Penafsiran Surat al-Dhuha menurut al-Baidhawi dan Bintu al-Syathi’

Aditya Faruq Alfurqan, Maizuddin Maizuddin

Abstract


The Alquran is a guide for every human being, to understand the meaning contained herein it takes a science that is the interpreter of science. There are different interpretations because of the methods, features, and shapes used by a mufassir, and because the other is the period in which a mufasir lives or other names are classical and contemporary periods, a period is a factor in the difference of interpretations, because of the many contemporary problems or the absence of ancient evidence. The method that researchers use is a descriptive-analytical method of collecting existing data sources and then being properly analyzed, whereas the data source that researchers refer to are the interpretive books themselves, here researchers use interpreter Anwaru al-Tanzil wa Asraru al-Ta’wil as the classic interpretive reference, to the interpretation of contemporary researchers refer to Tafsir al-Bayani li al-Qur`an al-Karim treatise for Bintu al-Syathi. One example that became a difference in interpretation was lafadz taqhar surah al-Dhuha serves 9, Baidhawi interprets by the reach that you possess his possessions is because of his weaknesses, whereas Bintu al-Syathi interprets not arbitrary not to give property to them, but there is a treatment that offends them like harsh words, a cynical stare which the deed is committed without any deliberate measure.

 

Al-Qur`an merupakan pedoman bagi setiap manusia. Untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka dibutuhkan sebuah ilmu yaitu ilmu tafsir. Adanya perbedaan penafsiran disebabkan karena metode, corak dan bentuk yang dipakai oleh seorang mufasir. Sebab lainnya adalah masa di mana seorang mufasir hidup, atau sebutan lainnya adalah periode klasik dan periode kontemporer. Masa menjadi salah satu faktor terjadi perbedaan penafsiran, karena banyaknya permasalahan di zaman kontemporer ini atau hal-hal lain yang tidak didapati di zaman terdahulu. Seperti yang terlihat dalam tulisan ini, yaitu perbedaan penafsiran pada surat al-Dhuha. Metode yang peneliti gunakan adalah analitis deskriptif yaitu mengumpulkan sumber-sumber data yang ada, lalu dianalisa secara tepat. Sumber data yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab tafsir, khususnya Tafsir Anwaru al-Tanzil wa Asraru al-Ta’wil sebagai rujukan tafsir klasik. Untuk tafsir kontemporer merujuk kepada Tafsir al-Bayani li al-Qur`an al-Karim karya Bintu al-Syathi’. Salah satu contoh yang menjadi perbedaan penafsiran pada surat al-Dhuha (93): 9 adalah pada lafal taqhar. Al-Baidhawi menafsirkan dengan “janganlah kamu menguasai hartanya dikarenakan kelemahannya”, sedangkan Bintu al-Syathi’ menafsirkan bukan kesewenang-wenang tidak memberikan harta terhadap mereka, tetapi ada perlakuan yang menyakiti hati seperti perkataan yang kasar, tatapan sinis yang mana perbuatan tersebut dilakukan tanpa unsur kesengajaan. 


Keywords


Penafsiran, Surat al-Dhuha, al-Baidhawi, Bintu al-Syathi’

Full Text:

PDF

References


Al-Baidhawi, Nashiruddin Abi Said Abdullah bin Umar bin Muhammad al-Syairazi. Anwaru Al-Tanzil Wa Asraru Al-Ta’wil, Juz 4. Mesir: Dar al-Kutub al-Arabiyah al-Kubra, n.d.

Al-Maliki, Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Mishri al-Khalwati. Hasyiah Al-Shawi, Jilid 4. Surabaya: Dar al-Ilm, n.d.

Al-Naisaburiy, Abu Hasan Ali bin Ahmad al-Wahidiy. Asbab Al-Nuzul. al-Mamlakah al-Arabiah al-Su’udiyah: Dar al-Ishlah, 1996.

Al-Syathi’, Aisyah Abdurrahman bintu. Tafsir Al-Bayani Li Al-Qur`an Al-Karim, Jilid 1. Mesir: Dar al-Ma’arif, 1990.

Ikhwan, Munirul. “Tafsir Alquran Dan Perkembangan Zaman: Merekonstruksi Konteks Dan Menemukan Makna.” Jurnal Nun 2, no. 1 (2016): 21.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur`an. Bandung: Mizan, 1998.

Sofyan, Muhammad. Tafsir Wal Mufassirun. Medan: Perdana Publishing, 2015.

Wahyuddin. “Corak Dan Metode Interpretasi Aisyah Abdurrahman Bint Al-Syathi.” Al-Ulum 11, no. 2 (2011): 82.

Yayan Rahtikawati, Dadan Rusmana. Metodologi Tafsir Al-Qur`an; Strukturalisme, Semantik Dan Hermeunetik. Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Zulaiha, Eni. “Tafsir Kontemporer: Metodologi, Paradigma Dan Standar Validitasnya.” Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosiologi Budaya 2, no. 1 (2017): 83.




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/tafse.v5i2.9078

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Aditya Faruq Alfurqan, Maizuddin

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

INDEX BY:






Journal Secretariat
:
Al-Qur'an and Tafsir Department, 1st Floor, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Indonesia. Jln. Syeikh Abdul Rauf, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Indonesia. Post Code: 
23111.
Email:
 tafse@ar-raniry.ac.id

TAFSE: Journal of Qur’anic Studies, e-ISSN: 2775-5339, p-ISSN: 2620-4185