Ketahanan Dan Penguatan Adat Aceh Di Kalangan Remaja
DOI:
https://doi.org/10.22373/pjp.v5i1.167Abstract
Peran orang dalam rumah tangga sangat menentukan dalam kehidupan anak. Oleh sebab itu masalah keagamaan perlu menjadi perhatian khusus oleh kedua orang tua. Sebagai contoh ; orang tua berkewajiban mendidik anak untuk dapat melaksanakan ibadah shalat. Dalam budaya orang Aceh (Adat Aceh) pada masa remaja ini perlu mendapat perhatian penting dari segenap lapisan masyarakat, mulai dari orang tua, sekolah dan masyarakat. Pengawasan terhadap remaja harus lebih ketat dibandingkan pasa masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan remaja mulai terlibat dalam pergaulan di sekolah atau lingkungannya. Masa inilah yang paling susah menjaganya, sehingga orang tua tak boleh sedikitpun lalai dalam memantau dan mengawasinya. Dalam Adat Aceh anak laki-laki tidak lagi tidur di rumah bersama orang tuanya tetapi mereka sudah tidur di meunasah. Tidur di meunasah berguna bagi kehidupan anak karena selalu dekat dengan tempat shalat. Biasanya mereka sebelum tidur membaca “Dalailul Khairat†secara bersama-sama. Kebiasaan membaca “Dalailul Khairat†masih terlihat di gampong-gampong sampai sekarang, terutama pada malam Jum’at. Dalam kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi banyak remaja yang telah terlibat dalam kemajuan tersebut. Bahkan mulai dari anak-anak mereka sudah pandai mengakses situs-situs pornografi di berbagai media internet. Sehingga apa yang disaksikan itu sudah menjadi sebuah kebutuhan tanpa ada rasa takut dan malu, apa lagi dosa. Hal ini menyebabkan otak mereka tidak lagi berisi nilai-nilai agama Islam, tetapi pikiran mereka sudah dihantui nafsu birahi syetan, sehingga terlibatlah mereka untuk melakukan hubungan dengan lawan jenis (free sex). Lebih mengerikan lagi bila hal itu terjadi karena konflik orang tua di rumah tangga, di mana remaja memihak kepada salah satu pihak. Biasanya remaja puteri ketika melihat bapaknya melakukan kekerasan kepada ibunya, dia membenci bapak dan kaum lelaki lainnya dan tidak mencintai kaum lelaki seumur hidupnya. Akibatnya dia mencintai kaum perempuan sehingga terjadi hubungan sesama jenis (lesbian). Sementara remaja laki-laki sering melakukan homosek sdebagai akibat kegoncangan rumah orang tuanya.References
Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh, Adat Aceh ,Banda Aceh: LAKA,1990
Muhammad Abdurrahman, Bagaimana Seharusnya Berakhlak Mulia, Banda Aceh, Adnin Foundation Publisher,2014
Muhammad Umar, Peradaban Aceh, Banda Aceh: Boebon Jaya, 2008
Mujiburrahman, Kontribusi Guru Dalam Pembinaan Etika Berpakaian Islami Siswa SMAN Kota Sabang, Banda AcehPPs UIN Ar-Raniry,2014
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Rosdakarya,2010
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajara, Jakarta,Kencana,2008
Downloads
Published
2017-09-16
Issue
Section
Articles
License
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).