Kedudukan Izin Rujuk Suami dalam Masa ‘Iddah (Analisis Perspektif Hukum Islam)
DOI:
https://doi.org/10.22373/sjhk.v2i2.4746Keywords:
Kedudukan, Izin Rujuk, Masa ‘Iddah, Hukum IslamAbstract
Dalam al-Quran dan haditst tidak memerintahkan maupun melarang adanya syarat izin isteri untuk melakukan rujuk. Namun, menurut beberapa ulama rujuk tersebut tidak memerlukan izin dan persetujuan isteri sedangkan aturan yang ada dalam sistem perundang-undangan di Indonesia mengharuskan adanya izin isteri dalam rujuk suami. Izin rujuk dibutuhkan dengan tujuan untuk menghindari mudharat dan kerusakan.Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana tinjauan berdasarkan hukum Islam terhadap kedudukan izin rujuk suami dalam masa iddah, dan mengetahui dalil-dalil serta metode istinbāṭ hukum apa saja yang digunakan para ulama dalam menetapkan hak rujuk suami. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi pustaka (library reserach). Menganalisa data-data penelitian untuk menyimpulkan bahwa menurut hukum Islam, kedudukan izin rujuk suami dalam masa iddah tidak dijelaskan secara tegas. Ulama fikih menetapkan rujuk sebagai hak prerogatif suami yang tidak membutuhkan izin dan persetujuan dari isteri. Suami dapat merujuk isteri kapan pun. Izin isteri dalam rujuk suami yang berlaku dalam peraturan perundang-undangan tidak menyalahi hukum Islam. Adapun metode istinbāṭ yang digunakan lebih fokus kepada metode bayanī atau lughawiyyah. Metode ini ditinjau oleh para ulama untuk melihat dalil al-Quran tentang rujuk bersifat umum (‘am).References
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Al-Usrah wa Ahkāmuhā fī al-Tasyrī’ al-Islāmī, ed. In, Fiqh Munakahat, terj: Abdul Majid Khon, cet. 2, Jakarta: Amzah, 2011.
Abdul Rahman Ghazali, Fikih Munakahat, cet. 5, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhajul Muslim, ed. In, Minhajul Muslim; Pedoman Hidup Seorang Muslim, terj: Ikhwanuddin Abdullah & Taufiq Aulia Rahman, Jakarta: Ummul Qura, 2014.
Ahmad Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, cet. 4, Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada, 2009.
Al Yasa’ Abubakar, Metode Istislahiah: Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dalam Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016.
Amir Syarifuddin, Hukum Pekawinan Islam di Indonesia; antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang perkawinan, cet. 3, Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2009.
Amiur Nuruddin & Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia; Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Dhevi Nayasari, “Pelaksanaan Ruju’ pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Lamongan”. Jurnal Independent. Vol. 2, No. 1, Februari 2012.
Hamid Sarong, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, cet. 3, Banda Aceh: Yayasan PeNA, 2010.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Zādul Ma’ād fī Hadyī Khairil ‘Ibād, ed. In, Zadul Ma’ad; Bekal Perjalanan Akhirat, terj: Amiruddin Djalil, Jakarta: Griya Ilmu, 2016.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Mukhtaṣar Zād al-Ma’ād, ed. In, Zadul Ma’ad: Jalan Menuju ke Akhirat, terj: Kathur Suhardi, cet. 3, Jakarta: Gema Insani Press, 2011
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam, edisi kedua, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997.
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004.
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, ed. In, Fiqih Sunah, terj: Asep Sobari, dkk, cet. V, jilid 2, Jakarta: al-I’tishom, 2013.
Syaikh Ahmad Jad, Fiqih Wanita dan Keluarga, Jakarta: Kaysa Media, 2013.
Syaikh Hasan Ayyub, Fiqhul Usrah al-Muslimah, ed. In, Fikih Keluarga, terj: Abdul Ghofar, cet. V, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008.
Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, ed. In, Fiqih Islam; Pernikahan, Talak, Khulu’, Meng-Ila’ Isteri, Li’an, Zhihar, Masa Iddah, terj: Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, jilid 9, Jakarta: Gema Insani, 2011.
Wardah Nuroniyah, “Kritik Metodologis terhadap Pembaruan Hukum Perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam”. Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam. Vol. 1, No. 1, Juni 2016.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Acces)