HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BULLYING DENGAN KESEHATAN MENTAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 KENDAL

Authors

  • Belvaza Feilasifa Universitas Negeri Semarang
  • Anwar Sutoyo Universitas Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.22373/je.v8i2.13036

Keywords:

Perilaku Bullying, Kesehatan Mental, Siswa SMP.

Abstract

This study aims to determine whether or not there is a relationship between bullying behavior and the mental health of class VIII students at SMP Negeri 2 Kendal. This type of research is descriptive correlational quantitative research. The subjects of this study were 256 students of class VIII and as a sample 64 students who had high, medium, and low levels of bullying behavior and mental health. The sampling technique was taken using a proportionate stratified random sampling technique. The data collection method used a bullying behavior scale and a mental health scale. The data analysis technique used was a descriptive analysis of the percentage of product-moment correlation analysis, and hypothesis testing using the SPSS version 22 application tool. The results showed that the majority of students’ levels of bullying behavior and mental health were dominated in the moderate category, with bullying behavior at 64.1% and mental health at 67.2%. In addition, the hypothesis test for the normality test obtained a significant result of 0.200 meaning that the normal distribution and linearity test had a significant result of 0.818 linear means. Furthermore, the data obtained from the product-moment correlation analysis results obtained a Pearson correlation of -0.584 and a Sig value. (2-tailed) with a value of 0.000 < 0.05 then the research hypothesis is accepted. Based on the results of the study, it can be concluded that there is a significant negative relationship between bullying behavior and the mental health of class VIII students at SMP Negeri 2 Kendal.  

Author Biographies

  • Belvaza Feilasifa, Universitas Negeri Semarang
    Namanya adalah Belvaza Feilasifa. Lahir di Kendal, 15 Agustus 1999. ia adalah anak kedua dari dua bersaudara. Belva adalah panggilan akrabnya. Sejak kecil ia diberikan pendidikan dari orang tuanya untuk menjadi orang yang jujur, baik dan sopan dengan orang lain.

    Ketika berumur 6 tahun ia memulai pendidikan di MIN Kalibuntu Wetan Kendal, kemudian setelah lulus ia melanjutkan ke SMP N 3 Patebon Kendal pada tahun 2011. Selepas lulus dari SMP di tahun 2014, ia melanjutkan ke SMA N 2 Kendal mengambil jurusan IPS. Saat kelas XI ia pernah mengikuti lomba OSN Geografi se Kabupaten Kendal. Pada tahun 2017 ia lulus dari SMA langsung melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengambil jurusan Bimbingan dan Konseling. Selama kuliah ia berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik, ia berprinsip bahwa "hasil tidak akan mengkhianati proses".

  • Anwar Sutoyo, Universitas Negeri Semarang

    Anwar Sutoyo adalah salah seorang sarjana kontemporer yang memiliki gagasan dan ide cemerlang mengenai konseling Islami. Anwar Sutoyo, demikianlah nama lengkapnya. Beliau lahir di Jepara pada tanggal 3 November 1958. Tepat di bulan November tahun ini, beliau berusia 63 tahun. Anwar Sutoyo merupakan putra pertama dari enam bersaudara dari pasangan bapak Sutaji dan ibu Suti. Sejak kecil, Anwar Sutoyo gemar menuntut ilmu. Bukti kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan adalah ketika ia berani meninggalkan orangtua dan saudara-saudaranya demi tujuan menuntut ilmu.

    Sebagai anak pertama yang dilahirkan dari enam bersaudara, Anwar Sutoyo sangat rajin dan bersemangat dalam hal menuntut ilmu. Kesungguhannya dalam menuntut ilmu mendapatkan hasil ketika ia berhasil menyelesaikan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah di desa Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, pada tahun 1970. Setahun kemudian, pada tahun 1971, Anwar Sutoyo juga berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri III Kelet. 

    Setelah lulus dari Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar Negeri, Anwar Sutoyo langsung melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya, yaitu ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, sekolah yang dipilihnya adalah Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah, Kelet, Kecamatan Keling. Dengan semangat dan kemampuannya untuk menuntut ilmu, akhirnya pada tahun 1973 Anwar Sutoyo dapat menamatkan sekolahnya dengan mendapat predikat “Siswa Teladan”. Bahkan predikat “Siswa Teladan” ini mampu dipertahankan Anwar Sutoyo hingga lulus dari Pedidikan Guru Agama Pertama (PGAP) dan Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) di PGA Muhammadiyah Klaten pada tahun 1976.

    Satu tahun setelah lulus dari PGA Muhammadiyah Klaten, tepatnya pada tahun 1977, Anwar Sutoyo melanjutkan studinya di Universitas Sebelas Maret dengan mengambil program studi Bimbingan dan Penyuluhan. Sejak menekuni kuliah di bidang inilah Anwar Sutoyo mulai bergulat dengan pemikiran-pemikiran intelektualnya. Pergulatan tersebut membuat dorongan kuat di hati Anwar Sutoyo untuk memikirkan agar bisa menemukan model layanan bimbingan dan konseling dengan rujukan yang kukuh dan benar sebagai upaya dalam membantu umat manusia sepanjang zaman. Di Universitas Sebelas Maret inilah gelar sarjana muda diperoleh Anwar Sutoyo pada tahun 1980. Dua tahun kemudian, masih di perguruan tinggi yang sama, Anwar Sutoyo mendapatkan gelar sarjana di bidang bimbingan dan penyuluhan, yaitu pada tahun 1982.

    Pada tahun 1990, akhirnya Anwar Sutoyo mampu melanjutkan studi jenjang S-2 jurusan bimbingan dan penyuluhan di Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Biaya selama kuliah di PPS UPI ini ditanggung oleh Tim Manajemen Program Doktor (TMPD). Era TMPD di Indonesia ini berlangsung dari tahun 1976 hingga tahun 1996, yang setelah itu berubah nama menjadi Beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana (BPPS). Pada waktu itu, TMPD inilah yang mengkoordinir pemberian bantuan beasiswa kepada dosen perguruan tinggi yang mengikuti program magister (S-2) dan program doktor (S-3).

    Di tengah kegiatannya sebagai mahasiswa pascasarjana, Anwar Sutoyo kembali terdorong untuk memikirkan tentang gagasan-gagasannya mengenai sebuah layanan bimbingan dan konseling dengan rujukan yang berasal dari ajaran Islam. Dorongan dan gagasan semacam ini dulu sempat ia pikirkan, ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Sebelas Maret. Namun, karena banyak hal yang dianggapnya sebagai kekurangan, akhirnya ia menyimpan keinginannya itu. Hingga akhirnya dorongan untuk mewujudkan gagasan tersebut kembali menguat ketika Anwar Sutoyo berhasil menyelesaikan studi magisternya pada tahun 1993.

    Di penghujung abad ke-20, tepatnya pada dekade delapan puluhan, di Indonesia telah ramai membahas masalah mengenai layanan bimbingan dan konseling yang berdasarkan atas ajaran agama Islam. Topik mengenai layanan bimbingan dan konseling Islami ini mulai serius diperbincangkan lewat seminar pada tahun 1985 dan 1987 yang diselenggarakan di Yogyakarta. Seminar tersebut merupakan suatu upaya islamisasi ilmu pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan di Indonesia. Dari sini dapat dikatakan bahwa, sedikit banyaknya dorongan dan keiinginan Anwar Sutoyo untuk menggali konsep mengenai bimbingan dan konseling yang masih tersimpan di dalam al-Qur’an dan hadits ini terpengaruh oleh situasi dan keadaan pada saat itu.

References

Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: PT Grasindo.

Coloroso, Barabara. (2007). Stop Bullying! Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Diterjemahkan Santi Indira Astuti. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Daradjat, Zakiah. (2016). Kesehatan Mental. Jakarta: PT Gita Karya.

Data Kekerasan – PPID DP3AKB. (2016). Diunduh tanggal 04 Juni 2021, dari http://ppid.dp3akb.jatengprov.go.id.

Jangan Kaget Kalau Anak-anak juga Bisa Membully Teman Sepermainannya, Ini Sebabnya. 2018. Diunduh tanggal 18 Juni 2021, https://jateng.tribunnews.com/amp/2018/03/06/

Kartono, Kartini & Andari. (2000). Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam. Bandung: Mandar Maju.

Notosoedirdjo, Moeljono & Latipun. (2016). Kesehatan Mental edisi keempat: Konsep dan Penerapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Olweus, D. (2003). Bulying at School. USA: Blackwell publishing.

Rigby, Ken. (2003). Consequences of Bullying in Schools. Canadian Journal of Psychiatry. 48, 583-590.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Erlangga.

Santrock, J.W. (2012). Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup Jilid 1. Jakarta: PT. Erlangga.

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sepanjang 2019 153 Anak jadi Korban Fisik dan Bullying. (2019). Diunduh tanggal 18 Juni 2021, dari https://m.jpnn.com/amp/news/sepanjang-2019-153-anak-jadi-korban-fisik-dan-bullying.

Sundari, Siti. (2018). Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryani. (2016). Stop Bullying. Bekasi: Soul Journey.

Yusuf, Syamsu. (2018). Kesehatan Mental, Perspektif Psikologis dan Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Downloads

Published

2022-12-30