Classification of Awrah: Madhhab Scholars Perspective and Its Comparison With Muhammad Syahrur

Zulhamdi Adnan

Abstract


Discussion of the categorization of awrah is an important thing to discuss, because it makes it easier for women/men to interact socially with mahrams or not. The purpose of the study was to examine the concept of categorization of genitalia according to school of law scholars, with a literature review using qualitative research methods with a normative approach. The findings in this study are differences in the categorization of genitalia according to Imam Malik and Muhammad Syahrur, the female genital mukhalazah according to Malikiyah includes the genitalia of mughallazah, while according to Muhammad Shahror the breast does not include genitalia of mughallazah, then the female genital mukhafafah according to Malik is the head, neck, ends of the hands and feet, while Muhammad Shahrur part of the female mukhaffafah genitalia is the hands, feet and chest. Regarding the permissibility of seeing a woman's awrah is for her husband only, other Muslim women are allowed to see it other than the navel to the knee, as is the case with the Malikiyah and Hanabilah perceptions which fence off a woman's genitals with other women from the knee to the navel, both blood mahrams and not. According to Syafi'iah, it is permitted. For a woman see all of a woman's nakedness except between the navel to her knees, it is a woman who has blood, while a woman who is not bloodless means that her entire body cannot be shown except for parts such as the hair and neck.

Pembahasan kategorisasi aurat merupakan hal yang penting untuk dibahas, karena memudahkan kepada wanita/pria dalam berinteraksi sosial dengan mahram maupun bukan. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengkaji konsep tentang kategorisasi aurat menurut ulama mazhab, dengan kajian kepustakaan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif. Temuan dalam penelitian ini yaitu perbedaan kategorisasi aurat menurut Imam Malik dengan Muhammad Syahrur, bagian aurat mughallazah (berat) perempuan menurut Malikiyah dada termasuk aurat mughallazah sedangkan menurut muhammad Syahrur dada tidak termasuk aurat mughallazah, kemudian aurat mukhafafah (ringan) perempuan menurut malik adalah kepala, leher, ujung tangan dan kaki, sedangkan Muhammad Syahrur bagian aurat mukhaffafah perempuan adalah kedua tangan, kaki dan bagian dada. Mengenai kebolehan melihat aurat mughallazah dari perempuan adalah hanya suaminya saja, perempuan muslim lainnya dibolehkan melihatnya selain dari pusar hingga lutut, seperti halnya persepsi Malikiyah dan Hanabilah yang memagari aurat wanita dengan wanita lain pada bahagian lutut hingga pusar saja, baik yang sedarah maupun bukah, Sedangkan menurut Syafi’iah yang boleh melihat seluruh aurat wanita selain antara pusar sampai lutut adalah wanita yang sedarah, sedangkan aurat wanita yang bukan sedarah ialah seluruh anggota badannya tidak boleh diperlihatkan kecuali bagian seperti rambut dan leher.


Keywords


Madhhab Scholars; Awrah; Perspective

Full Text:

PDF

References


Aditya, W., Ali, D., & Suhaimi, S. (2020). Pencegahan Jarimah Khalwat di Kota Sabang. Media Syari’ah : Wahana Kajian Hukum Islam Dan Pranata Sosial, 21(2), 188–200. https://doi.org/10.22373/JMS.V21I2.2491

Al-Husayni. (n.d.). Kifayatul al-Akhyar (Juz 1). Isa al-Halaby.

Al-Qurthubiy. (n.d.). Tafsir Ul-Qurthubiy (Jilid VI). Dar Al-Sya’b.

Alawiyah, S., Rahman, I. K., & Handrianto, B. (2020). Meningkatkan Kesadaran Menutup Aurat Melalui Pendekatan Konseling REBT Islami. Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal, 5(2), 225–239. https://doi.org/10.15575/ATH.V5I2.9532

Ardiansyah, A. (2014). KONSEP AURAT MENURUT ULAMA KLASIK DAN KONTEMPORER; suatu perbandingan Pengertian dan Batasannya di dalam dan luar Shalat. Analytica Islamica, 3(2), 258–273. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/analytica/article/view/450

As-Syarbini, M. A. (n.d.). Mugnil Muhtaj Ila Ma’rifatu Ma’ani Al Fadhul Minhaj, Mughni al-Muhtaj (Juz 3). Darul Al Fikr.

Auliya, S., & Gazali, H. A. (2020). Meninjau Ulang Dekonstruksi Konsep Aurat Wanita Dalam Teori Batas Ala Muhammad Syahrur. Mashdar: Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Hadis, 2(1), 37–60. https://doi.org/10.15548/MASHDAR.V2I1.1359

Baso, M. (2015). Aurat dan Busana. Jurnal Al-Qadau: Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam, 2(2), 186–196. https://doi.org/10.24252/AL-QADAU.V2I2.2641

Fauzi, A. (2016). Pakaian Wanita Muslimah Dalam Perspektif Hukum Islam. Iqtishodia: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1), 41–58. https://doi.org/10.35897/IQTISHODIA.V1I1.56

habibie, alfadl. (2017). PENGENALAN AURAT BAGI ANAK USIA DINI DALAM PANDANGAN ISLAM. EARLY CHILDHOOD:JURNAL PENDIDIKAN, 1(2), 76–85. https://doi.org/10.35568/EARLYCHILDHOOD.V1I2.115

Hanafi, F. U. (2010). Tabyin al Haqaiq Syarh Kanza al Daqaiq (Jilid 6). Dar al Kutub al Ilmiyah.

Hartati, S., & Rahman, I. K. (2018). KONSEP PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) BERBASIS ISLAM UNTUK MEMBANGUN PERILAKU ETIS SISWA. Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 8(2). https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/gm/article/view/115

Hasan, W. A., Rahman, I. K., & Alim, A. (2019). PENDEKATAN RASIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) ISLAMI DENGAN TERAPI AL-QUR’ĀN. Fikrah : Journal of Islamic Education, 3(2), 114–126. https://doi.org/10.32507/FIKRAH.V3I2.580

Husnaini, Zulhamdi, & Diah, M. (2019). Giving Birth to a Male Specialist Obstetrician According to Perspective of Islamic Law. Britain International of Humanities and Social Sciences (BIoHS) Journal, 1(2), 109–116. https://doi.org/10.33258/BIOHS.V1I2.41

Irhami, R., Syaifuddin, M. I., Pandini, I. A., & Palupi, S. E. (2021). Penutup Aurat bagi Perempuan Transgender dalam Hukum Islam. Media Syari’ah : Wahana Kajian Hukum Islam Dan Pranata Sosial, 22(2), 167–176. https://doi.org/10.22373/JMS.V22I2.8413

Kusmidi, H. (2016). KONSEP BATASAN AURAT DAN BUSANA MUSLIMAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Tafsir Hadis, 5(2), 97–106. https://doi.org/10.29300/JPKTH.V5I2.1136

Misran, M. (2020). Al-Mashlahah Mursalah: Suatu Metodologi Alternatif dalam Menyelesaikan Persoalan Hukum Kontemporer. Jurnal Justisia : Jurnal Ilmu Hukum, Perundang-Undangan Dan Pranata Sosial, 1(1), 133–157. https://doi.org/10.22373/JUSTISIA.V1I1.2641

Mughniyah, M. J. (2013). Fiqih Lima Mazhab (terj. Masy). Lentera.

Mulawarman, H. (2014). Profesi Dokter Kandungan Laki-Laki Dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Penelitian Keislaman, 10(2), 107–124. https://adoc.pub/profesi-dokter-kandungan-laki-laki-harun-mulawarman.html

Munir, B., & Rahmah, A. (2019). Persepsi Anggota MPU Aceh Utara Tentang Aspek Pidana pada Penjualan Pakaian Ketat. Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana Dan Politik Hukum, 8(2), 244–263. https://doi.org/10.22373/LEGITIMASI.V8I2.5856

Murtopo, B. A. (2017). ETIKA BERPAKAIAN DALAM ISLAM: TINJAUAN BUSANA WANITA SESUAI KETENTUAN ISLAM. TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan, 1(2), 243–251. https://doi.org/10.52266/TADJID.V1I2.48

NAZORI, H. (2019). PENDAPAT ULAMA TENTANG KEBERADAAN DOKTER KANDUNGAN LAKI-LAKI DALAM PELAYANAN MEDIS PERSALINAN DI KOTA PONTIANAK. Jurnal Fatwa Hukum, 2(2). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfh/article/view/33830

Nurdin, A., Usman, B., Samad, F., & Mukhtar, M. (2022). Tujuan Hukum Islam untuk Kemaslahatan Manusia: Penerapan Kaidah Fiqhiyah dalam Bidang Ekonomi dan Hukum Keluarga. El-Usrah: Jurnal Hukum Keluarga, 5(1), 41–55. https://doi.org/10.22373/UJHK.V5I1.14665

Nurul, L. (2019). KONSEP MUHAMMAD SHAHRU TENTANG AURAT PEREMPUAN. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 14(02), 216–239. https://doi.org/10.37680/ADABIYA.V14I02.211

Oktariyadi S. (2018). BATASAN AURAT WANITA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Al-Mursalah, 2(1). https://jurnal.staitapaktuan.ac.id/index.php/Al-Mursalah/article/view/73

Rasyidah, R. (2017). DAKWAH STRUKTURAL PAKAIAN MUSLIMAH DI KELANTAN - MALAYSIA. Takammul : Jurnal Studi Gender Dan Islam Serta Perlindungan Anak, 6(1), 1–27. https://doi.org/10.22373/TAKAMMUL.V6I1.1585

Sabiq, S. (n.d.). Fiqh Sunnah (Jilid 1). Dar- Al-Kitab Al-Arabiy.

Salsabila, Q., Pahlevi, R., & Masrur, A. (2017). PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG AURAT PEREMPUAN MENURUT MUHAMMAD SYAHRUR. Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al- Qur’an Dan Tafsir, 2(2), 177–198. https://doi.org/10.15575/AL-BAYAN.V2I2.1897

Sesse, M. S. (2016). Aurat Wanita dan Hukum Menutupnya Menurut Hukum Islam. AL-MAIYYAH : Media Transformasi Gender Dalam Paradigma Sosial Keagamaan, 9(2). https://doi.org/https://doi.org/10.35905/almaiyyah.v9i2.354

Shihab, M. Q. (2014). Jilbab Pakaian Perempuan Muslimah. Lentera Hati.

Suheri, S., & Yahuda, R. D. (2019). Implementasi Hermeneutika Amina Wadud atas Bias Politik Gender dalam Syariat: Rekonstruksi Aurat pada Pria. Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 4(2). https://doi.org/10.22515/ALAHKAM.V4I2.1586

Yulianto, Y. (2017). Mabadiâ€TM Asyroh Nalar Fikih Sosial Ali Yafie. SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 2(1), 21–36. https://doi.org/10.22515/SHAHIH.V2I1.725

Zainuddin, M. (2019). MEMBACA TAFSIR HERMENEUTIKA OTORITAS KHALED ABOU EL FADL. Dusturiyah: Jurnal Hukum Islam, Perundang-Undangan Dan Pranata Sosial, 9(1), 20–37. https://doi.org/10.22373/DUSTURIYAH.V9I1.4754

Zubaidi, A.-. (2002). Ringkasan Hadist Shahih Al Bukhari. Pustaka Amani.

Zulhamdi. (2018). TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEREMPUAN MELAHIRKAN PADA DOKTER KANDUNGAN LAKI-LAKI. Al-Qadha : Jurnal Hukum Islam Dan Perundang-Undangan, 4(2), 74–97. https://doi.org/10.32505/QADHA.V4I2.314

Zulhamdi. (2020). Radha’ah in the Perspective of Tafsir Al-Misbah. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam, 4(2), 545–567. https://doi.org/10.22373/SJHK.V4I2.6419




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/jms.v24i1.10303

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 zulhamdi - Adnan, zulhamdi - Adanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Media Syari'ah : Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial has been indexed by:

 

All papers published in Media Syari'ah : Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial are licensed under a  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.