KEPENTINGAN UTSMANI MENJALIN HUBUNGAN DENGAN KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
DOI:
https://doi.org/10.22373/jp.v1i2.3433Abstract
Hubungan Kekaisaran Ottoman telah berlangsung cukup lama dengan kesultanan Aceh. Kedua negara ini saling mengirim duta besar dan Utsmaniyah sendiri telah memenuhi tuntutan Sultan Aceh Darussalam seperti mengirim pasukan, peralatan dan bahkan ahli persenjataan. Harmonisasi kedua kerajaan Islam ini masih memiliki bukti sejarah sampai sekarang sebagai makam Tgk Dibitai (Salahaddin). Selain keinginan untuk membantu Aceh sebagai saudara, Utsmani juga memiliki kepentingan lain, yaitu kepentingan politik dan ekonomi. Saat ini Portugis merupakan ancaman utama di perairan laut merah. Jika bertransaksi di laut merah terganggu oleh tindakan Portugis pasti akan menjadi masalah bagi perekonomian Mekkah, karena jalur pelayarannya ke Mekah melalui laut merah. Aceh sendiri pada waktu itu juga menyerahkan dirinya dinyatakan patuh kepada Ottoman sebagai khilafah Islam. Meski dilihat dari segi letak geografis kedua kerajaan ini sangat jauh. Posisi Ottoman Turki berada di Eropa tengah, sedangkan Kerajaan Aceh Darussalam di Asia Tenggara (pinggiran kota).References
Ahmad, Zakaria, Sekitar Kerajaan Aceh dalam Tahun 1520-1675, Medan: Monara, 1972.
De Conto, Diogo, Observacoes sobre as principaes daDecadencia dos Portugueses na Asia, (Lisabon: Academia Real dan Sciencias, 1790. dikutip dalam (Lombard 1986: 159).
Eraslan, Cezmi, Abdilhamid ve Islam birligi [Abdulhamid and Islamic unity], Istanbul: Otuken Publications, 1992.
Farooki, Rahman, Mughal-Ottoman relations; A Study of Political relations between Mughal India and the Ottoman Empire, Deli: Idarah-I Adabiyat Delli, 1989.
Feener, R. Michael, dkk, Mapping The Acehnese Past, diterjemahkan oleh Supardi Asmorobangun, Jakarta: Pustaka Lasaran, 2011.
Hourani, Albert, A History of Arabs Peoples, terjemahan. Irfan Abubakar, Sejarah Bangsa-bangsa Muslim, Bandung: Mizan Media Utama, 1991.
Imber, Colin, Kerajaan Ottoman; Struktur Kekuasaan, Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2012.
Ismail Hakki Goksoy, Guneydogu Asya’da Osmanli-Turk Tesirleri, Isparta: Fakulte Kitabevi, 2004, hlm. 64.
Ozbaran, Salih, Ottoman Expansion toward the Indian Oceon in the 16th Century, Istambul: Istambul Bilgi Universiti, 2009.
Reid, Anthony, An Indonesian Frontier, Singapure: Singapure University Press, 2005.
Hasbi, Baiquni, Relasi Kerajaan Aceh Darussalam dan Kerajaan Utsmani, Banda Aceh: LSAMA, 2014.
Reid, Anthony, The Contes fot North Sumatra; Atjeh the Netherlands and Britain 1858-1898, (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1969a), hlm. 138).
Said, Mohammad, Aceh Sepanjang Abad, Jilid. 1, Medan: Waspada, 1981.
Zainuddin, Tarich Aceh dan Nusantara, Cet.1, Medan: Pustakan Iskandar Muda, 1961.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish work with this journal agree to the terms that: All material published by Jurnal Peurawi is protected under International copyright and intellectual property laws. The Jurnal Peurawi is licensed under a CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly works. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA; Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal (See The Effect of Open Access); and any views expressed in this work are the views of the authors and not of Editorial Board of Jurnal Peurawi. Jurnal Peurawi cannot be held responsible for views, opinions and written statements of authors or researchers published in this journal.