Dualism of Competences in The Settlement of Child Abusement Cases in Aceh: Case Number 231/Pid.Sus/2018/ PN Bna and 005/JN/2017/Ms-Lgs [Dualisme Kewenangan Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Pencabulan Anak di Aceh: 231/Pid.Sus/2018/ PN Bna dan 005/JN/2017/Ms-Lgs]
Abstract
Abstract: There is a dualism of competencies in the settlement of cases of sexual abuse of children in Aceh. The practice of dualism of competencies occurs in the settlement of cases of criminal acts of sexual abuse against children in Aceh where case Number 231/Pid.Sus/2018/PN Bna was resolved in the Banda Aceh District Court and case Number 005/JN/2017/Ms-Lgs was resolved in the Mahkamah Syar'iyah Langsa. The research questions are why there is the dualism of authority in resolving cases of child molestation in Aceh and what is the juridical basis for the Banda Aceh District Court and the Langsa Mahkamah Syar'iyah Court in adjudicating cases of child abuse. This research uses normative juridical research. Dualism occurs because the Qanun Jinayat and the Child Protection Law (UUPA) regulate the sexual abuse of children. The juridical basis of the District Court in the settlement of cases of criminal acts of sexual abuse against children in case Number 231/Pid.Sus/2018/PN Bna uses Law Number 35 of 2014 concerning Child Protection (UUPA), and the juridical basis of the Syar'iyah Court in the settlement cases of criminal acts of sexual abuse against children in case Number 005/JN/2017/Ms-Lgs using Article 47 of Aceh Qanun Number 6 of 2014 concerning Jinayat Law. The judicial process against Aceh Qanun Number 6 of 2014 concerning Jinayat Law was carried out at the Syar'iyah Court. The norm that has the authority to adjudicate is the Syar'iyah Court by implementing the Qanun Jinayat.
Abstrak: Terdapat dualisme kewenangan dalam penyelesaian perkara tindak pidana pencabulan terhadap anak di Aceh. Praktiknya dualisme kewenangan terjadi dalam penyelesaian perkara tindak pidana pencabulan terhadap anak di Aceh dimana pada perkara Nomor 231/Pid.Sus/2018/PN Bna diselesaikan di Pengadilan Negeri Banda Aceh dan perkara Nomor 005/JN/2017/Ms-Lgs di selesaikan di Mahkamah Syar’iyah Langsa. Rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah mengapa terjadi dualisme kewenangan dalam penyelesaian perkara tindak pidana pencabulan terhadap anak di Aceh dan apa dasar yuridis Pengadilan negeri Banda Aceh dan Mahkamah Syar’iyah Langsa dalam mengadili perkara pencabulan terhadap anak. Penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatif. Dualisme terjadi dikarenakan Qanun Jinayat dan Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) mengatur pencabulan terhadap anak. Adapun landasan yuridis Pengadilan Negeri dalam penyelesaian perkara tindak pidana pencabulan terhadap anak pada perkara Nomor 231/Pid.Sus/2018/PN Bna menggunakan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak (UUPA), dan landasan yuridis Mahkamah Syar’iyah dalam penyelesaian perkara tindak pidana pencabulan terhadap anak pada perkara Nomor 005/JN/2017/Ms-Lgs menggunakan Pasal 47 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. Proses peradilan terhadap Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat dilaksanakan di Mahkamah Syar’iyah. Secara norma yang berwenang mengadili ialah Mahkamah Syar’iyah dengan menerapkan Qanun Jinayat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Antonius PS Wibowo dkk. Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Kajian Hukum dalam Perspektif Nasional dan Internasional. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2020.
Azwir, Sitti Mawar dan. “Implementasi Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat dalam Kasus Pidana Anak-Anak.” Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana dan Politik Hukum 7, no. 2 (2018).
Beniharmoni Harefa. Kapita Selekta Perlindungan Hukum bagi Anak. Jakarta: Budi Utama, 2019.
Bijl, Charnelle Van der. “Parental Criminal Responsibility for the Misconduct of Their Children: A Consideration.” Potchefstroom Electronic Law Journal 21 (2018): 1–21.
Djamil, M. Nasir. Anak Bukan Untuk Dihukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Forde, Louise. “Realising the Right of the Child to Participate in the Criminal Process.” Youth Justice 18, no. 3 (2018).
Gómez Barrera, Alejandra Marlene. “Marco internacional del derecho penal para menores de edad.” Anuario Mexicano de Derecho Internacional 1, no. 20 (2020): 395–415.
Halim, Fadhilah. “Sertifikasi Hakim Anak di Lingkungan Mahkmah Syar’iyah, Perlukah.” https://badilag.mahkamahagung.go.id, 2019.
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Bab XV tentang Kebelumdewasaan dan Perwalian (n.d.).
Laurensius Arliman S. Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana. Yogyakarta: Budi Utama, 2015.
Malekian, Farhad. International Criminal Law of Children. Nova Science Publishers, 2020.
Mathew, Lina Acca. “Right to Sexual Autonomy of Children—Implications of the UNCRC upon the Indian Law on the Age of Consent.” International Journal for Crime, Justice and Social Democracy 8, no. 2 (2019): 121–34.
Mathews, Ben. “A taxonomy of duties to report child sexual abuse: Legal developments offer new ways to facilitate disclosure.” Child Abuse & Neglect 88 (2019): 337–47.
Mardani. Hukum Acara Perdata Peradilan Agama. Jakarta: Sina Grafika, 2009.
Mubarok, Zakki, Sulchan, Achmad. “The Roles Of Investigator In Implementing Diversion On Children Criminal Action.” International Journal of Law Reconstruction 2, no. 1 (2018): 41–53.
Nugroho, Feddy Hantyo, Rodliyah, Amiruddin. “Law Enforcement against Children’s Criminal Action Based On Law Number 11 of 2012 Concerning Children Criminal Justice Systems.” International Journal of Scientific Research and Management 8, no. 6 (2020): 226–35.
Nurbani, Erlis Setiana. Penerapan Teori Hukum pada Peneletian Tesis dan Disertasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
O’Brien, Wendy, Fitz-Gibbon, Kate. “Can Human Rights Standards Counter Australia’s Punitive Youth Justice Practices?” The International Journal of Children’s Rights 26, no. 2 (2018): 197–227.
Ritonga, Zulkarnain Lubis dan Bakti. Dasar-Dasar Hukum Acara Jinayah. Jakarta: Kencana, 2016.
Romeo, Graziella. “The Conceptualization of Constitutional Supremacy: Global Discourse and Legal Tradition.” German Law Journal 21, no. 6 (2020): 904–23. https://doi.org/10.1017/glj.2020.50.
Setyowati, Indah, Musofiana, Ida. “Juridical Studies Against Diversion In Criminal Justice System.” Jurnal Pembaharuan Hukum 6, no. 2 (2020).
Sulistiyono, Adi, dkk. Sistem Peradilan di Indonesia dalam Teori dan Praktik. Depok: Prenadamedia Group, 2018.
Peraturan Perundang-undangan
Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, tentang Perlindungan Anak
Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perlindungan Anak
Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/legitimasi.v10i1.10520
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Rispalman Rispalman, Syahrizal Abbas, Desi Ariani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Published by Islamic Criminal Law Department, Faculty of Sharia and Law, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.