Hukum Walīmah Al-‘Urs menurut Perspektif Ibn Ḥazm Al-Andalusī
DOI:
https://doi.org/10.22373/ujhk.v2i2.7653Keywords:
Hukum, Walīmah al- ‘Urs, Ibn Ḥazm Al-AndalusīAbstract
Jumhur ulama berpendapat bahwa walīmah al-‘urs hukumnya sunnah mu’akkad. Namun demikian, ada juga sebagian ulama memandang wajib, pendapat ini dipegang oleh Ibn Ḥazm al-Andalusī. Penelitian ini secara khusus menelaah pemikiran hukum Ibn Ḥazm al-Andalusī yang mengatakan hukum wajib melaksanakan walīmah al-‘urs. Dalam konteks ini, Ibn Ḥazm al-Andalusī cenderung memahami dalil-dalil hadis sebagai dasar hukum perintah wajib melaksanakan walīmah al-‘urs. Fokus penelitian ini adalah: Bagaimana pandangan Ibn Ḥazm tentang hukum melaksanakan walīmah al-‘urs?, dan Bagaimana dalil dan metode istinbāṭ yang digunakan Ibn Ḥazm dalam menetapkan hukum walīmah al-‘urs?. Dalam penelitian ini penulis mengunakan penelitian kepustakaan (library research). Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan cara analisis normatif. Setelah melakukan analisa mendalam terhadap fokus penelitian, penulis dapat menyimpulkan menurut Ibn Ḥazm, pelaksanaan walīmah al-‘urs hukumnya wajib dan disesuaikan dengan kemampuan. Dalil yang digunakan Ibn Ḥazm mengacu pada tiga riwayat hadis. Pertama hadis qawliyyah riwayat Muslim dari Yaḥyā bin Yaḥyā al-Tamīmī terkait perintah Rasulullah SAW untuk melaksanakan walīmah al-‘urs walaupun hanya sekadar satu ekor kambing. Kemudian, kedua hadis fi’liyyah riwayat Muslim dari Abī Bakr bin Abī Syaibah dan riwayat al-Bukhārī dari Muḥammad bin Yūsuf terkait Rasulullah SAW melaksanakan walīmah al-‘urs. Terhadap pendapat dan dalil hukum yang digunakan Ibn Ḥazm, pola penalaran yang ia gunakan ialah cenderung pada metode istinbāṭ bayānī, yaitu melihat sisi kaidah kebahasaan pada lafaz “أَوْلِمْ” dalam matan hadis riwayat Muslim “أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ”. Lafaz tersebut menurut Ibn Ḥazm merupakan lafaz amar perintah yang mengandung indikasi hukum wajib. Selain itu, pola penalaran istinbāṭ bayānī juga terlihat pada saat Ibn Ḥazm memandang hadits fi’liyyah Rasul SAW harus didukung dengan petunjuk dalil qawliyyah, sebab perbuatan Rasulullah SAW melaksanakan walīmah al-‘urs tidak dapat dijadikan hujjah wajibnya walīmah al-‘urs, kecuali adanya petunjuk dalil hadis lain yang memerintahkannya. Pola penalaran semacam ini mengarah pada metode istinbāṭ bayānī.
References
Abd al-Ḥayy Abd al-‘Al, Uṣūl al-Fiqh al-Islāmī, Terj: Muhammad Misbah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2014.
Abd al-Wahhāb al-Khallāf, Aḥkām al-Aḥwāl al-Syakhṣiyyah fī al-Syarī’ah al-Islāmiyyah, Kuwait: Dār al-Qalām, 1990.
Abd al-Wahhāb Khallāf, ‘Ilm Uṣūl al-Fiqh, Terj: Moh. Zuhri dan Ahmad Qorib, Edisi Kedua, Semarang: Dina Utama, 2014.
Abduh al-Barraq, Panduan Lengkap Pernikahan Islami, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, t. tp.
Abdul Azizi Mabruk al-Ahmadi, Fikih Muyassar, terj: Izzudin Karimi, Cet. 3, Jakarta: Darul Haq, 2016.
Abdul Hayy Abdul ‘Al, Uṣūl al-Fiqh al-Islāmī, Terj: Muhammad Misbah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2014.
Abdul Manan, Pembaruan Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2017.
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, Cet. 3, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Abdul Shomad, Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia, Cet. 2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Abdurraḥmān al-Jazīrī, al-Fiqh ‘alā al-Mażāhib al-Arba’ah, Juz’ 4, Beirut: Dār al-Kutb al-‘Ilimiyyah, 2003.
Abī al-Ḥasan al-Sindī, Fatḥ al-Wadūd fī Syarḥ Sunan Abī Dāwud, Mesir: Maktabah Līnah, 2010.
Abī al-Ḥasan al-Tibrīzī, al-Kāfī fī ‘Ulūm al-Ḥadīṡ, Yordania: Dār al-Aṡariyyah, 2008.
Abī Dāwud Sulaimān bin al-Asy’aṡ al-Sajastānī, Sunan Abī Dāwud, Riyadh: Bait al-Afkār, 1420.
Abū al-Ḥusain Muslim al-Ḥajjaj al-Qusyairī, Ṣaḥīḥ Muslim, Riyadh: Dār al-Salām, 2000.
Achmad W. Munawwir dan M. Fairuz, Kamus al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 2007.
Agus Arifin, Menikah untuk Bahagia: Fikih Nikah dan Kamasutra Islami, Cet. 6, Edisi Terbaru, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016.
Ahmad Sarwat, Fiqih Nikah, Tp: Kampus Syariah, 2009.
Ahmed al-Dawoody, The Islamic Law of War, Terj: Ayu Novika Hidayati, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019.
Al Yasa’ Abubakar, Metode Istislahiah: Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dalam Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016.
Alī al-Syuwaisyi’, Tuḥfah al-‘Urūsy ba Bahjah al-Nufūs, Terj: Abdul Risyad Shiddiq), Cet. 14, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010.
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Cet. 5, Edisi Pertama, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.
Arent Jan Weinsink, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fāẓ al-Ḥadīṡ al-Nabawī, Juz 7, Leiden: Madinah Leiden, 1936.
Atik Wartini, “Jaminan Sosial dalam Pandangan Ibnu Hazm dan Relevansinya dengan Pengembangan Jaminan Sosial di Indonesia”. Hunafa: Jurnal Studia Islamika. Vol. 11, No. 2, Desember 2014.
Badruddīn Aḥmad al-‘Ainī, ‘Umdah al-Qārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Juz 22, Bairut: Dār al-Kutb al-‘Ilmiyyah, 2001.
Cholil Nafis, Fikih Keluarga Menuju Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah: Keluarga Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas, Cet. 4, Jakarta: Mitra Abadi Press, 2014.
Desi Wahyuni, “Interaksi Hukum Adat Dan Hukum Islam Di Indonesia (Suatu Kajian Terhadap Sistem Walimah Adat Nangkih Sempelie Dan Turun Sempelie Di Lingkungan Etnik Kecamatan Kluet Timur Provinsi Aceh)”, Mahasiswi Fakultas Syari’ah Dan Hukum Prodi Hukum Keluarga Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh Pada Tahun 2017.
Hamzah Latief, “Interkoneksi Konsep Walimah Perkawinan dalam Hukum Islam dan Hukum Adat Bugis Bone”, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone pada tahun 2019.
Ibn Ḥajr al-Ḥaiṡamī, Tuḥfah al-Muḥtāj ilā Syarḥ al-Minhāj, Juz’ 5, Beirut: Dār al-Kutb al-‘Ilmiyyah, 2003.
Ibn Ḥazm al-Andalusī, al-Iḥkām fī Uṣūl al-Aḥkām, Juz’ 3, Beirut: Dār al-Afāq al-Jadīdah, 1979.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in El-Usrah: Jurnal Hukum Keluarga agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Acces)