Pemanfaatan Berbagai Jenis Bahan Sebagai Penggumpal Lateks
DOI:
https://doi.org/10.22373/ekw.v2i1.639Keywords:
penggumpal lateks, nira aren, limbah pabrik, Averrhoa bilimbi L, Morinda citrofilia L, Nephellium lappacveumAbstract
Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di dunia yang kini menempati posisi kedua setelah Thailand. Lateks yang diperoleh dari pohon karet dengan cara penyadapan selanjutnya di olah untuk berbagai keperluan. Rendahnya mutu bahan olah karet di Indonesia mendorong para peneliti untuk dapat meningkatkan kualitasnya. Salah satunya dengan memanfaatkan berbagai bahan untuk menggumpalkan lateks sebagai proses penanganan setelah penyadapan. Penelitian tentang pemanfaatan bahan-bahan seperti ekstrak buah-buahan yang memiliki pH asam, nira aren ataupun penggunaan limbah cair pabrik tahu yang juga sebagai bentuk penanganan limbah telah dilakukan. Hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut dapat digunakan sebagai penggumpal lateks.References
Ali, F., et al., 2009, Penggunaan Ekstrak Buah Rambutan sebagai Penggumpal Lateks Pasca Panen (Studi Pengaruh Volume, Waktu, dan pH Pencampuran), Jurnal Teknik Kimia, (Vol. 16, No. 2).
Ali, F., Firliansyah, B., dan Kurniawan, A., 2014, Pemanfaatan Nira Aren Sebagai Koagulan Alami Lateks (Studi Pengaruh Volume Koagulan, Waktu Kontak dan Temperatur, Jurnal Teknik Kimia (Vol. 20, No. 4).
Handayani, H., 2014, Pengaruh Berbagai Jenis Penggumpal Padat Terhadap Mutu Koagulum dan Vulkanisat Karet Alamâ€, Jurnal Penelitian Karet (32(1): 74-80).
Hardiyanty, R., Suheri, A.H., dan Ali, F., 2013, Pemanfaatan Sari Mengkudu Sebagai Bahan Penggumpal Lateks, Jurnal Teknik Kimia, (Vol. 19, No. 1).
Hasibuan, I.F., et al, 2012, Pemanfaatan Limbah Lateks Karet Alam dengan Pengisi Bubuk Pelepah Pisang sebagai Adsorben Minyak, Jurnal Teknik Kimia USU,(Vol. 1, No. 2).
Hidayoko, G., dan Wulandra, O., 2014, Pengaruh Penggunaan Jenis Bahan Penggumpal Lateks Terhadap Mutu SIR 20, AGRITEPA, (Volume 1, No. 1).
Muis, Y., 2004, Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Tahu Sebagai Penggumpal Lateks, Jurnal Sains Kimia (Vol. 8, No. 1).
Muis, Y., 2007, Pengaruh Penggumpal Asam Asetat, Asam Formiat, dan Berat Arang Tempurung Kelapa Terhadap Mutu Karet, Jurnal Sains Kimia, (Vol. 11, No. 1)
Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (BOKAR). Nomor 38/Permentan/OT. 140/2008
Purbaya, M., et al., 2011, Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Penggumpal Lateks dan Hubungannya dengan Susut Bobot, Kadar Karet Kering dan Plastisitas, Prosiding Seminar Nasional AvoER ke-3(ISBN : 979-587-395-4).
Pusari, D., dan Haryanti, S., 2014, Pemanenan Getah Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg) dan Penentuan Kadar Karet Kering (KKK) dengan Variasi Temperatur Pengovenan di PT. Djambi Waras Jujuhan Kabupaten Bungo, Jambi, Buletin Anatomi dan Fisiologi (Volume XXII, No. 2).
Safitri, K., 2010, Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi L) sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, Skripsi : Universitas Sumatera Utara.
Tim Penulis PS, 2008, Panduan Lengkap Karet, Jakarta : Penebar Swadaya.
Downloads
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Proposed Policy for Journals That Offer Open Access Authors who publish with the Elkawnie journal agree to the following terms:
a. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
b. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
c. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (see The Effect of Open Access).