KEKERASAN SIMBOLIK DAN PENGALAMAN PEREMPUAN BERPOLITIK DI ACEH

Authors

  • Musdawati Musdawati Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

DOI:

https://doi.org/10.22373/justisia.v2i2.2649

Abstract

Artikel ini mengkaji teori Pierre Bourdieu, sosiolog Perancis, dalam membongkar mekanisme terjadinya ketidakadilan terhadap perempuan dalam ranah politik praktis. Gagasan Bourdieu tentang teori habitus, modal, arena, kekerasan serta kekuasaan simbolik akan digunakan sebagai perspektif dalam membongkar mekanisme ketimpangan gender dalam bentuk kekerasan terhadap perempuan khususnya perempuan yang terlibat dalam politik. Terjadinya berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan, menurut teori Bourdieu, tidak bisa dilepaskan dari adanya kekerasan simbolik yang menjadi dasar bagi terbentuknya jenis-jenis kekerasan lain, seperti kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual. Kekerasan simbolik adalah bentuk kekerasan yang tak mudah dikenali. Kekerasan ini beroperasi melalui simbol-simbol wacana yang menghegemoni objek yang didominasi mengikuti pemakna yang diproduksi berdasarkan kepentingan subjek yang mendominasi. Akar kekerasan ini beroperasi melalui habitus perempuan yang memposisikannya sebagai subordinat di masyarakat, serta kemiskinan yang dialami baik secara ekonomi, budaya, sosial dan modal simbolik. Kekerasan yang bekerja pada level pengetahuan ini, tidak akan membuat perempuan memahami dan mengerti bahwa mereka sedang menjadi objek dan tidak akan melakukan perlawanan.

References

Bagus Takwin, â€Habitus: Perlengkapan dan Kerangka Panduan Gaya Hidup, dalam Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2006), hlm. 35-54.

Bagus Takwin, Proyek Intelektual Pierre Bourdieu: Melacak Asal-usul Masyarakat Melampaui Oposisi Biner dalam Ilmu Sosial‖, dalam Richard Harker

Fauzi Fashri, Pierre Bourdieu, Menyingkap Kuasa Simbol (Yogyakarta: Jalasutra dan Republik Institut, 2014

George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, terj..Nurhadi, Cet. 7 Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2011

Hadi, Amirul. Aceh: Sejarah, Budaya, dan Tradisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010.

Khofifah Indar Parawangsa, Mengukir Paradigma Menembus Tradisi, Pemikiran tentang Keserasian Gender, LP3ES, 2006

Ozay, Mehmed, Women as Rulers Phenomenon in Shout East Asian Islamic Society, The Queens of Aceh, in World Journal of Islamic History and Civilization1 (3), IDOSI Publication, 2011

Pierre Bourdieu dan L.J.D. Wacquant (ed.), An Invitation to A Raflexive Sociology (Chicago: University of Chicago Press, 1992)

Pierre Bourdieu, Uraian dan Pemikiran, terj. Ninik Rochani Sjams Kreasi Wacana, Yogyakarta:, 2011

Pierre Bourdieu, In Other Word: Essays Toward a Reflexive Sociology (Cambridge: Polity Press, 1990), 130-131.

Pierre Bourdieu, Language and Symbolic Power (Cambridge: Polity Press, 1991), hlm.165.

Richard Jenkins, Pierre Bourdieu (London dan New York: Routledge, 1992), hlm. 79.

T. Siegel, James, Rope of God , California University Press, 1965. Lihat juga Hadi, Amirul. Aceh: Sejarah, Budaya, dan Tradisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010.

Downloads

Published

2018-02-15

Issue

Section

Jurnal Justisia