Telaah Penafsiran Quraish Shihab dan Wahbah Al-Zuhaily dalam Kasus Jilbab
Abstract
This research is a comparative research of two different views of Muslim scholars (ulema) on hijab. This article aims to discover the interpretations of the two, the differences in their interpretation methodologies, as well as the fundamental reasons underlying their different opinions. This research is library research employing a qualitative approach. The documentation method was used as a data collection technique, in which the information relevant to the research questions was gathered from books and manuscripts. The results showed that one Muslim scholar, M. Quraish Shihab, perceives hijab as a part of clothing that suits only certain regional cultures; thus, it should not be subject to other cultural standards. He defines “what may be visible” as parts of the body above the neck, under the arms, and below the knees. Wearing tight clothes showing body curves and made of transparent materials is not advised. In contrast, Wahbah Al-Zuhayli argues that the hijab is mandatory for every Muslim woman to distinguish between slaves and free women. He perceives that all parts of a woman’s body are “aurah” (forbidden to be exposed), including the face, which is the center of a woman’s beauty. Thus, the face should also not be exposed. Only the scarf and outer garment are allowed to be shown. Despite having different opinions about the hijab, the two scholars agree that the hijab can minimize the risks of sexual harassment against women.
Abstrak
Artikel ini merupakan studi komparatif terhadap dua pandangan ulama yang berbeda atas persoalan penggunaan jilbab oleh muslimah. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menemukan perbedaan dalam metodologi penafsiran dan interpretasi kedua sarjana tersebut, serta untuk mengungkap penyebab yang mendasari perbedaan pendapat mereka. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dan merupakan penelitian kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, dimana data dikumpulkan dari buku-buku dan manuskrip yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M. Quraish Shihab memersepsikan hijab sebagai pakaian yang sesuai dengan budaya daerah tertentu, dan tidak boleh tunduk pada standar budaya lain. Ia mengartikan “apa yang tampak” sebagai bagian tubuh di atas leher, di bawah lengan, dan di bawah lutut. Pakaian tidak boleh ketat untuk memperlihatkan lekuk tubuh, dan tidak boleh dibuat dari bahan tembus pandang. Menurut Wahbah Al-Zuhayli, hijab merupakan kewajiban bagi setiap muslimah, karena membedakan antara budak dan wanita merdeka. Ia menilai setiap bagian dari seorang wanita adalah aurah, termasuk wajah, yang merupakan pusat kecantikan. Yang tampak bukan wajahnya, melainkan selendang dan baju luar. Meski kedua ulama ini memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang hijab, mereka sepakat bahwa hijab adalah penutup yang digunakan oleh umat Islam yang dapat meminimalkan pelecehan terhadap perempuan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al-Qurtubi, Syaikh Imam, Tafsīr Al-Qurṭûbī, terj. Fathurrahman Abdul Hamid, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, Jilid 14.
Al-Zuhaily, Wahbah, Tafsīr al-Munīr fī al-‘ Aqidah wa al- Syari’ah wa al- Manhaj Damsyik: Suriah, t.t, Jil. 21.
Al-Zuhaily, Wahbah, Tafsīr al-Munīr fī al-‘ Aqidah wa al- Syari’ah wa al- Manhaj (Damsyik: Suriah, t.t), Jil. 17.
Baidan, Nasiruddin, Tafsir bi Al-Ra’yi: Upaya Penggalian Konsep Wanita Dalam Al-Quran (Mencermati Konsep Kesejajaran Wanita Dalam Al-Quran), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), Cet. I.
Departemen Agama, Al-Quran Dan Terjemahnya: Al Jumanatul Ali (Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur), J-Art, Bandung, 2004.
Qardhawi, Yusuf, Halal Haram Dalam Islam, terj. Wahid Ahmadi, dkk, Surakarta: Era Adicitra Intermedia, 2011.
Sabiq, Sayid, Fiqih Sunnah, terj. Abdurrahim dan Masrukhin, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006, Jilid 3.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, PT. Mizan Pustaka: Bandung, 2007, Vol. 10.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, PT. Mizan Pustaka: Bandung, 2007, Vol. 8.
Umar, Nasaruddin, Menstrual Taboo Dalam Kajian Kultural Dan Islam: Dalam Islam Dan Kontruksi Seksualitas, Yogyakarta: Psw IAIN Yogyakarta The Ford Fondation Dan Pustaka Pelajar, 2002.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/substantia.v22i2.7929
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Muhammad Iqbal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
SUBSTANTIA: JURNAL ILMU-ILMU USHULUDDIN
DITERBIKAN OLEH:
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) AR-RANIRY BANDA ACEH, ACEH INDONESIA
ALAMAT REDAKSI:
Gedung Fakultas Ushuluddin Lantai II, Fakultas Ushuluddin, UIN Ar-Raniry, Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7551295. eMail: substantia.adm@gmail.com
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.