TAFSIR AYAT-AYAT NEUROSAINS DAN AYAT-AYAT BERAKHIRAN AFALAA TA’QILUUN

Heru Widi Widodo

Abstract


The advantage of humans and other creatures is that they are able to function the mind. As with other beings, God is also gifted with reason. Reason can also be called neuroscience. Humans are "hayawanunna thiq" or thinking animals, wherein the Creator of man is given the mandate to prosper the earth as "khalifah fil ard". As a caliph must be smart-minded or truly maximize his brain and mind as well as possible and also not a liar. As in the Qur'an Surat al-Alaq [96]: 15-16. In addition to discussing the brain or reason it also shows its connection with the verse that ends, "afalaa ta’qiluun" also verses that end, "afalaa yatadzakkaruun". This paper wants to revive the function of humans as noble beings who have been equipped with extraordinary intelligence by Allah. With the brain that God has designed in such a way, is mankind going to take responsibility as the noblest creature, also whether humans will only become natural destroyers that God has given to humans to manage it?


Keywords


akal; otak; neurosains; al qur'an

Full Text:

PDF

References


Departemen Agama Republik Indinesia 2012, Al Qur’an dan Terjemahnya, tt Sinergi Pustaka Indonesia.

Katsir, Ibnu. 1416. Tafasir Juz ‘Amma diterjemahkan oleh Farizal Tirmizi Khaid bin Musthafa Salim Abu Shaleh. 2002. Jakarta: Pustaka Azzam.

Marzuki, 2012 Pendidikan Agama Islam,Yogyakarta:Ombak.

Masduki,Mahfudz.2012.Tafsir Al Misbah M.Quraish Shihab:Kajian atas Amtsal Al Qur’an, Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Miftahuddin,Arif.2008.Konsep Belajar dalam surat Al-‘Alaq dan Implementasinya dalam mempelajari Sainns dan Teknologi. Skripsi

Ibnu Katsir,Tafsir Ibnu Katsir ,Terj.M.Abdul Ghoffar,JilidV.(Jakarta,PustakaImam Syafi’i, 2009)

Miftahul Huda ,Interksi Pendidikan (10 Cr Qur’an Mendidik Anak),(UIN Malan Prees,Malan,Cet,l,2008)

M.Quraish Shihab,Tsir Al-Misbh:Pesn,Kesn dan Kesesrsin I (Jakarta:Lentera Hati 2004)

Shihab,M.Quraish,2002 Tafsir Al-Mishbah:Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,Jakarta Lentera Hati.

The Refferensce,Mirecle,Al Qur’an Karim ,Al-Qur’andanTerjemah dan Tafsir,Bandung ,40283,Jawa Barat,Indonesia.2010

Hamka,Tafsir Al-Azhar,Juz X,Cet.Pertama,Jakarta.PT.pustaka Panjimas,1982

Kartono,Kartini,Pengantar Pendidikan Teoritis: Apakah Pendidikan Masih Diperlukan, Bandung,Mandar Maju,1992

Abu Bakar,Bahrun.Tafsir Jalaludin Berikut Asbabun Nujul,jilid 2, Terj.dari Tafsir Jalalain Oleh Imam Jalaludi As-Suyuti dan Imam Jalaludin Al-Mahalli Bandung.Sinar Baru Algen Sindo,200,cet.ke-6

Djamarah.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,Jakarta:Rineka Cipta,1994

Andalusia(al),Abu Hayyan Muhammad b.Yusuf b.’Ali b.Yusuf b.Hayyan Athir al-Din.Babr Al-Mubit fi al-Tafsir,Vol.1.Bairut:Dar al-Fikr,t.th

Ibnu Khaldun,Abd al-Rahman b.Muhammad.Muqaddimah Ibn Khaldun.Beirut:Dar al-Kitab al-Lubnani,t.th 141

Asep Nahrul Musadad, Ayat-Ayat Wahdat al-Wujud

Nur al-Din al-Raniri (w. 1658 M.) sebagai perwakilan ortodoksi. Polemik tersebut berujung dengan pembakaran karya-karya mistik Hamzah al-Fansuri di depan Mesjid Baiturrahman.1

Dalam kaitannya dengan nuansa pemikiran Islam ketika itu yang dipenuhi dengan nuansa sufisme, ‘Abdurrauf al-Sinkili (w. 1695 M.) muncul sebagai sosok moderat dan kompromistik dalam mengurai ketegangan antara tasawuf dan ortodoksi di Aceh. Hal ini jelas terihat dalam salah satu kitabnya yang berjudul Tanbi>h al-Ma>shi>al-Mansu>b ila>T}ari>q al-Qusha>shi. Kitab ini terlahir dari fenomena sosial-keagamaan terkait kontroversi doktrin wah}dat al-wuju>d tersebut. Ia memberitahukan posisi Abdurrauf dalam menyikapi dua kubu yang berseberangan. Hal yang menarik untuk digarisbawahi adalah bagaimana ‘Abdurrauf mendasarkan argumentasinya terhadap beberapa teks al-Qur’an dalam redefinisi konsep wuju>diyyah. Tafsiran ‘Abdurrauf terhadap ayat al-Qur’an dalam kitab Tanbi>h al-Ma>shi secara jenial didasakan pada lingkar epistemologi sufistik, terutama menyangkut doktrin wuju>diyyah yang menjadi latar utama dalam penulisan kitab tersebut. Tulisan singkat ini membicarakan beberapa hal terkait tafsiran Abdurrauf terhadap ayat-ayat al-Qur’an dalam Tanbih al-Mashi yang berkaitan dengan rekonstruksi konsep wahdat al-wujud. Dalam hal ini, materi tafsir ‘Abdurrauf akan diklasifikasikan secara tematis-kronologis untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan teori Hussayn al-Dhahabi> tentang dua pola interpretasi yang terdapat dalam tafsir sufistik. Pada akhirnya, hal ini membawa kepada kesimpulan terkait sikap dan posisi ‘Abdurrauf dalam narasi besar polemik wah}dat al-wuju>d tersebut .

‘Abdurrauf bin ‘Ali al-Jawi al-Fansuri al-Sinkili merupakan ulama Melayu yang berasal dari daerah Fansur, Sinkel, di wilayah pantai barat laut Aceh. Tidak ada data yang valid terkait waktu kelahirannya. Meski demikian, beberapa pakar mencoba membuat beberapa hipotesis, Rinkes misalnya mengajukan tahun 1615

Edwar Djamaris, Hamzah Fansuri dan Nuruddin ar Raniri (Jakarta: Proyek Pengembangan




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/jm.v9i1.4210

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 heru widi widodo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 This journal has been indexed by:

CopernicusGoogle ScholarSinta 3DOAJMorarefGarudaCrossRef BASE

 JURNAL MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
except where otherwise noted.