METODOLOGI PENDIDIKAN AQAL MELALUI BAYAN, ‘IRFAN DAN BURHAN
Abstract
Aqal merupakan anugerah yang istimewa dari Allah Yang Maha Kuasa, disamping bentuk pisik yang paling sempurna. Dengan adanya aqal, manusia akan lebih bijaksana dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dalam Al-Quran aqal bukan hanya diletakkan di ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu, nyakni aqal diartikan dengan hikmah atau kebijaksanaan. Pendidikan aqal melalui Bayan, ‘Irfan, dan Burhan, yaitu mengkaji ayat-ayat pendidikan aqal, yaitu adanya tanda-tanda yang nyata seperti dalam surah al-‘Ankabut’ ayat 35 menceritakan keadaan “Kota Sodom” (negeri Nabi Luth) yang Allah hancurkan dan porakporandakan dan tinggallah puing-puing itu semua, karena kesalahan yang dilakukan penduduknya. Dalam surah Asysyu’arak ayat 8 nabi Musa mengajak kaumnya untuk berfikir dan bertadabbur (menimbang sesuatu dengan mempergunakan akal), memberikan peringatan kepada mereka supaya berhati-hati dalam kehidupan. Atau dengan kata lain Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah Tuhan semesta alam, karena itu ikhlaslah beribadah kepada-Nya. Jika kamu punya akal, pikirkanlah apa yang saya sampaikan kepadamu dan pahami apa yang saya beri petunjuk kepadamu. Pendidikan aqal melalui metodologi “Bayan”, manusia juga merupakan makhluk yang diberikan potensi Bayan, dengan kemampuan bahasanya ia dapat menjelaskan, menerangkan, dan mengungkapkan segala fenomena alam dalam segi kehidupan baik yang abstrak maupun yang konkrit. Justru itu bahasa merupakan salah satu alat untuk mentransformasikan ilmu sebagai bagian dari proses pendidikan. Metodologi pendidikan ‘Irfan, dalam surah Al-Baqarah ayat 89 kata “ma‘arafu” (مَاعَرَفُوا) artinya mereka mengetahui hal/masalah yang sesungguhnya (diturunkan Al-quran untuk mengajarkan agama Tauhid sebagai mana diajarkan Taurat), namun mereka menutup-nutupi apa yang ada pada mereka karena kekafiran mereka. Selanjutnya metodologi pendidikan Burhan. Dalam surah Yusuf ayat 24 yang dimaksudkan dengan al-Burhan adalah, ketika zulaikha merayu Yusuf untuk berbuat kemaksiatan kepada Allah, Rayuan zulaikha akan berhasil jika Yusuf tidak menyaksikan Al-Burhan (tanda-tanda) yang sangat buruk karena melakukan kemaksiatan dan takut akan murka Allah. Dan dengan pertolongan Allah SWT Yusuf melawan keinginan itu dengan sekuat tenaga, yusuf lari sehingga selamat dari rayuan perempuan itu. Kita memberikan pendidikan ‘Aqal kepada anak-anak melalui Bayan, ‘Irfan dan Burhan, namun petunjuk (hudan) itu merupakan hak Allah, Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmad Tafsir , Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992
Ahmad Tafsir , Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994
Ali Audah, Konkordensi Al-Qur’an
Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, juz III, Mesir: Dar al-Mishriyah, 1992
Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baqi, Al- mu’jam al-Mufradat li alfazh al-Qur’an al-Karim, Qarimah : Dar Al- Hadits, 1988
Muhammad Said Thanthawi, At-Tafsir al-Wasith li Al-quran Al-Karim, Darul Ma’arif, mishra, 1992.
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an , Bandung : Mizan, 1994.
Said Ismail ‘Ali, Al-fikr At-Tarbawi Al-Islamiy
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/ji.v4i1.3951
Refbacks
- There are currently no refbacks.