Prosedur Poligami di Malaysia (Analisis AktaUndang-Undang Keluarga Islam Wilayah-Wilayah Persekutuan)
DOI:
https://doi.org/10.22373/sjhk.v2i1.3102Keywords:
Poligami, prosedur dan aktaAbstract
Prosedur poligami di Malaysia masih tidak seragam karena setiap negeri bagian masih menggunakkan prosedur yang tersendiri. Artikel ini membahas 2 hal, yaitu; bagaimana prosedur poligami di Malaysia khususnya di Wilayah Persekutuan dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap perbedaan prosedur poligami yang ada di Wilayah Persekutuan dan negeri Terengganu. Artikel ini, menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan mengkaji buku yang berisikan informasi mengenai prosedur poligami. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa perbedaan prosedur poligami di Wilayah Persekutuan dan negeri Terengganu yang diatur dalam akta dan enakmen ini adalah pengaruh dan wewenang setiap negeri bagian bagi menetapkan pensyaratan dalam prosedur poligami di setiap negeri masing-masing. Prosedur poligami Wilayah Persekutuan mempunyai pensyaratan yang ketat untuk seseorang suami berpoligami dengan adanya izin istri sebelum permohonan poligami dilaksanakan sedangkan negeri Terengganu meringankan pensyaratan poligami dan tanpa perlu izin istri dan hanya perlu ke mahkamah syari‘ah untuk mendapatkan borang permohonan poligami.References
A. Hamid Sarong, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Banda Aceh:Yayasan Pena,2005.
Abu Malik Kamal Bin Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa, Cet. 1 Surakarta: Pustaka Arafah, 2014.
Abdul Monir Yaacob, “Perlaksanaan Perundangan Islam Di Malaysia: Satu Penilaianâ€. Journal Of Fiqh, No. 6, 2009.
Ahmad Mohamed Ibrahim, Pentadbiran Undang-undang Islam Di Malaysia, Kuala Lumpur: IKIM. 1997.
Arij Abdurrahman As-Sanan, Memahami Keadilan Dalam Poligami, Jakarta: Global Cipta Publishing, 2003.
Akta Undang-Undang Keluarga Islam Wilayah-Wilayah Persekutuan 1984.
Enakmen Undang-Undang Pentadbiran Keluarga Islam Terengganu.
H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jil. 2 Jakarta: Kencana Prenamedia Group.
H. Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan Perceraian Keluarga Muslim, Bandung: Cv Pustaka Setia, 2013.
H. Zainuddin Ali dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Cet.-3, Jakarta: Kencana, 2006.
Hussin Che Pa, Nasrul Hisyam Nor Muhammad & Suhaimi Mustar, Bidang Kuasa Eksklusif Mahkamah Syariah Selepas Pindaan Perkara 121(1A) Perlembagaan Persekutuan, Malaysian Journal Of Syariah And Law, Vol4, 2016.
Ibrahim Muhammad Al-Jamalu, Ta’adud Az-Zaujaat Fi Al-Islam, Mesir: Darul Iktisam, T.T 1400 H.
Ilham, Poligami Dalam Kaitannya Dengan Berlaku Adil (Studi Terhadap Pemikiran K.H. Abdullah Gymnastiar), Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh: 2012.
Ismail Kamus, Indahnya Hidup Bersyariat, Kuala Lumpur: Telaga Biru Sdn. Bhd., 2015.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Acces)