Otoritas Hukum Sunah sebagai Wahyu

Ali Abubakar

Abstract


Di antara sebab perbedaan pendapat ulama dalam masalah hukum adalah penempatan posisi sunah Nabi: setingkat dengan al-Qur'an atau berada di bawahnya. Hal ini diperkuat oleh wacana bahwa sunah adalah bagian dari wahyu melalui teori ḥikmah yang dikemukakan oleh para ulama fikih.  Konsekuensi dari teori ḥikmah ini, ketentuan yang dimuat di dalam sunah memiliki otoritas setingkat dengan al-Qur'an. Kata “ḥikmah” sendiri memang disebutkan beberapa kali di dalam al-Qur'an dan menjadi argumentasi utama para ulama.  Penelusuran terhadap penggunaan kata tersebut dalam al-Qur'an menunjukkan bahwa kata ḥikmah memiliki banyak arti; al-Qur'an menggunakannya tidak hanya seputar Nabi Muhammad, tetapi juga di lingkungan Nabi lain dan manusia biasa. Karena itu, mewacanakan sunah sebagai bagian dari wahyu dengan teori ḥikmah memiliki kelemahan. Selain itu, praktik para Sahabat yang memisahkan berbagai peran Muhammad: Nabi, pemimpin/kepala negara, dan manusia biasa menunjukkan bahwa ḥikmah yang otoritasnya setingkat dengan wahyu hanya dalam masalah tasyrī’ (hukum). Hal ini dikuatkan oleh unsur kemanusiaan Muhammad yang disebut dengan jelas dalam al-Qur'an.


Keywords


Sunah, Hadis, Hikmah, Wahyu, Otoritas.

Full Text:

PDF

References


Al-Amidi. (2003). al-Iḥkām fī Uṣūl al-Aḥkām, jilid I. Dār al-Syāmiʻī,.

Al-Dahlawī, S. W. (2005). Hujjatullāh al-Bālighah. Dār al-Jīl.

Al-Dārimī. (2000). Musnad al-Dārimī, juz I. Dār al-Mughnī li al-Nasyr wa al-Tawzīʻ.

Al-Ghazali, M. (1991). Studi Kritis atas Hadis Nabi saw. Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual. Mizan.

Al-Ghazzāli. (n.d.). Al-Mustaṣfā min ‘Ilm al-Uṣūl, juz 1 (H. bin Z. Hafiẓ (ed.)

Al-Qarafi. (n.d.). Al-Furūq. ‘Ᾱlām al-Kutub.

Al-Ṣabābaṭī. (n.d.). Jāmiʻ al-Aḥādiṡ al-Qudsiyyah. Dār al-Adyān lil-Turāṡ.

Al-Sibāʻī, M. (1966). Al-Sunnah wa Makānatuhā fī al-Tasyrīʻ al-Islāmī. al-Dār al-Qawmiyyah li al-Ṭibāʻah wa al-Nasyr.

Al-Syafi`i, M. bin I. (1961). Al Umm, Juz VII (I). Maktabah al-Kulliyah al-Azhariyyah.

Al-Syaqīrī. (n.d.). Al-Aḥādiṡ al-Qudsiyyah, juz I. Maktabah Dār al-Ṡaqāfah lil-Nasyr wa al-Tawzīʻ.

Alī, U. (n.d.). Al-Aḥādiṡ al-Qudsiyyah: Jamʻan wa Dirāsatan. 1424/1425.

Brown, D. (2000). Menyoal Relevansi Sunnah dalam Islam Modern. Mizan.

Endraswara, S. (2012). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gajah Mada University Press.

Fanani, M. (2010). Fiqh Madani Konstruksi Hukum Islam di Dunia Modern. LKIS.

Hallaq, W. (2000). Sejarah Teori Hukum Islam Pengantar untuk Usul Fiqh Mazhab Sunni. RajaGrafindo Persada.

Hasan, A. (1994). Pintu Ijtihad sebelum Tertutup. Pustaka.

Ḥaẓm, I. (n.d.). Al-Iḥkām fī Uṣūl al-Aḥkām. Dār al-Afāq al-Jadīd.

Ibnu ʻAsyūr. (n.d.). Maqāṣid al-Syarīʻah al-Islāmiyyah. Dār al-Salām.

Ibnu Qutaybah. (1995). Ta’wīl Mukhtalif al-Ḥadīs. Beirut: Dār al-Fikr.

Rahman, F. (1985). Islam dan Modernitas tentang Transformasi Intelektual,. Pustaka.

Rahman, F. (2010). Islam (VI). Pustaka.

Rasyīd Riḍā. (1947). Tafsīr al-Qur’ān al-Ḥakīm. Dār al-Manār.

Syafi`i, M. I. (2009). Al Risalah. Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

Syaltūt, M. (1966). Al-Islām ‘Aqīdah wa Syarīʻah. Dār al-Qalam.

Tarmizi M. Jakfar. (2011). Otoritas Sunnah non-Tasyri’iyah Menurut Yusuf al-Qaradhawi. Ar-Ruzz Media.

Zakariya ʻUmairāt. (2003). Al-Aḥādiṡ al-Qudsiyyah al-Ṣaḥīḥah. Dār al-Kutub al-ʻIlmiyyah.




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/ujhk.v5i1.15377

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

El-Usrah: Jurnal Hukum Keluarga

P-ISSN: 2620-8075
E-ISSN: 2620-8035

Published by Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

El-Usrah: Jurnal Hukum Keluarga has been indexed by:

 

Flag Counter

Creative Commons License

El-Usrah: Jurnal Hukum Keluarga is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.