IDENTIFIKASI KEMATANGAN GONAD INDUK BETINA KEPITING BAKAU DI KAWASAN MANGROVE KAMPUNG DEAH RAYA KOTA BANDA ACEH.

Widya Sari, Tatiana Tatiana, Muhammad Ali Sarong

Abstract


Kepiting bakau (Scylla spp.) merupakan Crustaceae yang berhabitat di perairan hutan bakau dan bernilai ekonomis. Keberadaan induk yang matang gonad saat ini dalam kondisi yang menguatirkan akibat penangkapan yang besar-besaran. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kematangan gonad dan fekunditas kepiting bakau di kawasan mangrove Kampong Deah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Pengambilan data menggunakan metode survey pada bulan Juni dan Juli 2021. Pengambilan sampel kepiting dengan metode purposive sampling. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas kepiting bakau dan parameter lingkungan pendukung meliputi suhu, salinitas dan pH perairan. Data dianalisis secara deskriptif. Induk betina kepiting bakau yang ditemukan berada pada TKG I – IV, jumlah induk kepiting TKG I dan II lebih banyak. IKG kepiting bakau berkisar dari 0 hingga 38,71%. Fekunditas kepiting bakau pada TKG IV menunjukkan jumlah telur yang akan memijah 1.348.666-4.922.500 butir. Sebagian besar induk kepiting betina kepiting berada pada masa belum matang gonad dan berada pada kondisi di luar musim memijah. Kualitas lingkungan (suhu, salinitas dan pH air) habitat berada pada kondisi normal.

Full Text:

PDF

References


Aryani, N. (2013). Kematangan gonad ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri Blkr) dengan pemberian pakan yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2), 127-134.

Asmara, H., Riani, E., & Susanto, A. (2011). Analisis beberapa aspek reproduksi kepiting bakau (Scylla serrata) di perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Matematika Sains dan Teknologi, 12(1), 30-36.

Cholik, F. (1999). Review of mud crab culture research in Indonesia. In Mud Crab Aquaculture and Biology. ACIAR Proceedings no.78. Canberra. Australia, 14-20.

Christensen, S. M., Macintosh, D. J., & Phuong, N. T. (2004). Pond production of the mud crabs Scylla paramamosain (Estampador) and S. olivacea (Herbst) in the Mekong Delta, Vietnam, using two different supplementary diets. Aquaculture research, 35(11), 1013-1024.

Danielsen, H. E., Hjelset, A. M., Bluhm, B. A., Hvingel, C., & Agnalt, A. L. (2019). A first fecundity study of the female snow crab Chionoecetes opilio Fabricius, 1788 (Decapoda: Brachyura: Oregoniidae) of the newly established population in the Barents Sea. Journal of Crustacean Biology, 39(4), 485-492.

Darwisito, S., Sinjal, H. J., & Wahyuni, I. (2015). Tingkat perkembangan gonad, kualitas telur dan ketahanan hidup larva ikan nila (Oreochromis niloticus) berdasarkan perbedaan salinitas. Jurnal LPPM bidang sains dan teknologi, 2(2), 86-94.

Djunaidah, I. S. (2004). Kajian pola pemijahan kepiting bakau (Scylla paramamosain Estampador) dan peningkatan penampilan reproduksinya melalui perbaikan kualitas pakan dalam substrat pemeliharaan teruji. [Disertasi]. Bogor: IPB.

Effendie, M. I. (2002). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Dwi Sari

Endrawati, H., Zainuri, M., Suryono, C. A., & Suryono, S. (2004). Pengaruh Kepadatan Terhadap Tingkat Kematangan Gonad dan Fekunditas Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Kultivasi di Tambak Garam. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 9(4), 196-201.

Ghufran, M & Kordik, K. 2009. Budidaya Perairan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Ghufran, M., & Kordi, H. (2009). Budidaya Perairan Buku Kedua. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Gita, R. S. D. (2015). Pengaruh Factor Abiotik Terhadap Keanekaragaman dan Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Hutan Mangrove Blok Bedul Taman Nasional Alas Purwo. Jurnal Bonorowo Wetlands, 5(1):11–20.

Haris, A., Damar, A., Bengen, D. G., & Yulianda, F. (2012). Produksi Serasah Mangrove dan Kontribusinya terhadap Perairan Pesisir Kabupaten Sinjai. Octopus: Jurnal Ilmu Perikanan, 1(1), 13-18.

Hariyanto, S., Irawan, B., & Soedarti, T. (2008). Teori dan Praktek Ekologi. Surabaya: Airlangga University Press

Hastuti, Y. P., Affandi, R., Millaty, R., & Nurussalam, W. (2019). Suhu Terbaik Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Kepiting Bakau Scylla serrata di Sistem Resirkulasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 11(2):311–322.

Irawan, A., Sulaeman, R., & Arlita, T. (2016). The Litter Productivity of Meranti (Shorea Spp.) Trees in Arboretum Area of Riau University Pekanbaru. Jom Faperta, l3 (1): 1-11.

Irawan, H. (2015). Studi Biologi dan Ekologi Hewan Filum Crustacea di Zona Litoral Pesisir Timur Pulau Bintan. Jurnal Dinamika Maritim, 5(2): 37–48.

Iromo, H. (2019). Pengembangan Budi Daya Kepiting Bakau di Kattara. Sleman: Deepublish publisher CV Budi Utama.

Iromo, H., Fahriza, N., & Amien, M. (2013). Studi Ketersediaan Induk Betina Kepiting Bakau Matang Ovari Di Pulau Tarakan Kalimantan Timur. Jurnal Harpodon Borneo, 6(1).

Irvansyah, M. Y., Abdulgani, N., & Mahasri, G. (2012). Identifikasi dan intensitas ektoparasit pada kepiting bakau (Scylla serrata) stadia kepiting muda di pertambakan kepiting, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Sains dan Seni ITS, 1(1), E5-E9.

Juwana, S., & Romimohtarto, K. (2000). Rajungan perikanan, cara budidaya dan menu Masakan. Jakarta: Djambatan.

Kanna, I. 2002. Budi Daya Kepiting Bakau: Pembenihan dan Pembesaran. Yogyakarta: Kanisius.

Kasry, A. (1996). Budidaya kepiting bakau dan biologi ringkas. Jakarta: Bharata Niaga Medan.

Kordi, K., & Ghufran, M. (2012). Ekosistem Mangrove Potensi, Fungsi dan Pengelolaan. Jakarta: Rineka Cipta

Kordi, M.G.H. 2009. Budi Daya Kepiting Bakau. Semarang: Aneka Ilmu.

Kordi, M.G.H., A. Tamsil. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan. Lily Publisher: Yogyakarta

Larosa, R., Hendrarto, B., & Nitisupardjo, M. (2013). Identifikasi sumberdaya kepiting bakau (scylla Sp.) yang didaratkan di TPI Kabupaten Tapanuli Tengah. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 2(3), 180-189.

Mantelatto, F. L. M., & Fransozo, A. (1997). Fecundity of the crab Callinectes ornatus Ordway, 1863 (Decapoda, Brachyura, Portunidae) from the Ubatuba region, São Paulo, Brazil. Crustaceana, 214-226.

Millamena, O. M., & Bangcaya, J. P. (2001). Reproductive performance and larval quality of pond-raised Scylla serrata females fed various broodstock diets. Asian Fisheries Science, 14(2), 153-160.

Norman, C. P., & Jones, M. B. (1993). Reproductive ecology of the velvet swimming crab, Necora puber (Brachyura: Portunidae), at Plymouth. Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom, 73(2), 379-389.

Öndes, F., Kaiser, M. J., Murray, L. G., & Torres, G. (2016). Reproductive ecology, fecundity, and elemental composition of eggs in Brown crab Cancer pagurus in The Isle of Man. Journal of Shellfish Research, 35(2), 539-547.

Palmqvist, K. 2010. Predation Mortality on Juvenile Mud Crab (Scylla serrata): Importance of Habitat and Size. Degree Project for Bachelor of Science. University of Gothenburg.

Pattiasina, B. J., Zairin Jr, M., Mokoginta, I., Affandi, R., & Manalu, W. (2010). Perkembangan ovari induk kepiting bakau Scylla serrata yang disuplementasi kolesterol dan disuntik serotonin Ovarian development of female mud crab, Scylla serrata supplemented with cholesterol and injected with serotonin. Jurnal Akuakultur Indonesia, 9(1), 67-76.

Pattiasina, B. J., Zairin Jr, M., Mokoginta, I., Affandi, R., & Manalu, W. (2010). Perkembangan ovari induk kepiting bakau Scylla serrata yang disuplementasi kolesterol dan disuntik serotonin Ovarian development of female mud crab, Scylla serrata supplemented with cholesterol and injected with serotonin. Jurnal Akuakultur Indonesia, 9(1), 67-76.

Pratiwi, R. (2010). Asosiasi Krustasea di Ekosistem Padang Lamun Perairan Teluk Lampung. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 15(2):66–76.

Purnami, A. T., & Sunarto, S. P. (2010). Study of Bentos Community Based on Diversity and Similarity Index in Cengklik DAM Boyolali. Jurnal Ekosains, 2(2):50–65.

Purwati, P. (2011). Relung dan Area Jelajah Kepiting Bakau. J. Oseana, 36(3), 31-37.

Puspaningdiah, M., Solichin, A., & Ghofar, A. (2014). Aspek biologi ikan gabus (Ophiocephalus striatus) di perairan rawa pening, kabupaten semarang. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(4), 75-82.

Putra, D., Sarong, M. A., & Purnawan, S. (2016). Kelimpahan kepiting bakau (scylla) di kawasan rehabilitasi mangrove Pulo Sarok Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Jurnal Sorihi. 1:5

Racotta, I. S., Palacios, E., & Ibarra, A. M. (2003). Shrimp larval quality in relation to broodstock condition. Aquaculture, 227(1-4), 107-130.

Rangka, N. A. (2008). Status usaha kepiting bakau ditinjau dari aspek peluang dan prospeknya. Neptunus, 14(1). 90 – 100.

Romano, N., & Zeng, C. (2007). Acute toxicity of ammonia and its effects on the haemolymph osmolality, ammonia-N, pH and ionic composition of early juvenile mud crabs, Scylla serrata (Forskål). Comparative Biochemistry and Physiology Part A: Molecular & Integrative Physiology, 148(2), 278-285.

Romimohtarto, K., & Juwana, S. (2009). Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Djambatan.

Rosmaniar. (2008). Kepadatan dan Distribusi Kepiting Bakau serta Hubungannya dengan Faktor Fisik Kimia di Perairan Pantai Labu. [Tesis]. Program Pascasarjana USU. Medan.

Sagala, L. S. S., Idris, M., & Ibrahim, M. N. (2013). Perbandingan pertumbuhan kepiting bakau (Scylla serrata) jantan dan betina pada metode kurungan dasar. Jurnal Mina Laut Indonesia, 3(12), 46-54.

Saputri, M., & Muammar, M. (2019). Karakteristik Habitat Kepiting Bakau (Scylla Sp.) Di Ekosistem Mangrove Silang Cadek Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Biotik: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan, 6(1), 75-80.

Serosero, R. (2011). Karakteristik habitat kepiting bakau (Scylla spp) di perairan pantai Desa Todowongi Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 4(1), 69-73.

Setiawan, F. & Triyanto. (2012). Studi kesesuaian lahan untuk pengembangan silvofishery kepiting bakau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Limnotek, 19(2):158-165.

Sheen, S. S. (2000). Dietary cholesterol requirement of juvenile mud crab Scylla serrata. Aquaculture, 189(3-4), 277-285.

Shelley, C., & Lovatelli, A. (2011). Mud crab aquaculture: a practical manual. FAO Fisheries and aquaculture technical paper, (567), I.

Shields, J. D. (2020). The reproductive ecology and fecundity of Cancer crabs. In Crustacean egg production (pp. 193-213). CRC Press.

Siahainenia, L. (2008). Bioekologi kepiting bakau (Scylla spp.) di ekosistem mangrove Kabupaten Subang Jawa Barat. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Silversand, C., Hyllner, S. J., & Haux, C. (1993). Isolation, immunochemical detection, and observations of the instability of vitellogenin from four teleosts. Journal of Experimental Zoology, 267(6), 587-597.

Siringoringo, Y. N., Desrita, D., & Yunasfi, Y. (2017). Kelimpahan dan pola pertumbuhan kepiting bakau (Scylla serrata) di hutan mangrove Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 4(1), 26-32.

Supyan, S., Sulistiono, S., & Riani, E. (2013). Karakteristik Habitat Dan Tingkat Kematangan Gonad Kepiting Kelapa (Birgus latro) di Pulau Uta, Propinsi Maluku Utara. AQUASAINS, 2(1), 73-82.

Suryono, C. A., Irwani, I., & Rochaddi, B. (2016). Pertambahan Biomasa Kepiting Bakau Scylla serrata pada Daerah Mangrove dan Tidak Bermangrove. Jurnal Kelautan Tropis, 19(1), 76-80.

Syafrudin, S. (2016). Identifikasi Jenis Udang (Crustacea) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan Kota Palangka Raya Provinsi kalimantan Tengah. Skripsi.

Tahmid, M., Fahrudin, A., & Wardiatno, Y. (2017). Kajian Struktur Ukuran Dan Parametr Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Ekosistem Mangrove Teluk Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Biologi Tropis, 15(2).

Talbot, P. (2020). Ovulation, attachment and retention of lobster eggs. In Crustacean egg production (pp. 9-18). CRC Press.

Tiurlan, E., Djunaedi, A., & Supriyantini, E. (2019). Analisis Aspek Reproduksi Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Perairan Kendal, Jawa Tengah. Journal of Tropical Marine Science, 2(1), 29-36.

Tsukimura, B. (2001). Crustacean vitellogenesis: its role in oocyte development. American Zoologist, 41(3), 465-476.

Tuhuteru, A. (2004). Studi Pertumbuhan dan Beberapa Aspek Reproduksi Kepiting bakau (Scylla serrata) dan Scylla transquabarica Di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Watanabe, T. (1988). Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook The General Aquaculture Course. Kanagawa International Fisheries Training Centre Japan International Coopertion Agency

Wibowo, E., Suryono, S., Ario, R., Ridlo, A., & Wicaksono, D. S. (2017). Studi Morfometri dan Tingkat Kematangan Telur Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kawasan Perairan Demak. Jurnal Kelautan Tropis, 20(2), 161-168.

Widhiastuti, R. (2008). Kepadatan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp.) serta Hubungannya dengan Faktor Fisik Kimia di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang (Tesis), USU. Medan.

Wijaya, N. I., & Yulianda, F. (2010). Biologi populasi kepiting bakau (Scylla serrata F.) di habitat mangrove taman nasional kutai kabupaten kutai timur oleh. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 36:3, 443-461.

Wijaya, N. I., & Yulianda, F. (2017). Model pengelolaan kepiting bakau untuk kelestarian habitat mangrove di Taman Nasional Kutai Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Manusia & Lingkungan, 24(2), 55-65.

Wouters, R., Piguave, X., Bastidas, L., Calderon, J., & Sorgeloos, P. (2001). Ovarian maturation and haemolymphatic vitellogenin concentration of Pacific white shrimp Litopenaeus vannamei (Boone) fed increasing levels of total dietary lipids and HUFA. Aquaculture Research, 32(7), 573-582.




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v9i2.11657

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


      

Prosiding Seminar Nasional Biotik
ISBN : 97-602-60401-3-8
ISSN : 2828-1675
Published By Biology Education Study Program Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Ar-Raniry State Islamic University Banda Aceh, Indonesia.
Email : official.semnasbiotik@gmail.com

 Lisensi Creative Commons
Prosiding Seminar Nasional Biotik : is licensed under  a Creative Commons Attribution 4.0 International License CC BY-SA 4.0