Syariat Islam dan Budaya Hukum Masyarakat di Aceh
Abstract
This paper discusses the influence of the implementation of Islamic law on the legal culture of society in Aceh. This question arises because in the last few years after the enactment of the Qanun Hukum Jinayat (QHJ) in 2015 the number of cases of sharia violations in several districts /cities in Aceh shows a fluctuating trend and tends to increase. The implementation of QHJ, with the increasing number of lashes, should be able to reduce the occurrence of violations. Why hasn't QHJ been able to reduce the number of violations? This study uses a political science approach to law with data collection techniques through observation, interviews with open-ended questionare and review of documentation. The results showed that the QHJ was not optimal in creating the legal culture of the Acehnese people. This is because (1) the legal politics of the Aceh Government are not serious in implementing QHJ, (2) there are still many Acehnese people who do not fully understand the contents of the QHJ. It can be concluded that in general the QHJ has not been maximally implemented by the Government of Aceh, especially Aceh Tamiang District and Sabang City due to several constraints including budget, human resource management and policy dissemination. This paper has implications for the change in the orientation of the Aceh Government's political and legal policies to be more comprehensive in implementing Islamic law in the future.
Tulisan ini mendiskusikan pengaruh pelaksanaan syariat Islam terhadap budaya hukum masyarakat di Aceh. Pertanyaan ini muncul karena dalam beberapa tahun terakhir setelah diberlakukannya Qanun Hukum Jinayat (QHJ) tahun 2015 angka kasus-kasus pelanggaran syariat di beberapa Kabupaten/Kota di Aceh menunjukkan tren yang fluktuatif dan cenderung meningkat. Pemberlakuan QHJ, dengan semakin bertambahnya jumlah cambuk, seharusnya mampu menekan terjadinya pelanggaran. Mengapa QHJ belum mampu menekan angka pelanggaran tersebut? Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu politik hukum dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan open-ended questionare dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa QHJ tidak maksimal dalam menciptakan budaya hukum masyarakat Aceh. Hal ini karena (1) politik hukum Pemerintah Aceh tidak serius dalam menjalankan QHJ, (2) masih banyak masyarakat Aceh yang tidak memahami secara menyeluruh isi QHJ tersebut. Dapat disimpulkan bahwa secara umum QHJ belum secara maksimal diimplementasikan oleh Pemerintah Aceh khususnya Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Sabang karena beberapa kendala baik anggaran, manajemen SDM dan sosialisasi kebijakan. Tulisan ini berimplikasi terhadap perubahan orientasi kebijakan politik hukum Pemerintah Aceh untuk lebih komprehensif dalam pelaksanaan syariat Islam ke depan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aceh, P. (2011, September . 8 ). Qanun Prov. NAD Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan Syariat Islam. Diambil kembali dari http://acehprov.go.id/images/stories/file/Qanun/qanun_prov_nad_ no_10_tahun_ 2002
Achmad Gunaryo, (2006). Pergumulan Politik dan Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rifyal Ka’bah. (2004) Penegakan Syari’at Islam di Indonesia, Jakarta: Khairul Bayan.
Alyasa Abu Bakar. (2002). Pelaksanaan Syariat Islam: Sejarah dan Prospek dalam Fairus M. Nur (Ed.), Syariat di Wilayah Syariat: Pernik-Pernik Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh: Dinas Syariat Islam NAD.
___________. (2005), Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia: Antara Peluang dan Tantangan, Jakarta: Globalmedia, 2004; Bunga Rampai Pelaksanaan syariat Islam (Pendukung Qanun Pelaksanaan Syariat Islam), Banda Aceh: Dinas Syariat Islam NAD;
___________. (2006). Syariat Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam: Paradigma, Kebijakan dan Kegiatan, Banda Aceh: Dinas Syariat Islam NAD.
___________. dan Marah Halim. (2006) Hukum Pidana Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh: Dinas Syariat Islam NAD.
Astrid S. Soesanto, (1985). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Jakarta: Binacipta.
Burhan Bungin. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologi Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pres.
A. Hamid Sarong. (2004). Prospek Syari’at Islam di Aceh. In S. Abbas (Ed.), Kontekstualisasi Syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
A. Hamid Sarong & Melayu, H. A. (2012). Mahkamah Syar’iyah Aceh: Lintasan Sejarah dan Eksistensinya. Banda Aceh: Global Education Institute.
Abubakar, A. (2006). Syari’at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam: Paradigma, Kebijakan dan Kegiatan. Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Aceh, D. S. I. (2010). Himpunan Undang-Undang, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah/Qanun, Instruksi Gubernur Berkaitan Palaksanaan Syariat Islam (8th ed.). Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Aceh.
An-Naim, A. A. (1994). Dekonstruksi Syari’ah: Wacana Kebebasan Sipil, Hak Asasi Manusia dan Hubungan Internasional dalam Islam. Yogyakarta: LKiS.
Cresswell, J. W. (2014). Research Design. Qualitative, Quantitative and Mixed methods approaches. Research Design Qualitative Quantitative and Mixed Methods Approaches. http://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Fauzi, M. (2009). Legislasi Pelaksanaan Syari’at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam: Pergumulan Sosio-Politik dan Tinjauan Hukum Tata Negara. IAIN Ar-Raniry.
Fauzi, M. (2012). Problematika Yuridis Legislasi Syariat Islam Di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Al-Ahkam, 22(1), 1–26. Retrieved from http://download.portalgaruda.org/article.php?article=296492&val=7257&title=Problematika Yuridis Legislasi Syariat Islam Di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
Feener, R. M. (2013). Social Engineering Through Shari ’ a : Islamic Law and State-Directed Da ’ Wa in Contemporary Aceh, 3(44).
Fuadi, M. S. (2015). Syari’at Islam dan Politik Pasca UU. No 44 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaran Keistimewaan Provinsi Daerah Aceh. UIN Jakarta.
Hooker, M. (2013). Shoutheast Asia Shari’ahs. Studia Islamika, Indonesian Journal of Islamic Studies, 20(2).
Ibrahim, M. (2004). Langkah-Langkah Penerapan Syari’at Islam di Aceh. In Lahmuddin Nasution (Ed.), Penerapan Syari’at Islam di Indonesia: Antara Peluang dan Tantangan. Jakarta: Globalmedia Cipta Publishing.
Isa, A. G. (2013). Formalisasi Syari’at Islam di Aceh: Pendekatan Adat, Budaya dan Hukum. Banda Aceh: Pena.
Isa, A. G. G. (2012). Paradigma Syariat Islam dalam Kerangka Otonomi Khusus (Studi Kajian di Provinsi Aceh). Media Syari’ah, 14(1), 1–38. Retrieved from https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/medsyar/article/view/1717
Jailani. (2016). Taqnin Hukum Pidana Islam: Studi Legislasi Hukum di Aceh. UIN Ar-Raniry.
Jailani and Amsori. (2017). Legislasi Qanun Jinayat Aceh Dalam Sistem Hukum Nasional. Ar-Raniry, 4(2), 221–256.
Melayu, H. A. (2011). Hukuman Cambuk dan Pengaruhnya Terhadap Kasus Khalwat di Aceh. Jurnal Ar-Raniry, 83(Jan-Jun).
Melayu, H. A. (2013). The Religious Court in Indonesia: A Preliminary Overview of Mahkamah Syar’iyah Aceh. Journal of Islamic Civilization in Southeast Asia, 1(1).
Mertokusumo, M. S., & Pitlo, A. (1993). Bab-bab tentang penemuan hukum. Citra Aditya Bakti. Retrieved from https://books.google.com.my/books?id=SDsxtwAACAAJ
Nashir, H. (2013). Islam Syariat Reproduksi Salafiah Ideologis di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Studi Peradaban Muhammadiyah.
PKPM, P. K. P. dan M. (2014). Presepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh. Banda Aceh.
Praja, J. S. (2011). Teori Hukum dan Aplikasinya. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Prodjodikoro, W. (1989). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung: Eresko.
Salim, A. (2008). Challenging The Seculer State: The Islamization of Law In Modern Indonesia. Honolulu: University of Hawai’i Press.
Hartono, S. (1991). Politik Hukum Menuju Sistem Hukum Nasional. Bandung: Alumni.
Jauhari, (2007) “Peran Wilayatul Hisbah dalam Menegakkan Dakwah struktural di Kota Banda Aceh”, dalam ibid., Syarizal, dkk., Dimensi Pemikiran Hukum dalam Implementasi Syariat Islam di Aceh, Banda Aceh: Dinas Syariat Islam NAD.
Marvati, A. (2004). Qualitative Research in Sociology: An Introduction. Thousand Oaks.Sage Publ Inc.: New York.
Matthew. B Miles, &. H. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Mertokusumo, S. (1993). Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Muslim Zainuddin, (2006) “Dampak Pelaksanaan Syariat Islam terhadap Prilaku Anggota DPRD di NAD (Suatu Penelitian di Banda Aceh)”, dalam Muslim Zainuddin, dkk., Agama dan Perubahan Sosial dalam Era Reformasi di Aceh, Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
N K. Denzin& Lincoln, Y. S. (2000 ). Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks: Sage Publication, Inc.
NAD, D. S. (2004,). Himpunan Undang-Undang, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah/Qanun, Instruksi Gubernur, Edaran Gubernur Berkaitan Pelaksanaan Syariat Islam. Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Prov. NAD.
Nurrohman et. al, (2002) “Politik Formalisasi Syariat Islam dan Fundamentalisme: Kasus Nanggroe Aceh Darussalam” dalam Jurnal Penelitian Istiqra, vol. 01, Nomor 01, Jakarta: Dirjen Binbaga Depag, RI.
Pemerintah Aceh, (2011). Qanun Prov. NAD Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan Syariat Islam, (artikel Online), diakses di: http://acehprov.go.id/images/stories/file/Qanun/qanun_prov_nad_ no_10_tahun_ 2002.pdf, tanggal 8 September 2011.
___________. (2011) Qanun Prov. NAD Nomor 12 Tahun 2003 tentang Minuman Khamar dan Sejenisnya, (artikel Online), diakses di: http://acehprov.go.id/images/stories/file/Qanun/Tahun% 202003/qanun_rov_nad_ no_12_tahun_2003.pdf, tanggal 8 September 2011.
___________. (2011). Qanun Prov. NAD Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan Syariat Islam, (artikel Online), diakses di: http://acehprov.go.id/images/stories/file/Qanun/qanun_prov_nad_no_11_ tahun_2002.pdf, tanggal 8 September 2011.
___________. (2011). Qanun Prov. NAD Nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir (perjudian), (artikel Online), diakses di: http://acehprov.go.id/images/stories/file/Qanun/Tahun%202003/qanun_prov_nad_ no_13_tahun_2003.pdf, tanggal 8 September 2011.
___________. (2011). Qanun Prov. NAD Nomor 14 Tahun 2003 tentang Khalwat (Mesum), (artikel Online), diakses di: http://acehprov.go.id/images/stories/file/Qanun/Tahun%202003/qanun prov_nad_no_14_tahun_ 2003.pdf, tanggal 8 September 2011.
Rusjdi Ali Muhammad. (2003) Revitalisasi Syari’at Islam di Aceh: Problem, Solusi dan Implementasi Menuju Pelaksanaan Hukum Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta: Logos.
Soekanto, S. (1989). Fungsi Hukum dan Perubahan Sosial. Bandung: Citra Aditya Bakti.
___________. (1992). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.
___________. (1994). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada,.
___________. (1992). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali.
___________. (1994). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
___________. (2011). Fungsi Hukum dan Perubahan Sosial, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Soesanto, A. S. (1985). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Binacipta.
Soleman B. Toneko. (1993) Pokok-Pokok Study Hukum dalam Masyarakat, Jakarta: RajaGrafindo.
Sudikno Mertokusumo, (1993) Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti.
___________. (1993). Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sunaryati Hartono, (1991). Politik Hukum Menuju Sistem Hukum Nasional, Bandung: Alumni.
Taufik Adnan Amal dan Samsu Rizal Panggabean, (2004) Politik Syari'at Islam: Dari Indonesia Hingga Nigeria, Jakarta: Alvabet.
Toneko, S. B. (1993). Pokok-Pokok Study Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: RajaGrafindo.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/jms.v23i1.9073
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Hasnul Arifin Melayu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All papers published in Media Syari'ah : Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |