhiyyah (Jordan: Dar an-Nafais, cet. IV, 1427 H/2007 M).
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, Khashaaish asy-Syariah al-Islamiah (Kuwait: Maktabah al-Falah, t.cet, 1982).
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, Mu’awwiqat Tatbiq asy-Syari’ah al-Islamiyyah (Jordan: Dar- an-Nafais, cet. I, 1412 H/1992 M).
Al-Khin, Musthafa Sa’id, Diraasah Tarikhiyyah lii al-Fiqh wa ushuulihi (Damaskus: asy-Syirkah al-Muttahidah li at-Tauzi’, cet. I, 1404 H/1984 M).
Al-Khin, Musthafa, Atsar al-Ikhtilaaf fii al-Qawa’id al-Ushuuliyyah (Beirut: Muassasah Risalah, cet.II, 1424 H/2003 M).
Al-Khudhari, Muhammad, Ushul al-Fiqh (Kairo: Dar al-Hadits, 1424 H/2003 M).
Al-Khudharai Bik, Muhammad, Taarikh At-Tasyri’ Al-Islami (Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiah)
Al-Ma’shumi, Muhammad Sulthan, Hadiyyatus Sulthan ilaa Muslimi Bilaadil Yaaban, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al-Hilali (Kairo: Dar Ibnu Affan, cet. I, 1422 H/2001 M).
Al-Muzani, Ismail bin Yahya bin Ismail, Mukhtashar al-Muzani Fii Furuu’i asy-Syafi’iyyah, tahqiq: Muhammad ‘Abdul Qadir Syaahiin (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet.I, 1419 H/1998 M).Al-Muzani, Ismail bin Yahya bin Ismail, Mukhtashar al-Muzani Fii Furuu’i asy-Syafi’iyyah, tahqiq: Muhammad ‘Abdul Qadir Syaahiin (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet.I, 1419 H/1998 M).
Al-Qaradhawi, Yusuf, Syari’ah al-Islam Shalihah li ath-Thatbiq fi Kulli Zamaan wa Makaan (Kairo: Dar ash-Shahwah li an-nasyr, 1985)
Al-Qarafi, Ahmad bin Idris, Al-Ihkam fii Tamyiz al-Fatawa ‘an al-Ahkam, tahqiq: Abdul Fattah Abu Ghuddah (Suriah: Maktabah Al-Mathbu’at al-Islamiah, 1387 H/1967 M)
Asy-Syatibi, Abu Ishaq Ibrahim bin Musa, Al-I’tisham, tahqiq: Sayyid Ibrahim (Kairo: Dar al-Hadits, cet.I, 1421 H/200 M).
At-Thuraiqi, Abdullah bin Abdul Muhsin, Taarikh at-Tasyri’ wa Maraahil al-Fiqhiyyah (t.t: t.p, 1415 H).
Az-zarqa’, Musthafa Ahmad, Al-Madkhal al-Fiqhi al-‘Am (Damaskus: Dar al-Qalam, cet. II, 1425 H/2004 M).
Az-Zuhaili, Muhammad Musthafa, Al-Wajiz fi Ushul Al-Fiqh Al-Islami (Damaskus: Dar Al-Khair, cet. I, 1425 H/ 2004 M), hal. 355.
Az-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu (Damaskus, Dar al-Fikr al-Islami, cet. IX, 1427 H/2006 M).
Az-Zuhaili, Wahbah, Ushul Al-Fiqh al-Islami (Damaskus: Dar al-Fikr, 1996 M/1417 H)
‘Abdul azhim, Muhammad, Al-Qaul as-Sadiid Fii Ba’dhi Masaail Al-Ijtihad wa At-Taqliid (Kuwait: Syirkah As-Simaahah Li Ath-Thibaa’ah wa An-Nasyr wa at-Tauzi’,1433 H/2012)
Haajazi, Muhammad Umar, Fiqhul Ikhtilaf: Asbaab wa’Aatsar at-Ta’asshub al- Mazhabi fii Dhau’ Al-Quran wa As-Sunnah (Damaskus: Daar Thaibah, cetakan I, 1435 H/2014 M)
Ibnu Abdissalam, ‘Izzudin abdul aziz, Qawa’id al-Ahkaam fii Mashaalih al-Anaam (Beirut: Dar- al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet. I, 1420 H/1999 M).
Ibnu al-Jauzi, Abu al-Farj Abdurrahman, Talbiisu Iblis (Beirut: Dar-An-Nadwah al-Jadidah, cet. I, 1414H/1994 H).
Ibnu al-Qayyim, Syamsuddin Abu Bakar, I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Aalamiin, tahqiq: Syaikh Abdurrahman Al-Wakil (Kairo: Maktabah Ibnu Taimiyyah, t.t).
Ibnu Taimiyyah, Ahmad, Majmu’ Fataawa (t.tp: t.pen., 1418 H/1997M).
Ibrahim, Ibrahim Abdurrahman, Al-Madkhal li Diraasah al-Fiqh al-Islaami (Jordan: Dar ats-Tsaqafah, cet.I, 2006).
Jadul Haq, Jadul Haq Ali, Muruunah al-Fiqh al-Islami (Kairo: Dar al-Faruq, cet. I, 2005).
Muhammad, Ali Jum’ah, al-Madkhal ila Diraasah al-Mazaahib al-Fiqhiyyah (Kairo: Dar-As-Salam, cet. I, 1424 H/2004 M).
Musthafa, Muhammad Syarif, al-Ikhtilaf al-Fiqhi (Beirut: al-Maktab al-Islami, cet. I, 1428H/2007 M).
Sabiq, Sayyid, Fiqh as-Sunnah (Kairo: Dar al-Fath li al-I’lam al-‘Arabi, cet. I, 1421 H/2000 M).
Salim, Abu Malik Kamal bin As-Sayyid, Shahih Fiqhus Sunnah (Kairo: Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, cet. XII, 2012 M),
Zaidan, Abdul Karim, al-Madkhal li Diraasah asy-Syari’ah al-Islamiah (Beirut: Muassasah ar-Risalah, cet. XI, 1410 H/1989 M).
Zaidan, Abdul Karim, Al-Wajiz fii Ushul al-Fiqh (Beirut: Muassasah ar-Risalah Nasyirun, cet. I, 1425 H/2004 M).
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/dusturiyah.v7i2.3256
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Jurnal Dusturiah
Indexed by:
Tools:
All papers published in Dusturiyah: Jurnal Hukum Islam, Perundang-undangan dan Pranata Sosial are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |
Office address: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Jl. Ar-Raniry, Kopelma Darussalam, Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Indonesia 23111. Email: jurnal.dusturiyah@ar-raniry.ac.id