PERBEDAAN CYBERSEX PADA REMAJA DITINJAU DARI USIA DAN JENIS KELAMIN DI PEKANBARU
DOI:
https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v3i2.5620Keywords:
Remaja, Cybersex, Usia, Jenis KelaminAbstract
Remaja adalah masa transisi atau peralihan dalam perkembangan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Salah satu peralihan yang terjadi adalah perkembangan seksual. Perkembangan seksual remaja yang sedang bergejolak dan rasa ingin tahu yang tinggi mengenai seksualitas menjadikan sebagian remaja memilih cybersex untuk memenuhi hasrat seksualitasnya. Cybersex merupakan perilaku yang dilakukan untuk kesenangan seksual melalui media yang memiliki koneksi internet yang tersimpan didalam gadget atau komputer, dan remaja dengan mudah melihat konten seksualitas yang diinginkan. Hal ini menjadikan remaja masuk kedalam perilaku seks bebas, penyakit menular seksual, dan kehamilan diluar nikah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan cybersex pada remaja ditinjau dari usia dan jenis kelamin. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 400 remaja yang berusia 12-21 tahun dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala Cyber Pornography Use Inventory (CPUI) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,930. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan cybersex pada remaja ditinjau dari usia dan jenis kelamin, dimana cybersex pada usia remaja akhir lebih tinggi dibandingkan dengan usia remaja awal dan usia remaja madya, serta cybersex pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.References
Aprilia, Karina., Maryanti, Sulis dan Safitri. 2009. Sikap Mahasiswa Universitas Indonusa Esa Unggul terhadap Cybersex. Jurnal Psikologi. Vol. 7. No. 2. Desember.
Andini, Ida, A. P. S (2009). Sikap terhadap Perilaku Seks Maya berdasarkan Jenis Kelamin pada Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Vol. 2, No. 2, Juni.
Baron & Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Jilid 2. Jakrta: Erlangga.
Brizendine, Louann. 2006. Female Brain. Mengungkap Misteri Otak Perempuan. Jakarta: Phoenix Publishing Project.
Brizendine, Louann. 2010. Male Brain. Mengungkap Misteri Otak Laki-Laki. Jakarta: Phoenix Publishing Project.
Carnes, Patrick., Delmonico, David. L., dan Griffin, Elizabeth. 2001. In the Shadow of the Net: Breaking Free of Compulsive Online Sexual Behavior. Center City, Minnesota: Hazelden.
Cooper, J. C. Delmonico, D., dan Burg. 2000. Cybersex User, Abusers, and Compulsive: New Findings and Implications. Journal Sexual Addiction & Compulsivity, 7(1), 5- 29
Cooper, A. 2002. Sex and the Internet. U.S.A.: Brunner-Routledge.
Cooper, AL., Delmonico, D.L., Griffin-Shelley, dan E., Mathy, R.M. 2004. Online Sexual Activity: An Examination of Potentially Problematic Behaviors. Sexual Addiction and Compulsivity, 11, 129-143.
Dagun, Save M. 1992. Maskulin dan Feminim: Perbedaan Pria dalam Fisiologi, Psikologi, Seksual, Karier, dan Masa Depan. Jakarta: Rineka Cipta
Fenomena cybersex di http://riaupos .co/1951-spesial-fenomena-dek adensi-moral-dan-akhlak.html diakses pada hari jum’at, 06 Januari pukul 15.00 WIB.
Grubbs, Joshua. B., Volk, Fred., dan Sessoms, John. 2010. The Cyber-Pornography Use Inventory: The Development of a New Assesment Instrument. Sexual Addiction & Compulsivity. The Journal of Treatment & Prevention. Virginia: Routledge. 17. 106-126.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Laws, D.R. & O’Donohue, W.T. 2008. Sexual Deviance: Theory, assessment, and Treatment. New York: Guilford Press
Mardiati, Ratna. 2013. Modul Pelatihan Layanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi Ramah Remaja Untuk Dokter Praktik Swasta Di Daerah Yogyakarta. Yogyakarta: Kemitraan UNFPA dan Angsamerah Institution.
Mukhlis dan Harmaini. 2010. Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di Kota Pekanbaru. Jurnal Psikologi. Vol. 6, No. 2.
Pribadi, S. Adjie dan Putri, D. Eka (2009). Perbedaan Sikap terhadap Seks Dunia Maya Pada Mahasiswa ditinjau dari Jenis Kelamin. Jurnal Universitas Gunadarma, Vol. 3. Oktober.
Prihartini, Nuryoto, Aviatin. 2002. Hubunggan antara Komunikasi Efektif tentang Seksualitas dalam Keluarga dengan Sikap Remaja Awal terhadap Pergaulan Bebas antar Lawan Jenis. Jurnal Psikologi, No. 2, 124-139.
Rahmawati, D.V., Hadjam, N.R., dan Afiatin, Tiina. 2002. Hubungan antara Kecenderungan Perilaku Mengakses Situs Porno dan Religiusitas pada Remaja. Jurnal Psikologi. No. 1.
Rianto. 2015. Seksualitas Cyber: Sex Sebagai Kesenangan dan Komoditas. Jurnal Program Studi Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Vol. 45, No. 2.
Rimington, Dolores. D. 2008. Examining the Perceived Benefits for Engageig in Cybersex Behaviour among College Student. Logan, Utah: Utah State University; Merrill-Cazier Library.
Sari, N. Novika dan Purba, R. Meilona. 2012. Gambaran Perilaku Cybersex pada Remaja Pelaku Cybersex di Kota Medan. Jurnal Psikologia-Online, Vol. 7. No. 2, hal. 62-73.
Santrock, J. W. 2001. Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi ke- 6. Jakarta: Erlangga
Santrock, J.W. 2012. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup Edisi 13 Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Taufik dan Anganthi, N.R.N. 2005. Seksual Remaja: Perbedaan Seksualitas antara Remaja yang tidak Melakukan Hubungan Seksual. Jurnal Penelitian Humaiora. Vol. 6, No. 2.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in this Journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Acces)