TRADISI MELEMANG SEBAGAI UPAYA MENGUSIR WABAH DI KECAMATAN KLUET TENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tradisi melemang sebagai upaya mengusir wabah, bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap tradisi melemang dan bagaimana perspektif serta partisipasi masyarakat terhadap tradisi tersebut. Fokus kajian dalam penelitian ini terletak pada melemang yang dilaksanakan ketika adanya fenomena wabah. Jenis penelitiannya ialah metode kualitatif menggunakan observasi, wawancara dan dokumetasi dalam mengumpulkan data yang bersifat Non Participant Observer, menganalisis melalui pendekatan kualitatif induktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan tradisi melemang sebagai upaya mengusir wabah penyakit dilakukan pada dua kondisi yaitu dilaksanakan ketika wabah penyakit sedang menyerang penduduk setempat dan sedang melanda suatu daerah lainnya. Kepercayaan masyarakat terhadap tradisi ini diperoleh dari tiga hal (1)adanya kepercayaan terhadap tengku gampoeng terdahulu sebagai sumber pelaksanaan tradisi, perkataannya dianggap suatu hal yang sakral, (2)keyakinan masyarakat pada suatu usaha/ikhtiar melalui tradisi melemang, (3)anggapan bahwa wabah (bala) merupakan hal yang gaib. Kepercayaan tersebut memunculkan perspektif tokoh masyarakat dewasa ini yaitu, kegiatan tersebut merupakan suatu tradisi yang diwarisi secara turun temurun, pelaksanaanya dilakukan guna untuk mengusir wabah dengan tidak meyakininya sebagai penolong manusia. Partisipasi masyarakat dapat dilihat pada dua masa yaitu dahulu dan sekarang, pelakasanaanya dahulu dilakukan oleh seluruh warga gampoeng, namun saat ini sebagian besar masyarakat tidak lagi ikut serta dalam pelaksanaannya.
Kata kunci: Tradisi Melemang, Wabah dan Kluet Tengah
Full Text:
PDFReferences
Longgina Novadona Bayo (dkk), “Rezim Lokal di Indonesia: Memaknai Ulang Demokrasi Kita”, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018, hal. 77.
Hasbullah (dkk), “Meubobo pada Adat Perkawinan Suku Kluet Desa Malaka Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah 1 (1) 2016, hal. 29.
Murdiati Gardjito (dkk), “Ragam Kuliner Aceh”. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018, hal.16.
Marduati (dkk), “Tradisi Berpantun Dalam Masyarakat Tamiang”. Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2012, hal. 7.
Hamdani Mulya (dkk), “Bahasa Indatu Nenek Moyang Ureung Aceh”. Ceurih Ulee Kareng Banda Aceh: Afkari Publishing 2017, hal. 4.
Marzuki “Tradisi Meugang Dalam Masyarakat Aceh”, Jurnal el Harakah 16. (2) 2014, hal. 17.
Ikhfatul Sea, “Fungsi Sosiofact Rumoh Rungko Dalam Masyarakat Kluet Tengah”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-raniry, Banda Aceh, 2017, hal. 35.
BPS Aceh Selatan, Kecamatan Kluet Tengah Dalam Angka. Tapak Tuan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Selatan, 2020, hal. 7.
Wawancara dengan Nurkibah, 22 Mei 2021.
Wawancara dengan Inunsiah, 22 Mei 2021.
Wawancara dengan Saparudin, 26 Mei 2021.
Wawancara dengan Lisdar, 25 Mei 2021.
Wawancara dengan Siti Aminah, 24 Mei 2021.
Wawancara dengan Kasah Amin, 24 Mei 2021.
Wawancara dengan Kasah Amin, 24 Mei 2021.
Karimi Toweren, “Peran Tokoh Agama Dalam Peningkatan Pemahaman Agama Masyarakat Kampung Toweren Aceh Tengah”, Jurnal of Islamic Education, 1 (2) 2018, hal 261.
Wawancara dengan Karnuhdin, 26 Mei 2021.
Wawancara dengan Zakaria, 21 Mei 2021.
Yulia, Buku Ajar Hukum Adat, (Lhoeksemawe: Unimal Press, 2016), hal. 1-2.
Wawancara dengan Saripudin, 26 Mei 2021.
Dyah Putri Makhmud, dkk. “Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Prasarana Lingkungan Pada Program Penata Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLBK) di Kelurahan Tambakrejo, Kota Semarang”, Jurnal Pengembangan Kota 6 (2) 2020 hal. 108.
Refbacks
- There are currently no refbacks.