NILAI EKONOMI TIDAK LANGSUNG HUTAN MANGROVE KUALA LANGSA, ACEH (INDIRECT ECONOMIC VALUE OF FOREST MANGROVE KUALA LANGSA, ACEH
Abstract
Ekosistem mangrove menyediakan sumber daya dan jasa bagi ekonomi tingkat komunitas, nasional dalam hal menghasilkan produk, pendapatan, pekerjaan dan perdagangan serta pada tingkat global. Akan tetapi, nilai ekosistem mangrove hingga kini tidak mudah dikenali, sehingga sering diabaikan dalam suatu perencanaan pengembangan wilayah pesisir. Ketidaktahuan akan nilai fungsi dan kurangnya menghargai produk alami dan jasa ekologi ekosistem mangrove adalah kekuatan utama pendorong konversi sistem mangrove ke penggunaan alternatif. Menilai nilai ekonomi dari barang dan jasa ekosistem menjadi syarat penting untuk pengambilan keputusan lingkungan. Tujuan penelitian adalah menghitung nilai ekonomi tidak langsung hutan mangrove Kuala Langsa, Aceh. Penelitian dilakukakan dengan pengamatan secara purposive sampling dengan metode langsung dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan nilai total ekonomi tidak langsung sebesar Rp Rp 1.794.150.583,100,-/tahun. Manfaat terbesar berasal dari manfaat tidak langsung Rp 1.082.943.478,700,- atau 74,657%,- manfaat pilihan Rp 141.750.000,000,- atau 7,901 % dan manfaat keberadaan Rp 225.858.146,400.- atau 12,587%.
Full Text:
PDFReferences
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). 2007. Buku Analisa Laporan Akhir : Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Pesisir Provinsi NAD Pasca Tsunami. Banda Aceh: PT. Sumaplan Adicipta Persada. 125 hal.
Boto, K.G. dan T.J. Wellington. 1984. “Soil Characteristics and Nutrient Status in A Nothern Australian Mangrove Forest”. Estuarine. Solomons: European Virtual Institute for Speciation Analysis ( EVISA ). Vol. 7 (1): 61-69.
Dahdouh-Guebas, F., L.P. Jayatissa, D. di Nitto; J.O.Bosire, D. L. Seen, N. Koedam. 2005. “How Effective were Mangroves as A Defence Against The Recent Tsunami”. Curr. Biol. Rockville Pike, Bethesda, USA: Cell Press. Vol. 15: 443–447.
FAO. 2000. Aplications of Contingen Valuation in Developing Countries. FAO Economic and Social Development. Paper 146. Rome, Italy: Food and Agriculture Organization of the United Nations. 69 pp.
Feller, I.C. 1995. “Effects of Nutrient Enrichment on Growth and Herbivory of Dwarf Red Mangrove (Rhizophora mangle)”. Ecological Monographs. Washington: Ecological Society of America. Vol. 65: 477-506.
Idrus, S., A. Ismail, dan M. Ekayani. 2016. “Potensi Pembayaran Jasa Lingkungan Hutan Mangrove di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat”. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). Bogor: Institute for Research and Community Services (LPPM), Bogor Agricultural University (IPB). Vol. 21 (3): 195-202.
ISEAS. 1999. “Indonesia’s Fires and Haze, The Cost of Catastroph:. In. David Glover and Timothy Jessup (Eds.). Canada: Institute of Southeast Asian Studies, Singapore and International Development Research Center, Canada. 80 pp.
Kamal, E. 2004. “Produktivitas Serasah Hutan Bakau di Pulau Unggas Air, Bangis Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia”. Jurnal Mangrove dan Pesisir. Padang: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univeritas Bung Hatta. Vol. IV (3):1-4.
Komiyama, A., J. E Ong, S. Poungparn. 2008. “Allometry, Biomass, and Productivity of Mangrove Forests: A Review”. Aquatic Botany. Amsterdam: Elsevier B.V. Vol. 89 :128–137.
Lewis, R. R. 2003. Natural and Mechanical Alteration of Mangrove Forests. 512 South Fort Harrison Clearwater: The Pinellas County Department of Environmental Management. 13 p.
Lugo, A.E., and S.C. Snedaker. 1974. “The Ecology of Mangroves”. Ann. Rev. Ecol.Syst.Washington:AnnualReviews.Vol. 5:39-64.
McKee, K.L. 1995. “Seedling Recruitment Patterns in a Belizean Mangrove Forest: Effects of Establishment Ability and Physico-chemical Factors”. Oecologia. Berlin: Springer Publishing. Vol. 101 (4): 448-460.
Nurdin, I. dan S. Hartati. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Media Sahabat Cendikia.
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan, Nomor 12/M-DAG/ 3/ 2012 Tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Penghitungan Provisi Sumber Daya Hutan. 24 April. 2012.
Ruitenbeek, J. 1992. Mangrove Management: An Economic Analysis of Management Options with a Focus on Bintuni Bay, Irian Jaya. Jakarta and Halifax: Environmental Management Development in Indonesia Project (EMDI). 51 pp.
Suryono, T. 2006. Penilaian Ekonomi Lingkungan Terhadap Konversi Hutan Mangrove Menjadi Tambak dan Pemukiman (Studi Kasus di Hutan Angke Kapuk Jakarta Utara). [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 121 hal.
Vo, Q.T., C. Kuenzer, Q. M. Vo, F. Moder, Dan N. Oppelt. 2012. “Review of Valuation Methods for Mangrove Ecosystem Services”. Ecological Indicators. Amsterdam: Elsevier B.V. Vol. 23: 431–446.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v8i1.9536
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v8i1.9536.g5388
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ISSN : 2828-1675
Email : official.semnasbiotik@gmail.com
Prosiding Seminar Nasional Biotik : is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License / CC BY-SA 4.0