KOMODIFIKASI KONTEN DAKWAH HABIB HUSEIN JAFAR AL-HADAR DI YOUTUBE: EKSPRESI KESALEHAN DAN WACANA BARU DALAM KONTESTASI KEAGAMAAN DI ERA KONTEMPORER
Abstract
Kemajuan teknologi dan informasi memberikan peluang baru bagi para mubaligh untuk dapat berkiprah menyebarkan ajaran Islam melalui berbagai platform media sosial. Salah satu dari mubaligh yang mengambil peran untuk berdakwah melalui media sosial adalah Habib Husein Jafar al-Hadar. Artikel ini mengkaji tentang aktifitas dakwah Habib Husein Jafar dalam platform media sosial yang digunakannya, Youtube. Analisis dilakukan dengan mengamati secara virtual dan visual (etnografi virtual) pada konten-konten dakwah yang ditampilkan Habib Husein Jafar melalui Youtube. Dari kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa: 1) pemilihan platform media sosial Youtube didasarkan oleh perhatiannya kepada usaha pencerahan spiritual generasi muda—karena berdasarkan penelitian terdahulu, pengguna platform media sosial ini kebanyakan adalah usia 18-25 tahun, 2) bertolak dari konsumen dakwahnya yang sebagaian besar anak muda, konten yang disajikannya pun disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka, dan 3) dengan menggunakan konsep analisis circuit of culture, Habib Husen Jafar al-Hadar dalam berbagai kontennya mampu untuk merekonstruksi persepsi masyarakat mengenai definisi kesalehan seseorang. Adalah dengan tidak sebatas berbasis kepada tampilan normatif—berjubah dan bersorban, misalnya—tetapi lebih kepada sisi substantive seseorang, yakni dengan berperilaku dan berpengetahuan yang mumpuni. Dengan ragam konten yang dibuatnya ia mampu untuk memvisualisasikan diri sebagai anak muda yang saleh, dengan tidak menanggalkan status sosialnya sebagai anak muda.
Kata Kunci: Dakwah, Habib Husein Jafar, dan Youtube
Full Text:
PDFReferences
F.K.Bohang, “Berapa Jumlah Pengguna Internet Indonesia?” diakses dari https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/16453177/berapa-jumlah-pengguna-internet-indonesia pada Jum’at, 29 Mei 2020.
Ari Wibowo, “Kebebasan Berdakwah di Youtube: Suatu Analisis Pola Partisipasi Media,” dalam Mawa’izh: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, Vol. 9, No. 2 tahun 2018, 225.
Baidu, Jelajah Dunia Mobile di Indonesia (Jakarta: Baidu Indonesia, 2014), 15.
Fakhruroji, “Muslims Learnings Islam on Internet” dalam M. Woodward & R. Lukens-Bull (Eds.), Handbook of Contemporary Islam and Muslim Lives tahun 2019, 1-17.
Salah satu tujuan utama berdakwah melalui media sosial Youtube adalah menarik minat dan memberikan kemudahan khalayak untuk mempelajari agama Islam. Lihat R. Saputra dan U.H. Islamiyah, “Da’wah Strategy Through Google Search Engine Optimization,” dalam Islam Universalia: International Journal of Islamic Studies and Social Sciences, tahun 2019, 20-41.
Lihat misalnya Syamsiani, “Pemaknaan Hadis oleh Hanan Attaki dalam Dakwahnya di Youtube,” dalam Jurnal Living Hadis, Vol. IV, No. 2, tahun 2019., Mabrur, “Era Digital dan Tafsir Al-Qur’an Nusantara: Studi Penafsiran Nadirsyah Hosen di Media Sosial,” dalam Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, Vol. 2, Maret 2020., Ida Komalasari, “Karakteristik Bahasa Ceramah Ustadz Abdul Somad di Youtube,” dalam Prosiding Seminar Nasional Linguistik VII.
Syamsul Rijal, “Kaum Muda Pecinta Habaib: Kesalehan Populer dan Ekspresi Anak Muda di Ibukota,” dalam Jurnal Afkaruna, Vol. 14, No. 2, tahun 2018, 168.
Ismail Fajri Alatas, “Securing Their Place: The Ba’alawi, Prophetic Piety and Islamic Resurgene,” Thesis National University of Singapore tahun 2008, 96.
M. Sirajuddin, “Pengembangan Strategi Dakwah Melalui Media Internet; Peluang dan Tantangan,” dalam Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, Vol. 1, No. 1, tahun 2014, 7.
F. K. Bohang, “Berapa Jumlah Pengguna Internet Indonesia…, pada Jum’at, 29 Mei 2020.
K. Lovejoy & G. D. Saxton, “Information, Community, and Action: How Nonprovit Organizations Use Media Social,” dalam Journal of Computer-Mediated Communication, Vol. XVII, No. 3, tahun 2012, 337-353.
Imran, M. Castillo, C. Diaz & S. Vieweg, “Processing Social Media Messages in Mass Emergency: A Survey,” dalam ACM Computing Surveys, 2018, 80.
D. Ruths & J. Pfeffer, “Social Media for Large Studies of Behavior,” dalam Jurnal Science, tahun 2014, 1063-1064.
G. M. Dwijaya & D. A. Zuliestiana, “Analising Positioning Youtuber Indonesia berdasarkan Persepsi Penonton Youtube dengan Menggunakan Metode Perceptual Mapping; Studi pada Kategori Entertainment dengan Konten Berbasis Vlog,” dalam E-Proceeding of Management, IV (3) 2017, 2267-2271.
Jurnal Wisuda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2015, 71
https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190601/Dakwah-Digital-Sang-Habib-Muda/0 pada Sabtu, 30 Mei 2020.
Jurnal Wisuda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2015, 71.
A. M. Leve, “Circuit of Culture as a Generative Tools of Contemporary Analysis: Examining the Constructions of an Education Commodity,” dalam AARE APERA International Conference tahun 2012, 78.
M. A. Hogg & K. M. White, “A Tale of Two Theories: A Critical Comparison of Identity Theory with Social Identity Theory,” dalam Social Psychology Quarterly Social Psychology Quarterly, Vol. 58, No.4, 255-269.
B. C. Taylor, Heinrich Demont, K. J. Broadfoot, & C. Jian, “New Media and the Circuit of Cyberculture: Conceptualizing Napster,” dalam Journal of Broadcasting & Electronic Media, Vol. 46, No. 4, hlm. 607-629.
K. Woodward, “Concept of Identity and Difference,” dalam K. Woodward (Ed.), Identity and Difference (London: Sage Publications in Association with The Open University, 1997), 7-62.
Wawancara dengan Habib Husein Jafar al-Hadar pada 30 Mei 2020.
https://youtu.be/3ngIYRPVUx0
https://youtu.be/p9ZG2Tgc4Ls
https://youtu.be/CcK5E4lJoTg
https://youtu.be/YtNgYOVKxFw
A. Wierzbicka, Semantics, Cognition, and Culture, (London: Oxford University Press, 1992), 34.
R. W. Simon, “Parental Role Straints, Salience of Parental Identity, and Gender Differences in Psychological Diistress,” dalam Journal of Health and Social Behavior, Vol. 33, No. 1, tahun 1992, 25-35.
I. S. Ibrahim, & B. A. Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi: Mengkaji Media dan Budaya dalam Dinamika Globalisasi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2014), 27.
S. Hall, “Representation: Cultural Representations and Signifying Practices,” dalam S. Hall (Ed.), Culture, Media & Identities, (London: The Open University & Sage Publications Ltd, 1997), 81.
Wawancara dengan Habib Husein Jafar al-Hadar pada 30 Mei 2020.
https://youtu.be/x2-MFlt8pBo
https://youtu.be/p9ZG2Tgc4Ls
N. K. Denzin, “The Seventh Moment: Qualitative Inquiry and the Practices of a More Radical Consumer Research,” dalam The Journal of Consumer Research, tahun 2001, hlm. 324-330.
Jawaban yang disampaikan Habib Husein Jafar dalam menanggapi beberapa pertanyaan yang diberikan—dalam beberapa konten Youtube nya—sangat sederhana dan praktis untuk diimplementasikan. Lihat konten Kultum Pemuda Tersesat pada https://youtu.be/p9ZG2Tgc4Ls dan Islam Jadi Asyik feat Coki Pardede—penganut acnoustik, dalam https://youtu.be/gu9jQH4OnjE
S. Hall, “The Centrality of Culture: Notes on the Cultural Revolutions of Our Time,” dalam K. Thomson (Ed.), Media and Cultural Regulation (Cultures, Media and Identities Series), Edisi 1, (London: Sage Publications in Association with The Open University, 1997).
Hal ini terkadang diakui oleh teman colab nya—Coki Pardede—bahwasannya ia merasa heran dengan gaya berbusana Habib Husen Jafar yang santai dan apa adanya—dengan menggunakan kaos atau celana. Lihat konten Islam Jadi Asyik feat Coki Pardede dalam https://youtu.be/gu9jQH4OnjE
Refbacks
- There are currently no refbacks.