Mempertimbangkan Waktu Kemunculan Hadis dalam Penggunaannya sebagai Bayan Al-Quran untuk Istimbath Hukum
Abstract
This article aims to examine the hadiths used by the majority of scholars from the perspective of the emergence of hadiths to be used as bayan of the Koran in the inheritance of kalalah by conducting a literature review of ushul fiqh works, interpretations and explanations of hadiths. This is based on the decisions of several religious courts in Indonesia which stipulate that the existence of daughters hinders siblings from obtaining inheritance. This ruling is different from fiqh which in no way makes having a daughter hinder siblings from obtaining an inheritance based on the hadith used in interpreting the Koran. The results of this study show that consideration of the time of appearance (wurud) of hadith has become the practice of Sunni scholars in legal istinbath, but is not applied to the function of bayan of the Koran. While the Prophet made legal decisions based on the verses of the Koran that had been revealed to him. On the other hand, it can be seen that the inheritance system built by the Qur'an is carried out gradually in four stages with the revelation of verses within a span of six years, each of which stipulates certain aspects of inheritance law. The use of these hadiths is seen as inappropriate because the hadiths have lost the spirit of renewal that the Qur'an has made. The context of the verses that were revealed later was different from the verses that were revealed earlier. The hadith is only appropriate to use as bayan verses 11 and 12 of sura al-Nisa' which explain their respective parts, not to explain the meaning of kalalah.
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menelaah hadis yang digunakan oleh jumhur ulama dari sisi pertimbangan waktu munculnya hadis untuk digunakan sebagai bayan Alquran dalam kewarisan kalalah dengan melakukan telaah literatur dari karya-karya ushul fiqh, tafsir dan syarah hadis. Hal ini didasari adanya putusan beberapa pengadilan agama di Indonesia yang menetapkan keberadaan anak perempuan menghalangi saudara dalam memperoleh warisan. Putusan ini berbeda dengan fikih yang sama sekali tidak menjadikan adanya anak perempuan menghambat saudara dalam memperoleh warisan berdasarkan hadis yang digunakan dalam menafsirkan Alquran. Hasil telaahan tersebut memperlihatkan bahwa pertimbangan waktu kemunculan (wurud) hadis telah menjadi praktik ulama Sunni dalam istinbath hukum, tetapi tidak diterapkan untuk fungsi bayan Alquran. Sementara Nabi membuat keputusan-keputusan hukum didasarkan atas ayat Alquran yang telah diturunkan kepada beliau. Di sisi lain, terlihat bahwa sistem kewarisan yang dibangun Alquran dilakukan secara gradual dalam empat tahap dengan turunnya ayat dalam rentang waktu enam tahun yang masing-masingnya menetapkan aspek-aspek tertentu hukum kewarisan. Penggunaan hadis-hadis tersebut oleh jumhur ulama dipandang tidak tepat karena hadis-hadis telah kehilangan semangat pembaruan yang telah dibuat Alquran. Konteks ayat yang turun kemudian telah berbeda dengan ayat yang turun terlebih dahulu. Hadis tersebut hanya tepat digunakan sebagai bayan ayat 11 dan 12 surat al-Nisa’ yang menjelaskan bagian masing-masing, tidak untuk menjelaskan makna kalalah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’ats. Sunan Abī Dāwd. Riyadh: Bait al-Afkar al-Dauliyah, n.d.
Abubakar, Al Yasa. Rekonstruksi Fikih Kewarisan, Reposisi Hak-Hak Perempuan. Banda Aceh: LKAS, 2012.
Al-’Aini, Badar al-Din. Umdat Al-Qāri Syarh Sahīh Al-Bukhāri. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, n.d.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Fath Al-Bārī Syarh Ṣahīh Al-Bukhārī. Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1379.
Al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad ibn al-Husain ibn Ali. Sunan Al-Kubrā. Haedar Abad: Majlis Dairat al-Ma’arif, 1344.
Al-Bar, Ibn ’Abd. Al-Tamhid Li Fi Al-Muwata’ Min Al-Ma’ani Wa Al-Asanid. Beirut: Muassasah al-Qurthubah, n.d.
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail. Ṣaḥīh Al-Bukhāri. Beirut: Dar Ibnu Kathir li al-Tiba’ah wa al-Tauzi’, 2002.
Al-Damini, Musfir ’Azm Allah. Maqāyīs Naqdi Mutūn Al-Sunnah. Riyadh, 1984.
Al-Darimi, Abu Muhammad ibn Abd al-Rahman. Sunan Al-Dārimī. Beirut: Dar Basyair al-Islamiyah, 2013.
Al-Hanbali, Syams al-Din Muhammad ibn Abdillah al-Zarkasyi al-Miṣri. Syarh Al-Zarkāsyi ‘ala Mukhtaṣar Al-Kharqi. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2002.
Al-Harasi, Al-Kiya. Ahkam Al-Qur’an. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1405.
Al-Mubarakfuri, Muhammad bin Abd al-Rahman bin Abd al-Rahiim. Tuhfat Al-Ahwadhī Bi Syarh Jāmi’ Al-Tirmidhī. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, n.d.
Al-Mutalib, Ri’fat Fauzi Abd. Tawthīq Al-Sunnah Fi Al-Qarni Al-Thāni Al-Hijrī Ususuhu Wa Itijāhātuh. Misr: Maktabah al-Khaniji, 1981.
Al-Nasa’i, Abu Abdurrahman Ahmad ibn Syu’aib. Sunan Al-Nasa’i. Riyadh: Dar al-Ma’arif li al-Nasyr wa al-Tauzi’, n.d.
Al-Ṣan’ānī, Muhammad Ibn Ismail. Subūl Al-Salām. al-Qahirah: Maktabah Musthafa al-Babi al-Halabi, 1960.
Al-Suyuti, Abd al-Rahman ibn Abi Bakr Jalal al-Din. Syarh Sunan Ibn Mājah. Karatisy: Qadimi Kutub Khanah, n.d.
Al-Tirmidhi, Muhammad ibn ’Isa ibn Saurah. Sunan Al-Tirmidhi. Riyadh: Maktabah al-Ma’arif li al-Nasyr wa al-Tauzi’, n.d.
Anas, Malik ibn. Muwaṭṭa’ Al-Imām Mālik. Misr: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, n.d.
As-Shabuni, Muhammad Ali. Hukum Waris Dalam Syari’at Islam. Bandung: CV Diponegoro, 1998.
Elfia, Akbaru Wustho Arham; “Pemikiran Muhammad Syahrur Tentang Kewarisan Kalalah Dan Relevansinya Terhadap Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia.” Journal Al-Ahkam Vol. XXI, no. Nomor 1, Juni (2020).
Hazairin. Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Qur’an Dan Hadith. Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1982.
Ibn Hanbal, Ahmad. Musnad Al-Imam Ahmad Ibn Hanbal. al-Qahirah: Muassasah al-Qurthubah, n.d.
Ibn Majah, Muhammad ibn Yazid al-Qazwini. Sunan Ibn Majah. Riyadh: Dar al-Ma’arif li al-Nasyr wa al-Tauzi’, n.d.
Ibnu Rusyd. Bidayat Al-Mujtahid Wa Nihayat Al-Muqtashid. Dar al-Ma’rifah, 1982.
Sa’adah, Sri Lum’atus. “PEMAKNAAN AL WALAD DALAM SURAH AL-NISÂ’ AYAT 176 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HAK WARIS SAUDARA PEREMPUAN.” Al Ahwal Vol. 10, no. No. 1 Apil (2018).
Shan’ani, Muhammad bin Ismail bin Shalah Al-Amir Al-Kahlani Ash. Al-Tanwir Syarh Al-Jami’ Al-Shaghir. Riyadh: Maktabah Dar al-Salam, 2011.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehdupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1997.
Suganda, Ahmad. “Konsep Kalālah Dalam Fiqih Waris The Concept of Kalālah in Inheritance Jurisprudence.” At-Tatbiq: Jurnal Ahwal Al-Syakhsiyyah (JAS) Volume 04, no. Edisi 1 (2020).
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh 1. Jakarta: Kencana, 2011.
Toriqirrama, Faby. “Eksistensi Anak Perempuan Dalam Hukum Kewarisan Syi’ah, Al-HUKAMA The Indonesian Journal of Family Law.” Al-HUKAMA The Indonesian Journal of Family Law Volume 09, no. Nomor 1, Juni (2019).
Willya, Evra. “Konsep Kalalah Dalam Alquran Dan Penafsirannya Menurut Sunni Dan Syiah Imamiyah.” Ahkam Vol. XIV, no. No. 1, Januari (2014).
Ᾱsyūr, Muhammad Ṭahir ibn. Al-Tahrīr Wa Al-Tanwīr. Dar al-Sahnūn li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1997.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/substantia.v25i1.17696
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Maizuddin Maizuddin, Abd. Wahid, Tarmizi M. Jakfar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
SUBSTANTIA: JURNAL ILMU-ILMU USHULUDDIN
DITERBIKAN OLEH:
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) AR-RANIRY BANDA ACEH, ACEH INDONESIA
ALAMAT REDAKSI:
Gedung Fakultas Ushuluddin Lantai II, Fakultas Ushuluddin, UIN Ar-Raniry, Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7551295. eMail: substantia.adm@gmail.com
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.