Tasawuf dan Modernisasi: Urgensi Tasawuf Akhlaki pada Masyarakat Modern
Abstract
Sufism is a part of Islamic religious teachings. Ethical Sufism is one of the Sufi teachings that can help shape individuals with noble character. Amidst the hedonistic and materialistic lifestyle that has contributed to the moral decline of modern society, the moral aspect of Sufism seeks to balance these opposing forces. By implementing Sufism in contemporary culture, values of goodness and nobility can be instilled, offering a solution to one of the major problems plaguing modern society: the fragmentation of the human soul, something that can undermine one's moral worth. In dealing with this glittering materialism and even neglecting God in one's life, modern life as it is today sometimes reveals undesirable tendencies. The ethical aspect of Sufism, particularly the moral teachings that should be applied in one's daily life to achieve optimal satisfaction, emphasizes the importance of Sufism for contemporary human beings. Learning the teachings of ethical Sufism is a path to developing one's character in a way that honors God, fellow humans, and one's own best interests. Good introspection in facing difficulties, purifying the soul from negative qualities (takhalli), and adorning oneself with praiseworthy qualities are just a few of the positive concepts of ethical Sufism that may form noble traits (tahalli). The teachings of Sufism can serve as a guide for one's actions, a source of normativity, inspiration, and moral compass.
Abstrak: Tasawuf adalah bagian dari ajaran agama Islam. Tasawuf akhlaqi merupakan salah satu ajaran sufi yang dapat membantu membentuk manusia yang berakhlak mulia. Berada di tengah gaya hidup hedonistik dan materialistis yang turut menyebabkan kemerosotan moral masyarakat modern, sufisme moralitas berupaya menyeimbangkan antara dua kekuatan yang berlawanan tersebut. Dengan implementasi tasawuf dalam kebudayaan masa kini, nilai-nilai kebaikan dan keluhuran dapat terbentuk, menawarkan solusi atas salah satu persoalan besar yang melanda masyarakat kontemporer: fragmentasi ruh manusia. sesuatu yang dapat menjatuhkan harga dirinya secara moral. Dalam menyikapi materi gemerlap ini dan bahkan mengesampingkan Tuhan dalam hidupnya, kehidupan modern seperti sekarang ini terkadang menampakkan kecenderungan yang tidak terpuji. Tasawuf akhlak, khususnya ajaran-ajaran akhlak yang harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari seseorang untuk memperoleh kepuasan yang optimal, menekankan pentingnya tasawuf bagi manusia kontemporer. Mempelajari ajaran tasawuf akhlaqi adalah jalan untuk mengembangkan karakter seseorang dengan cara yang memuliakan Tuhan, sesama manusia, dan kepentingan terbaiknya sendiri. Introspeksi diri yang baik dalam menghadapi kesulitan, membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk (takhalli), dan menghiasi diri dengan sifat-sifat yang terpuji hanyalah beberapa dari konsep positif tasawuf akhlaqi yang mungkin membentuk sifat yang mulia (tahalli). Ajaran tasawuf dapat menjadi pedoman bagi tindakan seseorang, sumber normativitas, inspirasi, dan kompas moral.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdul Hakim Habibullah, Devy Habibi Muhammad, dan Ari Susandi, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Yang Terdapat Dalam Kisah Umar Bin Abdul Aziz,” AL-MUADDIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan 4, no. 1 (5 Februari 2022): 29–44, https://doi.org/10.46773/muaddib.v4i1.245.
Firdaus, Annisa dkk., “Penerapan Moderasi Beragama Di Masyarakat Desa Baru Kecamatan Batang Kuis,” Ulumuddin; Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 11, no. 2 (2021): 18, https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/agama_islam.
Haidar Putra Daulay, Zaini Dahlan, dan Chairul Azmi Lubis, “Takhalli, Tahalli Dan Tajalli,” PANDAWA : Jurnal Pendidikan dan Dakwah 3, no. 3 (2021): 348–65, https://doi.org/10.36088/pandawa.v3i3.1334.
Inayatillah, Inayatillah Kamaruddin Kamaruddin, dan M. Anzaikhan M. Anzaikhan, “The History of Moderate Islam in Indonesia and Its Influence on the Content of National Education,” Journal of Al-Tamaddun 17, no. 2 (21 Desember 2022): 213–26, https://doi.org/10.22452/JAT.vol17no2.17.
Iskandarsyah Siregar, Salsabila dan Adeline Sabrina, “Representation of Religious Values in Gurindam Twelve and Their Relevances with Modern Era,” International Journal of Cultural and Religious Studies 1, no. 1 (4 Desember 2021): 50–57, https://doi.org/10.32996/ijcrs.2021.1.1.7.
Ismail Fahmi Arrauf Nasution, Miswari Miswari, dan Sabaruddin Sabaruddin, “Preserving Identity through Modernity: Dayah al-Aziziyah and Its Negotiations with Modernity in Aceh,” Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies 3, no. 2 (30 Juli 2019): 211–32, https://doi.org/10.21009/hayula.003.2.06.
Kurniawan Dwi Saputra, “Memasyarakatkan Kesalehan: Dimensi Tasawuf dalam Etika Sosial Profetik Kuntowijoyo,” ABHATS: Jurnal Islam Ulil Albab 1, no. 2 (2020): 317–25.
Lubis, Dwi Muthia Ridha Lubis, “Konsep Pemikiran Tasawuf Akhlaqi,” Islam & Contemporary Issues 1, no. 2 (12 September 2021): 28–35, https://doi.org/10.57251/ici.v1i2.88.
M. Afif Anshori, Zaenuddin Hudi Prasojo, dan Lailial Muhtifah, “Contribution of Sufism to the Development of Moderate Islam in Nusantara,” International Journal of Islamic Thought 19, no. 1 (1 Juni 2021): 40–48, https://doi.org/10.24035/ijit.19.2021.194.
Mahli Zainudin Tago, “Agama Dan Integrasi Sosial Dalam Pemikiran Clifford Geertz,” KALAM 7, no. 1 (2 Maret 2017): 79, https://doi.org/10.24042/klm.v7i1.377.
Margaretha Evi dan Abu Prabowo, “Membangun Karakter Nasionalisme Pada Generasi Milenial Di Era Globalisasi,” Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Sosial Budaya 1, no. 2 (2022): 449–53, https://doi.org/10.47233/jppisb.v1i2.564.
Muhammad Anzaikhan, “Pemahaman Pluralistas Ulama Dayah dan Dampaknya Terhadap Pemikiran Islam di Aceh,” Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama 1, no. 2 (30 September 2021): 2021, https://doi.org/10.22373/arj.v1i2.11214.
Nashrullah, “Implementasi Nilai-Nilai Tasawuf Dalam Pembinaan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Al-Fattah Pule Tanjunganom Nganjuk.”
Nashrullah, Ahmad Muzammil Alfan “Implementasi Nilai-Nilai Tasawuf Dalam Pembinaan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Al-Fattah Pule Tanjunganom Nganjuk,” SPIRITUALITA: Journal of Ethics and Spirituality 6, no. 2 (2022): 109–31, https://doi.org/10.30762/spiritualita.v6i2.804.
Nurkhalis Nurkhalis, “Bangunan Pembentukan Teori Konstruksi Sosial Peter L Berger: Teori Pembedah Realitas Ganda Kehidupan Manusia,” Jurnal Community 4, no. 1 (11 September 2018), https://doi.org/10.35308/jcpds.v4i1.191.
Pratama, Finsa Adhi, “Analisis Pemikiran Harun Nasution: Kekuasaan, Kehendak Mutlak Tuhan dan Kebebasan Manusia,” Aqlania; Jurnal Filsafat dan Teologi Islam 13, no. 1 (2022): 1–16, https://doi.org/10.32678/aqlania.v13i1.5719.
Reza Pahlevi Dalimunthe dan Muhammad Valiyyul Haqq, “Keselarasan Antara Tasawuf dan Kehidupan Nabi Muhammad,” Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik 6, no. 2 (2021): 9, https://doi.org/10.15575/saq.v5i2.9899.
Rusli Rusli, “Gagasan Khaled Abu Fadl Tentang Islam Moderat Versus Islam Puritan (Perspektif Sosiologi Pengetahuan),” Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin 8, no. 1 (4 Januari 2009): 99, https://doi.org/10.18592/jiiu.v8i1.1371.
Siti Mariyatul Kiptiyah, “Kisah Qabil Dan Habil Dalam Al-Qur’an: Telaah Hermeneutis,” Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an dan al-Hadits 13, no. 1 (26 Juni 2019): 27–54, https://doi.org/10.24042/al-dzikra.v13i1.2970.
Soleh Hasan Wahid, “Dinamika Fatwa Dari Klasik ke Kontemporer (Tinjauan Karakteristik Fatwa Ekonomi Syariah Dewan Syariah Nasional Indonesia (DSN-MUI),” YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam 10, no. 2 (22 Oktober 2019): 193, https://doi.org/10.21043/yudisia.v10i2.5831.
Yulin Setianingsih, “Nilai Nasionalisme Dan Moral Dalam Novel Diponegoro Dan Perang Jawa Karya Ms Ardian Gajah Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia,” Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya 3, no. 1 (2019): 50–50, https://doi.org/10.25273/linguista.v3i1.4654.
Yulisman Bin Nazim Agus dan Mohamad Zaidin Bin Mat, “Pemikiran Wasathiyah Ulama Tasawwuf Aceh,” Jurnal Islam Futura 17, no. 2 (2018): 13, http://dx.doi.org/10.22373/jiif.v17i2.2478.
Yusnia I’anatur Rofiqoh, “Konstruksi Realitas Sosial, Sintesa Strukturalisme Dan Interaksional Komunikasi Dakwah Islam Di Era Post Truth,” Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 1, no. 2 (2020): 71–80.
Zuhri, Amat “Tasawuf Ekologi (Tasawuf Sebagai Solusi dalam Menanggulangi Krisis Lingkungan),” RELIGIA 12, no. 2 (3 Oktober 2017): 1–20, https://doi.org/10.28918/religia.v12i2.188.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/substantia.v25i1.16851
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Muhammad Nur, Muhammad Iqbal Irham
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
SUBSTANTIA: JURNAL ILMU-ILMU USHULUDDIN
DITERBIKAN OLEH:
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) AR-RANIRY BANDA ACEH, ACEH INDONESIA
ALAMAT REDAKSI:
Gedung Fakultas Ushuluddin Lantai II, Fakultas Ushuluddin, UIN Ar-Raniry, Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7551295. eMail: substantia.adm@gmail.com
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.