Ketahanan Dan Penguatan Adat Aceh Di Kalangan Remaja

Tasnim Idris

Abstract


Peran orang dalam rumah tangga sangat menentukan dalam kehidupan anak. Oleh sebab itu masalah keagamaan perlu menjadi perhatian khusus oleh kedua orang tua. Sebagai contoh ; orang tua berkewajiban mendidik anak untuk dapat melaksanakan ibadah shalat. Dalam budaya orang Aceh (Adat Aceh) pada masa remaja ini perlu mendapat perhatian penting dari segenap lapisan masyarakat, mulai dari orang tua, sekolah dan masyarakat. Pengawasan terhadap remaja harus lebih ketat dibandingkan pasa masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan remaja mulai terlibat dalam pergaulan di sekolah atau lingkungannya. Masa inilah yang paling susah menjaganya, sehingga orang tua tak boleh sedikitpun lalai dalam memantau dan mengawasinya. Dalam Adat Aceh anak laki-laki tidak lagi tidur di rumah bersama orang tuanya tetapi mereka sudah tidur di meunasah. Tidur di meunasah berguna bagi kehidupan anak karena selalu dekat dengan tempat shalat. Biasanya mereka sebelum tidur membaca “Dalailul Khairat†secara bersama-sama. Kebiasaan membaca “Dalailul Khairat†masih terlihat di gampong-gampong sampai sekarang, terutama pada malam Jum’at. Dalam kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi banyak remaja yang telah terlibat dalam kemajuan tersebut. Bahkan mulai dari anak-anak mereka sudah pandai mengakses situs-situs pornografi di berbagai media internet. Sehingga apa yang disaksikan itu sudah menjadi sebuah kebutuhan tanpa ada rasa takut dan malu, apa lagi dosa. Hal ini menyebabkan otak mereka tidak lagi berisi nilai-nilai agama Islam, tetapi pikiran mereka sudah dihantui nafsu birahi syetan, sehingga terlibatlah mereka untuk melakukan hubungan dengan lawan jenis (free sex). Lebih mengerikan lagi bila hal itu terjadi karena konflik orang tua di rumah tangga, di mana remaja memihak kepada salah satu pihak. Biasanya remaja puteri ketika melihat bapaknya melakukan kekerasan kepada ibunya, dia membenci bapak dan kaum lelaki lainnya dan tidak mencintai kaum lelaki seumur hidupnya. Akibatnya dia mencintai kaum perempuan sehingga terjadi hubungan sesama jenis (lesbian). Sementara remaja laki-laki sering melakukan homosek sdebagai akibat kegoncangan rumah orang tuanya.

Full Text:

PDF

References


Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh, Adat Aceh ,Banda Aceh: LAKA,1990

Muhammad Abdurrahman, Bagaimana Seharusnya Berakhlak Mulia, Banda Aceh, Adnin Foundation Publisher,2014

Muhammad Umar, Peradaban Aceh, Banda Aceh: Boebon Jaya, 2008

Mujiburrahman, Kontribusi Guru Dalam Pembinaan Etika Berpakaian Islami Siswa SMAN Kota Sabang, Banda AcehPPs UIN Ar-Raniry,2014

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Rosdakarya,2010

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajara, Jakarta,Kencana,2008




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/pjp.v5i1.167

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Jurnal Ilmiah Pionir



View My Stats

View My Stats


Indexed By:

 


PIONIR: Jurnal Pendidikan
P-ISSN 2339-2495
E-ISSN 2549-6611

Publised by Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 

Flag Counter